Hubungan Antara Lama DM Dengan Kematian Pasien Diabetes Mellitus

daya tubuh penderita DM menurun. Sampai saat ini pemberian terapi insulin seumur hidup masih menjadi satu- satunya pengobatan DM tipe 1, tanpa pemberian suntikan insulin maka penderita tidak akan bertahan hidup. Sedangkan pada DM tipe 2 sering ditemukan keadaan bahwa hormon insulin di dalam tubuh masih ada bahkan masih tersedia dengan jumlah cukup di dalam tubuh namun tidak masuk kedalam pembuluh darah perifer disebabkan karena ada kelainan. Situasi lain adalah kurangnya insulin yang diproduksi oleh sel beta pankreas sehingga hormon insulin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dalam menormalkan gula darah. Diabetes mellitus tipe 2 tidak bergantung dengan insulin. Sekitar 90-95 DM tipe 2 banyak terjadi di temukan paling banyak dan terjadi diseluruh dunia. DM tipe ini dipengaruhi oleh gaya hidup tidak sehat sehingga berdampak pada gula darah. Pengendalian kadar gula darah merupakan faktor utama dalam pencegahan komplikasi dan berdampak buruk terhadap penderita DM tipe 2. Indonesia merupakan negara keempat yang memiliki jumlah DM sebesar 47,2 memiliki kendali yang buruk pada kadar gula penderita DM tipe 2 Waspadji, 2007.

5.1.7 Hubungan Antara Lama DM Dengan Kematian Pasien Diabetes Mellitus

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara lama menderita DM dengan kematian pasien diabetes mellitus di RSUD Tugurejo Kota Semarang. Hal ini didasarkan pada hasil analisis dengan uji chi square yang diperoleh p value = 0,352 dimana itu lebih besar dari 0,05 0,352 0,05, artinya tidak ada hubungan antara lama menderita DM dengan kematian pasien diabetes mellitus. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa lama menderita DM 9 tahun pada kelompok kasus memeiliki proporsi sebesar 81,5 dan pada kelompok kontrol sebesar 66,7. Lama menderita DM tidak berhubungan dengan kematian karena sebagian besar pasien DM terkena diabetes pada usia tua. Lama menderita DM sangat mempengaruhi kecemasan pasien sehingga mengakibatkan kondisi semakin memburuk pada bagian syaraf dan kerja antibodi pasien sehingga mengalami penurunan Soegondo, 2009. Pasien DM menyadari bahwa terkena diabetes saat terjadi gejala sakit kemudian langsung melakukan pemeriksaan. Pada penelitian ini banyak yang menderita DM tipe 2, hal ini menunjukan bahwa pasien didiagnosa DM sekitar usia 40 tahun atau lebih sehingga pasien baru mengalami penyakit DM jangka waktu yang pendek. Adapun adanya keterlambatan pengobatan, sebenarnya pasien sudah sejak dahulu terkena diabetes, mulai melakukan pemeriksaan setelah penyakit sudah menunjukan gejala sakit sehingga pasien terlambat mengetahui adanya penyakit diabetes mellitus. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh MC. Ewen 2007 menyataan bahwa pasien DM yang menderita diabetes selama ≥9 tahun mempunyai risiko 1,57 kali dibandingkan dengan yang menderita diabetes selama 9 tahun. Setelah mengalami DM bertahun- tahun menimbulkan adanya komplikasi jangka panjang kegagalan fungsi organ diantaranya penyakit jantung, stroke, penyakit saluran kemih, kebutaan, gagal ginjal, penyakit saluran pernapasan, sampai dengan amputasi.

5.1.8 Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Dengan Kematian Pasien Diabetes Mellitus