14
individu, masyarakat dan Negara uintuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan kegiatan yang menumbuhkan pengalaman-pengalaman sehingga
anak-anak mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dalam perkembangan kehidupannya dan dapat mencapai kebahagiaan. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal diharapkan dapat berfungsi sebagai pengembangan karakter dan wawasan anak.
3. Kebijakan Pendidikan
Kebijakan pendidikan merupakan keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi,
misi pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk kurun waktu tertentu H.A.R Tilaar
Riant Nugroho, 2008: 140. Menurut Arif Rohman 2014: 108, kebijakan pendidikan adalah bagian
dari kebijakan Negara atau kebijakan publik pada umumnya. Kebijakan pendidikan merupakan kebijakan publik yang mengatur regulasi berkaitan
dengan penyerapan sumber, alokasi dan distribusi sumber, serta pengaturan perilaku dalam pendidikan.
Margaret E. Goertz mengemukakan bahwa kebijakan pendidikan berkenaan dengan efisiensi dan efektivitas anggaran pendidikan. Isu ini
menjadi penting dengan meningkatkannya kritisi publik terhadap biaya pendidikan. Kebijakan pendidikan sebagai bagian dari kebiajakan publik,
15
yaitu kebijakan publik dibidang pendidikan. Kebijakan pendidikan harus sebangun dengan kebijakan publik. Kebijakan publik yaitu kebijakan
pembangunan, maka kebijakan merupakan bagian dari kebijakan publik. Kebijakan pendidikan sebagai kebijakan di bidang pendidikan, untuk
mencapai tujuan pembangunan Negara-bangsa di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari tujuan pembangunan Negara bangsa secara keseluruhan
menurut Riant Nugroho 2008: 37. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
kebijakan pendidikan adalah bagian dari kebijakan publik dalam bidang pendidikan dalam perumusan visi dan misi pendidikan serta efisiensi biaya
untuk mencapai tujuan pendidikan. Kebijakan pendidikan merupakan dasar bagi pelaksanaan pendidikan yang tujuannya untuk menjadi pedoman bagi
aktor pendidikan termasuk masyarakat.
4. Pendekatan dalam Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, Solichin Abdul Wahab 2014: 46-59 mengemukakan pendekatan-pendekatan
analisis kebijakan sebagai berikut: a.
Pendekatan Proses Pendekatan yang berupaya mengidentifikasi proses kebijakan.
Melakukan analisis terhadap faktor-faktor penentudalam setiap tahapan kebijakan. Beragam masalah sosial dikenalisebagai suatu
masalah kebijakan yang harus diseleksi untuk dipilah, diimplementasikan oleh aparat pemerintah dalamberbagai level dari
16
sejumlah institusi tertentu, lalu dievaluasi danakhirnya diubah berdasarkan evaluasi tersebut.
b. Pendekatan Substansif
Pendekatan ini berusaha menganalisis kebijakan padabagian tahap tertentu. Pendekatan yang sengaja menganalisisfaktor-faktor
penentudeterminan pada segi formulasi,implementasi, atau perubahan tertentu yang terjadi pada kebijakandi sektor lingkungan hidup.
c. Pendekatan Logis-Positivis
Pendekatan yang dikenal dengan pendekatan perilaku ataupendekatan keilmuan, umumnya mendukung penggunaan teori-teori, model-
model, pengujian hipotesis, pengolahan data mentah,metode komparatif, dan analisis statistik kaku yang didasarkanatas logika deduktif.
Kemudian dengan itu dilakukan verifikasidan klarifikasi terhadap konsep inti tertentu yang dipergunakandalam analisis kebijakan.
d. Pendekatan Ekonometrik
Pendekatan ini bersandar pada teori atau pendekatanekonomi yang dipakai untuk memahami masalah politik.Pendekatan ini mencoba
mengintegrasikan substansi penelitiankebijakan publik dengan metode keuangan publik atau keuanganNegara.
e. Pendekatan Fenomenologis
Pendekatan ini menegaskan bahwa dalam menganalisiskebijakan perlu menggunakan intuisi yang cerdas. Analisiskebijakan perlu
ditekankan pada pemahaman terhadap kondisisosial dengan hipotesis
17
yang berjalan, bukan hanya prediksidengan hipotesis kaku. Perlu meningkatkan interaksi timbal balik dialogis antara peneliti dan
objek studi, bukan hanyapengamatan satu arah tetapi dengan intuisi dan keterlibatan sosialtotal dalam memperoleh informasi yang relevan.
f. Pendekatan Partisipatif
Pendekatan ini menekankan perlunya melibatkanpenyertaan kepentingan dan nilai-nilai yang lebih luas dariberagam pemangku
kepentingan
stakeholder
, yang terlibatdalam proses pengambilan keputusan kebijakan. Tujuan utamadari analisis partisipatif ini adalah
untuk mengumpulkaninformasi yang berimbang
balance
, sehingga para pembuatkebijakan dapat memikirkan rekomendasi yang
komprehensif danmembuat keputusan yang jauh lebih arif. Pendekatan inimenekankan perlunya pelibatan seluruh aktor, berikut
keberagaman nilai-nilai preferensi, kepentingan ideologi merekadalam proses pembuatan kebijakan.
B. Implementasi Kebijakan Pendidikan