25,0 Kgm
2
pada kelompok kasus sebesar 33,3, lebih kecil dari kelompok kontrol sebesar 74,1.
Hasil uji hubungan tersebut memenuhi syarat untuk uji dengan menggunakan
chi square
karena tidak terdapat sel dengan nilai
observed
nol 0 dan sel dengan nilai
expected
E kurang dari 5, maksimal 20 dari jumlah sel. Dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh
p value
0,001 dimana itu lebih kecil dari 0,05 0,0060,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada
hubungan indeks massa tubuh dengan kematian pasien diabetes mellitus. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 5,714 OR1 dengan interval 1,764-
18,504 tidak mencakup angka 1 artinya pasien DM IMT lebih memiliki risiko 10 kali mengalami kejadian kematian dibandingkan pasien DM IMT normal.
4.2.2.9 Kadar Gula Darah Sewaktu
Adapun untuk mengetahui hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan kejadian kematian pasien DM di RSUD Tugurejo dapat dilihat pada tabel
berikut: Tabel 4.29 Hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan kematian pasien
diabetes mellitus
Kadar Gula
Darah Sewaktu
Status Pasien DM Jumlah
p- value
OR 95 CI
Meninggal Hidup
N N
N 0,005
6,400 1,856- 22,068
Buruk GDS≥180
mgdl 22
81,5 11
40,7 33
61,1
Baik GDS 80-
144 mgdl 5
18,5 16
59,3 21
38,9
Jumlah
27 100
27 100
54 100
Berdasarkan pada tabel 4.29, hasil analisis hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan kematian pasien DM, dikategorikan Gula darah sewaktu
buruk GDS≥180mgdl, sedang GDS 145-179 mgdl dan baik GDS 80-144
mgdl. Data diambil rata- rata kadar gula darah sewaktu pasien DM selama pengobatan di RSUD Tugurejo yang tercatat di rekam medis. Gula darah sewaktu
pasien DM yang berisiko terjadinya kematian adalah gula darah sewaktu buruk GDS≥180mgdl. Proporsi IMT gula darah sewaktu buruk GDS≥180mgdl pada
kelompok kasus sebesar 81,5, lebih besar dari kelompok kontrol sebesar 40,7. Proporsi gula darah sewaktu normal GDS 80-144 mgdl pada kelompok
kasus sebesar 18,5, lebih kecil dari kelompok kontrol sebesar 59,3. Hasil uji hubungan tersebut memenuhi syarat untuk uji dengan
menggunakan
chi square
karena tidak terdapat sel dengan nilai
observed
nol 0 dan sel dengan nilai
expected
E kurang dari 5, maksimal 20 dari jumlah sel. Dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh
p value
0,002 dimana itu lebih kecil dari 0,05 0,005 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil analisis
diperoleh pula nilai OR= 6,400 OR1 dengan interval 1,856- 22,068 tidak mencakup angka 1 artinya pasien DM GDS buruk memiliki risiko 8,364 kali
mengalami kejadian kematian dibandingkan pasien DM GDS baik.
4.2.2.10 Penyakit Jantung Koroner
Adapun untuk mengetahui hubungan antara penyakit dengan kematian pasien DM di RSUD Tugurejo dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.30 Hubungan antara penyakit jantung koroner dengan kematian pasien diabetes mellitus
Penyakit jantung
koroner Status Pasien DM
Jumlah
p- value
OR 95 CI
Meninggal Hidup
N N
N
Ada 17
63,0 4
14,8 21
38,9 0,001
9,775 2,616- 36,524
Tidak ada 10
37,0 23
85,2 33
61,1
Jumlah 27
100 27
100 54
100
Berdasarkan pada tabel 4.30, hasil analisis hubungan antara penyakit jantung koroner dengan kematian pasien DM, dikategorikan pasien DM dahulu
memiliki riwayat penyakit jantung koroner, sampai saat ini menderita jantung koroner dan tidak memiliki riwayat penyakit jantung koroner. Pasien DM yang
berisiko terjadinya kematian adalah pada kelompok kasus yang memiliki riwayat PJK dan atau sampai saat ini masih menderita jantung koroner. Proporsi pada
kelompok kasus yaitu pasien yang memiliki riwayat PJK sejak dahulu sebesar 3,7 10 orang dan sampai saat ini menderita PJK sebesar 25,9 7 orang,
sedangkan pada kelompok kontrol pasien yang memiliki riwayat PJK sejak dahulu sebesar 11,1 3 orang dan sampai saat ini menderita PJK sebesar 3,7.
Proporsi tidak ada riwayat penyakit jantung koroner pada kelompok kasus sebesar 37,0 10 orang lebih kecil pada kelompok kontrol sebesar 85,2.
Hasil uji hubungan tersebut memenuhi syarat untuk uji dengan menggunakan
chi square
karena tidak terdapat sel dengan nilai
observed
nol 0 dan sel dengan nilai
expected
E kurang dari 5, maksimal 20 dari jumlah sel. Dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh
p value
0,001 dimana itu lebih kecil dari 0,05 0,0010,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil analisis
diperoleh pula nilai OR= 9,775 OR1 dengan interval 2,616- 36,524 tidak mencakup angka 1 artinya pasien DM memiliki riwayat penyakit jantung
koroner, sampai saat ini menderita jantung koroner memiliki risiko 9,775 kali mengalami kejadian kematian dibandingkan pasien DM yang tidak memiliki
riwayat penyakit jantung koroner.
4.2.2.11 Stroke