gula ke dalam sel- sel jaringan yang bisa menyebabkan tingginya gula darah serta dapat memunculkan berbagai macam penyakit degeneratif lainnya yang
membahayakan bagi kesehatan. Indeks massa tubuh lebih meningkatkan kadar leptin dalam tubuh. Leptin
berhubungan dengan gen obesitas yang berperan dalam hipotalamus untuk mengatur tingkat lemak tubuh, kemampuan untuk membakar lemak menjadi
energi dan rasa kenyang. Leptin bekerja pada sistem saraf perifer dan pusat kemudian terjadi resistensi yaitu leptin menghambat
fosforilasi insulin receptor substrate-1 IRS
akibatnya peningkatan kadar gula dalam darah, kadar lemak tinggi terutama kolesterol dan trigiliserida sehingga tubuh mengalami banyak
gangguan yang membahayakan bagi penderita yang akan berdampak pada ketahanan hidup D’adamo, 2008.
5.1.9 Hubungan Antara Kadar Gula Darah Sewaktu Dengan Kematian Pasien Diabetes Mellitus
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kadar gula darah sewaktu dengan kematian pasien diabetes
mellitus di RSUD Tugurejo Kota Semarang. Hal ini didasarkan pada hasil analisis dengan uji
chi square
yang diperoleh
p value
= 0,005 dimana itu lebih kecil dari 0,05 0,005 0,05, artinya ada hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan
kematian pasien diabetes mellitus. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR= 6,400 artinya pasien diabetes mellitus kadar gula darah buruk memiliki risiko 6,400 kali
mengalami kematian dibandingkan pasien diabetes mellitus kadar gula darah sewaktu baik.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kadar gula darah dengan kematian pasien DM di RSUD
Tugurejo. Hasil penelitian menujukan proporsi kadar gula darah ≥180mgdl pada
kelompok kasus sebesar 81,5, lebih besar dari pada kelompok kontrol yaitu 40,7. Sedangkan proporsi kadar gula darah 80-144 mgdl pada kelompok kasus
18,5, lebih kecil dari kelompok kontrol 59,3. Kadar gula darah sewaktu berhubungan dengan rendahnya kepatuhan diet
dan konsumsi obat. Pengobatan DM berdanpak pada normal atau tidaknya kadar gula darah, yang mana akan menentukan berkembangnya penyakit diabetes
mellitus didalalm tubuh penderita. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori Sustrani dkk 2004 menyatakan bahwa faktor yang dapat menyebabkan kematian
DM diakibatkan
kenaikan kadar
glukosa darah
sewaktu adanya
ketidakseimbangan hormon, kelainan genetik dan pola makan yang salah. Kadar gula darah tergantung hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal, yaitu
adrenalin dan kortikosteroid. Adrenalin akan memacu kenaikan kebutuhan gula darah, dan kortikosteroid akan menurunkannya kembali. Adrenalin yang dipacu
terus-menerus akan mengakibatkan insulin tidak bisa mengatur kadar gula darah yang ideal sehingga kadar gula darah meningkat. Hal ini akan menghalangi
metabolisme normal tubuh dan sel otak mulai rusak biasanya terjadi koma diabetik dan berakibat kematian Marewa Waris L, 2015.
5.1.10 Hubungan Antara Penyakit Jantung Koroner Dengan Kematian Pasien Diabetes Mellitus