regulasi gula darah dan meningkatkan tekanan darah. Seseorang akan meningkat tekanan darah apabila mengkonsumsi etil alkohol lebih dari 60mlhari.
2.1.8 Pengobatan Diabetes Mellitus
Pengobatan diabetes
mellitus bertujuan
menormalkan dan
mempertahankan gula darah. Pengobatan ini dapat dilakukan melalui diet, olahraga, pengendalian berat badan dan penggunaan obat Widiyanto S, 2009.
Pengaturan diet yang seimbang yaitu harus menghindari makanan yang manis dan mengandung lemak jenuh karena kedua makanan dapat meningkatkan
gula darah dan kolesterol. Makan pada jadwal yang teratur, selang waktu makan yang terlalu lama sebaiknya dihindari Widiyanto S, 2009.
Melakukan olahraga teratur mengendalikan berat badan agar berada pada batas normal. Pada penderita DM yang obesitas sebenarnya tidak memerlukan
obat tetapi harus mampu menurunkan berat badan dan berolahraga teratur. Namun apabila tidak ammpu melakukannya pengobatan dilakukan dengan konsumsi obat
penurun gula darah dan terapi insulin Widiyanto S, 2009. Obat hipoglikemik oral merupakan obat penurun gula darah yang
diberikan melalui mulut dengan cara diminum. Obat dari golongan sulfonilurea mampu menurunkan gula darah dengan merangsang pankreas untuk produksi
insulin serta meningkatkan efektivitas insulin. Golongan ini efektif pada penderita DM tipe 2 tetapi tidak efektif pada penderita DM tipe 1, contoh obat glipizid,
gliburid, tolbutamid, dan klorpropamid Widiyanto S, 2009. Obat hipoglikemik oral biasanya diberikan pada penderita DM tipe 2
apabila diet dan olahraga gagal menurunkan gula darah. Jika obat ini tidak bisa
untuk menurunkan maka harus menjalani terapi sulih insulin Widiyanto S, 2009. Pada penderita DM tipe 1 tidak dapat memproduksi insulin secara baik.
Pengobatannya dengan pemberian insulin untuk menurunkan gula darah. Insulin diberikan melalui suntikan yaitu pada lapisan lemak dibawah kulit seperti lengan,
paha, dan dinding perut. Penyuntikan menggunakan suntuikan jarum kecil sehingga tidak terasa nyeri Widiyanto S, 2009.
Beberapa kasus penderita mengalami resistensi insulin disebabkan karena perbedaan insulin pengganti dengan insulin produksi secara alami dari pankreas,
apabila hal ini terjadi maka dosis penyuntikan bagi penderita ditingkatkan Widiyanto S, 2009.
Setiap pengobatan menimbulkan efek samping demikian terapi sulih insulin. Biasanya menimbulkan efek samping pada kulit dan jaringan dibawah
kulit tempat sumtikan. Terkadang timbul warna kemerahan pada kulit, gatal, bengkak, dan kulit terasa nyeri. Dan dapat memicu timbulnya endapan lemak,dan
merusak jaringan lemak dan merusak jaringan lemak dibawah kulit. Endapan kulit tampak benjol. Sedangkan kerusakan lemak mengakibatkan kulit berlekuk- lekuk
Widiyanto S, 2009.
2.1.9 Pengendalian Diabetes Mellitus