tinggi dibandingkan 45 tahun. Penderita yang berusia ≥45 tahun berisiko 98 mengalami kematian akibat DM Mc Ewen
et al
, 2007.
2.1.11.1.2 Jenis Kelamin
Jenis kelamin yang ditentukan secara biologis, yang secara fisik melekat pada masing-masing individu yaitu laki-laki dan perempuan Rostyaningsih,
2013. Jenis kelamin berkaitan dengan peran kehidupan dan perilaku yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Dalam hal menjaga
kesehatan, biasanya kaum perempuan lebih memperhatikan kesehatanya dibandingkan dengan laki- laki. Perbedaan pola perilaku sakit juga dipengaruhi
oleh jenis kelamin, perempuan lebih sering mengobatkan dirinya dibandingkan dengan laki-laki Notoatmodjo, 2010. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Mc Ewen
et al
2007 menyatakan bahwa penderita DM laki- laki memiliki risiko 1,57 kali mengalami kematian dibandingkan perempuan. Perempuan lebih
peduli dengan penyakit yang diderita dan cenderung patuh dalam melakukan perawatan kesehatan sehingga lebih bertahan hidup.
2.1.11.1.3 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dan pendidikan dapat mendewasakan seseorang dalam berperilaku baik,
sehingga dapat memilih keputusan yang lebih tepat. Penderita DM pendidikan yang tinggi dapat mencegah keparahan pada dirinya sehingga terjadinya kematian
mendadak. Pendidikan seseorang mempengaruhi banyaknya wawasan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Semakin tinggi pengetahuan maka akan
semakin luas wawasan yang dimilkinya Azwar, 1983.
Orang yang memiliki pendidikan tinggi tidak mempunyai hubungan kematian diabetes dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah. Hal ini
disebabkan karena orang yang berpendidikan tinggi lebih mengetahui hal- hal yang dapat menyebabkan kematian pada penderita DM sehingga dapat mencegah
lebih dini. Penderita DM yang memiliki pendidikan rendah berisiko 3,4 kali mengalami kematian dibandingkan penderita DM berpendidikan tinggi Emille
et al
, 2011.
2.1.11.1.4 Pekerjaan