Komplikasi Akut Komplikasi Diabetes Mellitus

2.1.6 Komplikasi Diabetes Mellitus

2.1.6.1 Komplikasi Akut

2.1.6.1.1 Hipoglikemia Hipoglikemia merupakan keadaan penderita dengan gula darah dibawah normal. Ada empat macam keadaan hipoglikemia a. Hipoglikemia murni jika kadar gula 50 mgdl. b. Reaksi yang terjadi menurunnya kadar gula darah secara mendadak. c. Koma hipoglikemia akibat gula darah rendah. d. Hipoglikemia relatif jika gejala hipoglikemia terjadi 3-5 setelah makan. Gejala ditandai oleh penyebab utama keterlibatan sistem saraf otonomi bagian dari sistem saraf yang tidak terkendali dibawah sadar dan pelepasan hormon dari kelenjar adrenalin yang menimbulkan gejala rasa takut, gelisah, gemetar keluar keringat dingin, muka pucat jantung berdebar- debar otak cepat sekali terpengaruh dengan suplai energi yang tidak memadai sehingga mengimbulkan neuroglikopenik yang akan berujung pada kehilangan kesadaran. Jika tidak diberi pengobatan maka akan menimbulkan kejang dan akhirnya teijadi kerusakan otak permanen atau dalam kondisi parah bisa menimbulkan kematian Novitasari R, 2012. 2.1.6.1.2 Ketoasidosis Diabetik Ketosidosis Diabetik diakibatkan suatu keadaan tubuh yang sangat kekurangan insulin dan bersifat mendadak. Glukosa darah tinggi tidak memenuhi kebutuhan energi tubuh. Kebutuhan energi terpenuhi setelah sel lemak pecah dan membentuk senyawa keton, keton akan terbawa urin dan dapat dicium baunya saat bernafas. Akibat akhir adalah darah menjadi asam, jaringan tubuh rusak, tidaak sadarkan diri dan mengalarni koma. Penyebab komplikasi ini yaitu lupa suntik insulin, pola makan terlalu bebas atau stress. Gejala yang muncul poliuria, polidipsia dan nafsu makan menurun karena mual, hipotensi dan menimbulkan shock Novitasari R, 20 12. 2.1.6.1.3 Koma Hiperosmoler Non Ketotik KHNK Komplikasi ini diartikan sebagai keadaan tubuh tanpa penimbunan lemak sehingga penderita tidak menunjukan pernafasan yang cepat dan dalam. Pemeriksaan di laboratorium menunjukan bahwa kadar glukosa tinggi, pH darah normal, kadar Na tinggi dan tidak ada ketonemia Novitasari R, 2012. 2.1.6.1.4 Koma Lakto Asidosis Koma Lakto Asidosis merupakan keadaan tubuh dengan asam laktat yang tidak dapat diubah menjadi bikarbonat. Akibatnya kadar asam laktat dalam darah meningkat dan penderita mengalami koma. Keadaan ini dapat tejadi infeksi, gangguan faal hepar ginjal penderita DM. Gejala yang muncul strupor hingga koma. Pemeriksaan gula darah menunjukan hiperglikemia ringan keadaaan normal sedikit turun Novitasari R, 20 12. 2.1.6.2 Komplikasi Kronik 2.1.6.2.1 Komplikasi Mikrovaskular 2.1.6.2.1.1 Neuropati diabetika Neuropati Diabetik Neu D gejalanya perasaan getaran berkurang, rasa panas di bagian ujung tubuh, kesemutan, dingin dan panas berkurang. Selain itu otot lengan atas menjadi lemah, penglihatan kembar, impotensi sementara mengeluarkan banyak keringat dan berdebar waktu istirahat. Neuropati diabetik terjadi pada penderita DM berkisar 10 - 60, keluhan yang tersering Onggo Tri Ira, 2011; Tjokronegoro A dan Hendra U, 2014. 2.1.6.2.1.2 Retinopati diabetika Retinopati Diabetika RD gejalanya penglihatan kabur sampai kebutaan. Keluhan penglihatan kabur merupakan tidak selalu disebabkan retinopati. Katarak pada orang DM terjadi lebih dini dibandingan dengan orang yan tidak terkena DM. Retinopati pada pasien DM terjadi sekitar 10- 32,4 pada penderita DM Tjokronegoro A dan Hendra U, 2014. 2.1.6.2.1.3 Nefropati diabetika Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyebab nefropati paling banyak, sebagai penyebab terjadinya gagal ginjal terminal. Kerusakan ginjal yang spesifik pada DM mengakibatkan perubahan fungsi penyaring, sehingga molekul-molekul besar seperti protein dapat lolos ke dalam kemih misal Albuminuria. Akibat nefropati diabetika dapat timbul kegagalan ginjal yang progresif. Gejalanya ada protein dalam urin terjadi hipertensi dan kegagalan fungsi ginjal yang menahun Onggo Tri Ira, 2011. Adanya gagal ginjal dengan kenaikan kadar ureum serum kreatin ditemukan berkisar 2-7,1 penderita DM. Proteinuria yang persisten tanpa adanya kelainan ginjal dengan kadar proteinuria berkisar 13,1- 54,6 pada penderita DM Tjokronegoro A dan Hendra U, 2014. 2.1.6.2.2 Komplikasi Makrovaskular Penderita DM dengan komplikasi makrovaskular dapat menyerang bagian tungkai bawah baik berupa ulkus maupun ganggren diabetik. Pada penderita tersebut dilakukukan perabaan arteri denyut yang berkurang sampai menghilang. Ulkus maupun ganggren merupakan komplikasi menahun dan memerlukan pengobatan yang lama, penderita DM terkena ulkus gangren berkisar 2,4- 14 Tjokronegoro A dan Hendra U, 2014. Penderita DM dengan gangguan serebrovasular dapat mengakibatkan kelumpuhan. Penyakit serebrovaskuler pasin DM memiliki kesamaan dengan pasien non DM, namun pasien DM memilki kemungkinan dua kali lipat mengalami penyakit kardiovaskuler. Pasien yang mengalami perubahan aterosklerotik dalam pembuluh serebral atau pembentukan emboli ditempat lain dalam system pembuluh darah sering terbawa aliran darah dan terkadang terjepit dalam pembuluh darah serebral. Keadaan diatas dapat mengakibatkan iskemik sesaat. Gejalanya pusing, vertigo, gangguan penglihatan, bicara pelo dan kelemahan Onggo Tri Ira, 2011. lnfark jantung terjadi akibat koplikasi makrovaskular DM merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya penyakit penyerta. Biasanya adanya kelainan jantung koroner sebesar 8,4- 27,2 pada penderita DM Tjokronegoro A dan Hendra U, 2014.

2.1.7 Faktor Risiko Diabetes Mellitus