Kebiasaan Internasional Prinsip-prinsip Hukum Umum Keputusan Pengadilan

2 Perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat bangsa- bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat-akibat hukum tertentu Mochtar Kusumaatmadja, Buku I, 1982:109. Perjanjian internasional biasanya dibedakan antara treaty contract dan law making treaties. Perjanjian internasional yang disebut treaty contract merupakan perjanjian internasional yang tidak langsung membentuk hukum dan hanya mengikat para pihak yang menjadi peserta perjanjian internasional tersebut. Sedangkan penjanjian internasional yang disebut law making treaties merupakan penjanjian internasional yang langsung membentuk hukum, yaitu berlaku sebagai kaidah bagi masyarakat internasional. Perjanjian internasional semacam ini dinamakan juga sebagai traktat normatif. Suatu perjanjian internasional langsung membentuk hukum dikarenakan oleh: 1 penjanjian Internasional tersebut memuat peraturan mengenal hukum internasional secara universal danatau 2 penjanjian internasional tersebut menetapkan peraturan yang benar- benar bersifat umum. Pembedaan antara perjanjian internasional yang bersifat treaty contract dan law making treaties oleh Mochtar Kusumaatmadja Buku I, 1982:114-115 dinyatakan kurang tepat. Pembahasan dalam hal perjanjian internasional dapat dilengkapi dengan tahap- tahap pembuatan penjanjian internasional, penenimaankeikutsertaan negara-negara dalam suatu penjanjian internasional, dan kapan suatu perjanjian internasional itu berakhir.

b. Kebiasaan Internasional

Suatu kebiasaan internasional dapat diterima sebagai hukum internasional apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut. 1 Unsur material, bahwa kebiasaan internasional itu merupakan pola tindak yang berlansung lama, bersifat umum, dan bertalian dengan hubungan internasional. 2 Unsur psikologis, bahwa kebiasaan internasional tersebut dirasakan memenuhi kewajiban hukum opinio juris sive neceseitatis. Dengan demikian tidak semua kebiasaan internasional diterima sebagai hukum internasional. Suatu kebiasaan internasional yang tidak memenuhi unsur psikologis dinamakan sopan-santun Internasional.

c. Prinsip-prinsip Hukum Umum

Prinsip-prinsip hukum umum diterima sebagai salah satu sumber hukum internasional dengan alasan untuk mengisi kekosongan dan untuk menghindari penggerogotan hukum internasional sebagai akibat tidak mampu memberi keputusan karena tidak cukup adanya hukum. Dalam praktik internasional belum terdapat kepastian apa yang dimaksudkan dengan prinsip-prinsip hukum umum. Ketidak pastian semacam itu menguntungkan karena tidak memberi pembatasan tentang prinsip hukum yang diterapkan. Namun demikian Mochtar Kusumaatmadja Buku I, 1982:138 memberikan pengertian, bahwa asas-asas hukum umum adalah asas-asas hukum yang mendasari sistem hukum moderen. Sistem hukum moderen tersebut adalah sistem hukum positif yang didasarkan atas asas-asas dan lembaga- lembaga hukum negara Barat yang untuk sebagian besar didasarkan atas asas-asas dan lembaga hukum Romawi.

d. Keputusan Pengadilan

Keputusan pengadilan yang dimaksudkan adalah dalam arti luas, yaitu meliputi peradilan internasional, peradilan nasional, dan lembaga arbitrase Pasal 38 ayat 1.d. Statuta Mahkamah Internasional. Keputusan pengadilan tersebut tidak mempunyai kekuatan mengikat kecuali bagi para pihak dan mengenai hal yang khusus itu Pasal 59 Statuta Mahkamah Internasional. Dengan demikian keputusan pengadilan oleh masyarakat internasional tidak diakui sebagai preseden yang mengikat atau tidak menimbulkan kaidah hukum. Keputusan pengadilan berfungsi untuk membuktikan MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 434 bahwaada kaidah hukum internasional primer perjanjian internasional,hukum kebiasaan, dan prinsip hukum umum yang dipakai sebagai pedoman hukum mengenai suatu persoalan.

e. Karya-karya Hukum sebagai Ajaran Sarana Hukum