Adapun berikut ini contoh hak asasi warga negara Indonesia dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
1. Hak asasi di bidang politik, misalnya hak untuk memilih dan dipilih, mendirikan dan menjadi anggota suatu organisasi sosial politik, mengemukakan pendapat baik secara
lisan maupun tulisan. 2. Hak asasi di bidang ekonomi, misalnya hak untuk memperoleh pekerjaan, hak untuk
memperoleh penghidupan yang layak, hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk melaksanakan usaha.
3. Hak asasi di bidang pendidikan, misalnya hak untuk memperoleh pendidikan, mengembangkan karir di bidang pendidikan, mendirikan lembaga pendidikan swasta
dan hak untuk turut serta berpartisipasi di bidang pendidikan. 4. Hak asasi di bidang sosial budaya, misalnya hak untuk mendapatkan pelayanan
sosial, kesehatan, pendidikan, penerangan, hak untuk mengembangkan bahasa, adat dan budaya daerah masing-masing dan hak untuk mendirikan lembaga sosial budaya.
Hak-hak asasi tersebut di atas diatur dan dijamin di dalam Undang Undang Dasar 1945 dan peraturan perundangan lainnya. Di dalam peraturan perundang-undangan
tersebut juga dijamin kebebasan warga negara untuk dapat mengemukakan pandangan, pemikiran dan gagasannya. Namun yang dimaksud adalah kebebasan yang sesuai
dengan kepribadian bangsa yang selalu adanya keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam segala bidang kehidupan.
Peran serta warga negara dalam memantapkan pelaksanaan demokrasi Pancasila antara lain dengan mengembangkan budaya politik yang menjunjung tinggi hal-hal
berikut: 1. Semangat kebersamaan
2. Kekeluargaan 3. Keterbukaan yang bertanggung jawab
2. Perilaku Politik yang Sesuai dengan Aturan
Apakah kalian pernah mendatangi tempat pemungutan suara TPS ketika sedang dilangsungkan pemilihan umum di tempatmu? Jika Tahukah kalian apa sebenarnya
proses yang sedang berlangsung dengan adanya pemilihan umum tersebut? Pelaksanaan pemungutan suara merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam
menentukan arah politik bangsa. Sebab dengan melaksanakan hak pilih, warga negara telah memilih wakil-wakilnya yang duduk dalam lembaga perwakilan rakyat seperti DPR,
DPD dan DPRD dan lembaga-lembaga itulah yang sangat menentukan kearah mana politik bangsa ini akan di bawa. Bagaimana jika masyarakat tidak ikut serta dalam
pemungutan suara? Jika hal ini terjadi pada dasarnya masyarakat belum sepenuhnya ikut berpartisipasi dalam menentukan arah politik negara.
Dalam pemerintahan demokrasi, rakyat mempunyai hak dalam berbagai bidang kehidupan. Namun dalam menyalurkan hak itu ada aturan-aturan yang harus ditaati yang
merupakan kewajiban kita. Jadi dalam pelaksanaan demokrasi Pancasila bukan saja hak yang harus diutamakan, tetapi kewajiban itu yang harus lebih didahulukan. Kita sering
mendengar bahwa dalam negara demokrasi itu rakyat mempunyai kebebasan, namun dalam demokrasi Pancasila kebebasan yang dianut adalah kebebasan yang bertanggung
jawab, artinya kita memang mempunyai hak kebebasan tetapi kebebasan itu harus disertai dengan memperhatikan kebebasan orang lain.
Kebebasan mengeluarkan pendapat bukan sekedar bebas mengeluarkan pendapat atau berbuat, tetapi harus disertai tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, pasal 28
UUD 1945 mengatur hak kemerdekaan atau kebebasan mengeluarkan pendapat yang bunyinya: “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”.
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
398
Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan partisipasi politik, seperti pemilihan umum, penyampaian pendapat baik secara langsung maupun
tidak langsung serta partisipasi melalui masyarakat dilingkungan keluarga dan kemasyarakatan. Kegiatan partisipasi politik tersebut harus sesuai dengan aturan yang
berlaku, diantaranya sebagai berikut. 1. Undang-undang No. 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan menyampaikan pendapat di
muka umum. 2. Undang-undang No. 31 tahun 2002 tentang Partai politik.
