Mengoreksi Perundang-undangan yang Tidak Akomodatif

untuk menegakkan hukum. Kegiatan yang membuat semua orang taat dan patuh kepada aturan hukum, aturan perundang-undangan. Penegakan hukum ini melibatkan para aparat penegak hukum, yaitu polisi, jaksa, dan hakim. Polisi bertugas untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan. Jaksa tugasnya menyusun dakwaan atau tuntutan hukum bagi pelaku kejahatan. Adapun hakim bertugas untuk memberikan putusan, apakah seseorang benar-benar secara sah dan meyakinkan telah melakukan pelanggaran hukum atau kejahatan.

c. Mengoreksi Perundang-undangan yang Tidak Akomodatif

Undang-undang memang seharusnya akomodatif. Akomodatif artinya menampung kepentingan seluruh rakyat tanpa kecuali. Rakyat dari golongan mayoritas besar maupun golongan minoritas kecil semua harus diakomodasi kepentingannya. Namun demikian dalam kenyataan tidak semudah itu. Sebab di dalam kenyataan suatu golongan kelompok dalam masyarakat selalu ingin diutamakan. Golongan kelompok mayoritas dan kelompok yang kuat pengaruhkekuasaannya, biasanya mendominasi keputusan ketika undang-undang disusun. Kepentingan merekalah yang harus dimenangkan, sehingga kepentingan kelompok minoritas dan lemah sering dikesampingkan. Dengan demikian, undang-undang hanya menampung kepentingan kelompok mayoritas. Terjadilan dominasi mayoritas atas minoritas. Dalam negara demokrasi persaingan kepentingan dianggap wajar dan sah-sah saja. Setiap golongan kelompok masyarakat berhak memperjuangkan kepentingannya. Tetapi sistem demokrasi tidak membenarkan kelompok besar menekan atau meniadakan kepentingan kelompok kecil. Salah satu prinsip dalam demokrasi menekankan bahwa berbagai kepentingan kelompok dalam masyarakat harus diperhatikan, khususnya kelompok minoritas. Oleh sebab itu, jika ada undang-undang yang tidak menghargai kepentingan kelompok minoritas harus dikoreksi. Dikoreksi artinya diubah atau diganti. 352 MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB IV SISTEM PERADILAN INDONESIA

A. Kompetensi dan Indikator 1. Kompetensi

Memahami sistem peradilan di Indonesia.

2. Indikator

a. Membedakan berbagai peran lembaga peradilan di Indonesia. b. Menjelaskan proses peradilan pidana dan perdata. c. Menjelaskan proses peradilan militer.

B. Uraian Materi

Pernahkah Anda mengunjungi atau melihat gedung Pengadilan Negeri? Jika pernah, tahukah Anda di mana alamat Pengadilan Negeri di KabupatenKotamu? Menurut Anda, untuk apa diadakan gedung pengadilan itu? Samakah pengertian peradilan dengan pengadilan? Peradilan menunjuk kepada proses mengadili, sedangkan pengadilan merupakan salah satu lembaga dalam proses tersebut. Sistem peradilan adalah suatu sistem penyelesaian perkara melalui proses peradilan pada lembaga-lembaga hukum yang berwenang di lingkungan kekuasaan kehakiman. Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan, misalnya di lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi yang berpuncak di Mahkamah Agung. Setiap jenis lembaga peradilan menyelenggarakan proses hukum menurut sistem peradilan yang berlaku di lingkungan masing-masing.

1. Badan-Badan Peradilan

Menurut Undang-undang RI No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, ada 4 lingkungan peradilan, yaitu: Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara. a. Peradilan Umum. Badan Peradilan Umum memeriksa dan memutus semua perkara perdata dan pidana atau permohonan yang tidak menjadi kompetensi badan peradilan khusus, seperti peradilan agama, peradilan militer, peradilan tata usaha negara, dan peradilan tindak pidana korupsi.

b. Peradilan Agama. Badan Peradilan sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman

khusus Special court, pada saat ini diatur oleh Undang-Undang No.7 Tahun 1989. Badan Peradilan Agama diadakan untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara perdata di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam.

c. Badan Peradilan Militer. Badan Peradilan Militer diatur oleh Undang-Undang No. 31

Tahun 1997. Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer berwenang: a. Mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang pada waktu melakukan tindak pidana. 1 Prajurit. 2 Yang bedasarkan Undang-Undang dipersamakan dengan prajurit. 3 Anggota suatu golongan atau jawatan atau badan atau yang dipersamakan atau dianggap sebagai prajurit berdasarkan Undang-Undang. MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 353