besar dari 0,05 1,000 0,05, sehingga Ho dterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti tidak ada ada hubungan antara tipe DM dengan kematian pasien diabetes mellitus.
4.2.2.7 Hubungan Antara Lama Menderita Diabetes Mellitus Dengan kematian pasien diabetes mellitus
Adapun untuk mengetahui hubungan antara lama menderita diabetes mellitus dengan kejadian kematian pasien DM di RSUD Tugurejo dapat dilihat
pada tabel berikut: Tabel 4.27 Hubungan antara lama menderita DM dengan kematian pasien
diabetes mellitus
Lama menderita
DM Status Pasien DM
Jumlah
p-value
OR 95 CI
Meninggal Hidup
N N
N
≥ 9 tahun 5
18,5 9
33,3 14
25,9 0,352
0,455 0,129- 1,600
9 tahun 22
81,5 18
66,7 40
74,1
Jumlah
27 100
27 100
54 100
Berdasarkan pada tabel 4.27, hasil analisis hubungan antara lama menderita DM dengan kejadian kematian pasien DM, dikategorikan lama
menderita DM ≥9 tahun dan 9 tahun. Lama DM pada pasien DM yang berisiko terjadinya kematian adalah
menderita DM ≥9. Proporsi lama menderita DM ≥9 pada kelompok kasus sebesar 18,5, lebih kecil dari kelompok kontrol sebesar
33,3. Sedangkan proporsi DM tipe 2 pada kelompok kasus sebesar 92,6, lebih kecil dari kelompok kontrol sebesar 88,9.
Hasil uji hubungan tersebut memenuhi syarat untuk uji dengan menggunakan
chi square
karena tidak terdapat sel dengan nilai
observed
nol 0 dan sel dengan nilai
expected
E kurang dari 5, maksimal 20 dari jumlah sel.
Dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh
p value
0,352 dimana itu lebih kecil dari 0,05 0,352 0,05, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti tidak ada
hubungan antara lama menderita DM dengan kematian pasien diabetes mellitus.
4.2.2.8 Indeks Massa Tubuh
Adapun untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan kematian pasien DM di RSUD Tugurejo dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.28 Hubungan antara indeks massa tubuh dengan kematian pasien diabetes mellitus
Indeks Massa Tubuh
Status Pasien DM Jumlah
p-value
OR 95 CI
Meninggal Hidup
N N
N
Lebih IMT25,0- 27
Kgm
2
18 66,7
7 25,9
25 46,3
0,006 5,714
1,764- 18,504 Normal
IMT18,5- 25,0 Kgm
2
9 33,3
20 74,1
29 53,7
Jumlah 27
100 27
100 54
100
Berdasarkan pada tabel 4.28, hasil analisis hubungan antara indeks massa tubuh dengan kematian pasien DM, dikategorikan IMT lebih IMT25,0- 27
Kgm
2
, normal IMT18,5- 25,0 Kgm
2
dan kurang IMT 17,5- 18,5 Kgm
2
. Data diambil rata- rata indeks massa tubuh pasien DM selama pengobatan di
RSUD Tugurejo yang tercatat di rekam medis. Indeks massa tubuh pasien DM yang berisiko terjadinya kematian adalah lebih IMT25,0- 27 Kgm
2
. Proporsi IMT lebih IMT25,0- 27 Kgm
2
pada kelompok kasus sebesar 66,7, lebih besar dari kelompok kontrol sebesar 25,9. Proporsi IMT normal IMT18,5-
25,0 Kgm
2
pada kelompok kasus sebesar 33,3, lebih kecil dari kelompok kontrol sebesar 74,1.
Hasil uji hubungan tersebut memenuhi syarat untuk uji dengan menggunakan
chi square
karena tidak terdapat sel dengan nilai
observed
nol 0 dan sel dengan nilai
expected
E kurang dari 5, maksimal 20 dari jumlah sel. Dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh
p value
0,001 dimana itu lebih kecil dari 0,05 0,0060,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada
hubungan indeks massa tubuh dengan kematian pasien diabetes mellitus. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 5,714 OR1 dengan interval 1,764-
18,504 tidak mencakup angka 1 artinya pasien DM IMT lebih memiliki risiko 10 kali mengalami kejadian kematian dibandingkan pasien DM IMT normal.
4.2.2.9 Kadar Gula Darah Sewaktu