3. Undang-undang No. 12 tahun 2003 tentang Pemilu Badan Perwakilan Rakyat. 4. Undang-undang No. 22 tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR,
DPD, dan DPRD. 5. Undang-undang No. 23 tahun 2003 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
6. Peraturan Pemerintah Nomor. 6 tahun 2005 tentang Pemilihan Kepala Daerah.
Setiap warga negara dapat berpartisipasi dalam kegiatan politik yang demokratis antara lain menggunakan hak pilihnya dalam:
1. Pemilihan umum baik pemilihan anggota legislatif maupun pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
2. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung. Sikap dan perbuatan yang demokratis dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut. 1. Menghindari sikap angkuh, mau menang sendiri, egois, mementingkan diri dan
kelompok, kekuatan, keras kepala, ekstrim dan meremehkan orang lain. 2. Membina dan membiasakan sikap perilaku demokratis, keke-luargaan, musyawarah,
saling mengalah, toleransi dan tenggang rasa. Sikap dan perbuatan tersebut hendaknya dapat dipraktikkan dalam lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat dan Negara. Misalnya dalam menangani masalah politik, sosial, budaya ekonomi dan keamanan. Contoh musyawarah di lingkungan sekolah
adalah sebagai berikut. 1.
Pemilihan ketua kelas 2.
Pemilihan anggota Musyawarah Perwakilan Kelas MPK 3.
Pemilihan ketua OSIS 4.
Rapat OSIS untuk membuat program. 5.
Pengambilan keputusan yang sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi Pancasila menekankan pada empat prinsip penting sebagai berikut:
1.
Keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu prinsip dalam melaksanakan musyawarah ketika setiap orang mengetahui apa yang menjadi hak pribadi, hak
orang lain dan kewajiban terhadap orang lain.
2.
Persamaan yaitu prinsip yang menekankan bahwa setiap orang memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
3.
Kebebasan yang bertanggung jawab, artinya bahwa setiap orang bebas untuk mengemukakan pendapat.
4.
Mengutamakan persatuan dan kesatuan, artinya setiap pelaksanaan musyawarah harus mengutamakan kepentingan umum.Berdasarkan hal tersebut di atas, contoh
pelaksanaan pengambilan keputusan berbentuk demokrasi Pancasila adalah pelaksanaan pemilihan umum yang dilaksanakan di Indonesia pada tanggal 7 Juni 1999.
Pemilu merupakan salah satu upaya bangsa Indonesia dalam mewujudkan tegaknya
MODUL PLPG 2014 | PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
399
kedaulatan rakyat. Disamping itu, pemilu tahun 1999 diharapkan menjadi momentum penting yang akan memberikan jalan penyelesaian bagi penanggulangan “krisis nasional”
yang melkalian kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemilu tahun 2004 dilaksanakan 3 tiga kali karena disamping pemilihan lembaga legislatif juga pertamakalinya presiden
dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat, sehingga tugas MPR tidak lagi memilih presiden dan wakil presiden tetapi hanya melantikmengangkat saja.
Ketentuan tatacara yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan berdasarkan Demokrasi Pancasila, sebagai contoh adalah pengambilan keputusan dalam
sidang MPR, yang dapat diperhatikan pada pasal 14 dan 15 UU No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD bahwa:
a.
putusan ditetapkan dengan persetujuan sekurang-kurangnya 23 dari jumlah anggota MPR yang hadir;
b.
putusan untuk mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar ditetapkan dengan persetujuan lima puluh persen ditambah 1 dari seluruh anggota MPR;
c.
putusan yang diambil dalam melaksanakan tugas dan wewenang MPR ditetapkan dengan suara terbanyak; dan
d.
sebelum mengambil putusan dengan suara yang terbanyak, terlebih dahulu diupayakan pengambilan putusan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat.
B. Rangkuman