Ketersediaan Biaya Pengobatan Faktor Lingkungan .1 Pendapatan

pengobatan yang menimbulkan tidak terkontrolnya gula darah berdampak terjadinya kematian pada penderita DM.

2.1.11.3.2 Ketersediaan Biaya Pengobatan

Ketersediaan biaya pengobatan adalah adanya biaya yang digunakan untuk membayar pengobatan. Ketersediaan biaya pengobatan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pengobatan diabetes, terutama pada masyarakat dengan status ekonomi yang rendah. Mereka akan menganggap bahwa sakit yang diderita tidak serius sebagai alasan mahalnya biaya pengobatan. Meskipun demikian, tidak tersedianya biaya pengobatan tidak dialami oleh masyarakat ekonomi rendah saja, namun masyarakat ekonomi sedang atau tinggi juga dapat mengalami hal tersebut. Hal ini dikarenakan karena kebutuhan hidup makan, pendidikan, kesehatan masing-masing orang berbeda. Meskipun dengan penghasilan yang minim, namun jika kebutuhan hidup dapat terpenuhi, maka seseorang tersebut dapat dikatakan memiliki biaya untuk berobat. Sumber biaya pengobatan dari tabungan sendiri bantuan dari uang anggota dari keluarga dan atau biaya sebagian besar sekitar 50 dari asuransi kesehatan yang dimiliki Effendi, 1993. Adanya ketersediaan biaya pengobatan mengurangi kekhawatiran ataupun kecemasan penderita DM. Mekanisme hubungan antara adanya biaya pengobatan dengan kejadian kematian pasien DM bermula dari timbulnya kecemasan pasien yang menimbulkan reaksi fisiologis seperti meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung semakin cepat yang dapat mempengaruhi kadar gula darah. Ketidamampuan pasien dan keluarga dalam pembiayaan pengobatan mengakibatkan pasien dibawa ke fasilitas kesehatan atau rumah sakit setelah dalam keadaan parah akibatnya terlambat mendapat perawatan memadai sehingga terjadi komplikasi berujung kematian Fatma A dan Renti, 2008. Penderita DM memiliki angka harapan hidup lebih rendah dan merupakan ancaman bagi pembangunan kesehatan dan pertumbuhan ekonomi nasional. DM haruslah menjadi perhatian dalam implementasi jaminan kesehatan nasional diantaranya asuransi untuk mencegah penderita dari komplikasi akut dan kronis Soewondo P, 2014. Penderita DM yang memiliki asuransi kesehatan setidaknya mendapatkan keringanan dalam membayar biaya pengobatan, sehingga semakin sedikit yang harus dibayarkan oleh penderita untuk menutupi kekurangan biayanya Asih ayu dan Dedy Putu, 2013. Biaya perawatan yang mahal membuat penderita enggan untuk berobat, apalagi kalau sampai membutuhkan pengobatan lanjut dengan adanya komplikasi di rumah sakit. Biaya pengobatan DM baik di negara maju maupun berkembang memang tinggi sebagai gambaran betapa mahalnya biaya perawatan dalam pengobatan DM di indonesia, didapatkan bahwa biaya perawatan ganggren antara Rp. 1,3- 1,6 juta. Hemodialisis bila pasien menderita gagal ginjal akibat nefropati memerlukan biaya antara 150- 200 ribu tiap kali HD. Seorang pasien DM dengan komplikasi hipertensi dan PJK yang berobat jalan kepada dokter praktik paling sedikit mengeluarkan biaya Rp. 100.000 sebulan Tjokronegoro Arjuna dan Hendra Utama, 2014.

2.1.11.3.3 Akses Pelayanan Kesehatan