Komisi Pemberantasan Korupsi KPK 1. Latar Belakang Pembentukan KPK

Beberapa perubahan ketentuan tersebut antara lain: 1 Pasal 2 ayat 2 substansi tetap, penjelasan pasal diubah sehingga rumusannya sebagaimana tercantum dalam penjelasan pasal demi pasal angka 1 undang-undang ini. Berarti bahwa hukuman mati dapat dijatuhkan apabila tindak pidana korupsi yang diatur pada pasal 2 ayat 1 dilakukan terhadap dana-dana yang diperuntukkan bagi: • penanggulangan keadaan bahaya, • bencana alam nasional, • penanggulangan akibat kerusuhan sosial yang meluas, • penanggulangan krisis ekonomi dan moneter, dan • penanggulangan tindak pidana korupsi. 2 Ketentuan pasal 5 sampai dengan pasal 12, rumusannya diubah dengan tidak mengacu pasal-pasal dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP, tetapi langsung menyebutkan unsur-unsur yang terdapat dalam masing-masing pasal KUHP yang diacu. Dengan demikian, misalnya pasal 5, menjadi lebih jelas dan tegas, bahwa dipidana dengan pidana penjara paling singkat satu tahun dan paling lama lima tahun danatau pidana dengan denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 dan paling banyak Rp 250.000.000,00 setiap orang yang: • memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya, atau • memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya. Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksudkan di atas dipidana dengan pidana yang sama.

c. Komisi Pemberantasan Korupsi KPK 1. Latar Belakang Pembentukan KPK

Kualitas TIPIKOR atau tindak pidana korupsi semakin sistematis yang merasuki seluruh aspek kehidupan masyarakat yang membawa bencana terhadap kehidupan perekonomian nasional, kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga TIPIKOR merupakan KEJAHATAN YANG LUAR BIASA. Pasal 43 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menentukan: dalam jangka waktu paling lambat 2 dua tahun sejak Undang-Undang Pemberantasan Tipikor mulai berlaku tanggal 16 Agustus 1999, dibentuk Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Untuk itu, pada tanggal 27 Desember 2002 Presiden Megawati Soekarnopoetri telah menandatangani dan mengesahkan, mengundangkan, serta mulai memberlakukan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Gambar 2.9 Di gedung inilah KPK bekerja untuk mengantisipasi dan mengadili pelaku tindak pidana korupsi di Indonesia 370 MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Itjen Dep Inspektorat LPND Bawasda Kepolisian Kejaksaan BPK BPKP MITRA KOORDINASI BPK BPKP Itjen Dep Bawasda Departemen, LPND, Kementerian pelayanan publik Kepolisian Kejaksaan LEMBAGA YANG DISUPERVISI BPK BPKP Itjen Dep Bawasda Departemen, LPND, Kementerian pelayanan publik Kepolisian Kejaksaan LEMBAGA YANG DISUPERVISI Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi melalui Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137 dan Penjelasannya dimuat di dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250. Pada tanggal 26 Desember 2003 Presiden Megawati Soekarnopoetri juga telah menandatangani Keputusan Presiden Nomor 266M Tahun 2003 yang mengangkat Pimpinan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Masa Jabatan Tahun 2003– 2007. Pada tanggal 29 Desember 2003 Presiden Megawati Soekarnopoetri melantik Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi di Istana Presiden, dengan susunan: Taufiequrachman Ruki sebagai Ketua, dan Amien Sunaryadi, Syahruddin Rasul, Erry Riyana Hardjapamekas, Tumpak Hatorangan Penggabean sebagai Wakil Ketua. KPK adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. KPK dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia.

2. Tugas dan Kewajiban KPK