88
Lanjutan tabel 13. Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 9 Yogyakarta
No. Jenis Ruang Jumlah Luas m²
14 R. Kopsis
1 18
15 R. Pramuka
1 18
16 R.Trapsila HC
1 8
17 Musholla
1 60
18 KMWC
10 60
19 Rumah Jaga
1 18
20 R. Tamu
1 80
21 Parkir Kendaraan Siswa
1 500
22 Parkir Kendaraan Guru
1 90
23 Pintu Gerbang
2 10
24 Pos Satpam
1 6
25 Kantin
6 26
Lapangan Upacara 1
540 27
Lapangan Bulu Tangkis 2
200 28
Lapangan Basket 1
200
Sumber: Dokumen Profil SMA Negeri 9 Yogyakarta
Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 9 Yogyakarta sudah cukup lengkap. Terdapat beberapa sarana prasarana seperti ruang guru, parkir
kendaraan siswa, dan kantin kurang luas. Sebagai sarana penunjang pembelajaran SMA Negeri 9 Yogyakarta memiliki Komputer sejumlah
60, OHP sebanyak 12, TV 7 unit, Laptop 6 unit, LCD 24 yang terpasang disemua ruang kelas, Mesin Ketik 12 unit, dan
sound system
2 unit semua sarana tersebut berkeadaan baik.
d. Program Ekstrakurikuler
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, SMA Negeri 9 Yogyakarta memiliki berbagai program kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler berfungsi sebagai wadah penyaluran bakat dan minat peserta didik. Banyak jenis program ekstrakurikuler di
SMA Negeri 9 Yogyakarta adalah Pramuka, Bulu Tangkis, Futsal,
89
Tonti, Karya Ilmiah RemajaKIR Jurnalistik, Trappsila English Club, Paduan suara, Basket, Seni Baca Al-Quran, Trappsila Hiking
Club, Karawitan, Desain Web dan Desain Grafis, Robotik, PMR, dan Seni Tari
Kegiatan ekstrakurikuler
pramuka merupakan
kegiatan ekstrakurikuler wajib bagi kelas X. Pramuka bertujuan untuk
mengenalkan peserta didik sikap kepemimpinan dan kemandirian. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka juga berfungsi sebagai penanaman
pendidikan karakter. SMA Negeri 9 Yogyakarta dulunya hanya memiliki 4 cabang kegiatan ekstrakurikuler pramuka, namun siswa
memiliki banyak waktu luang sehingga peserta didik dapat melakukan hal negatif. Oleh karena itu SMA Negeri 9 Yogyakarta menambah
program ektrakurikuler. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak EW sebagai berikut:
“…dulunya SMA Negeri 9 ini hanya memiliki 4 kegiatan ekstra yaitu pramuka, PMR, Tonti, dan bulu tangkis. Sekarang
sudah menjadi banyak itu saat banyaknya aksi tawuran, sekolah mengatasinya dengan menambah kegiatan ekstra seperti English
Club, yang olah raga seperti bola basket dan futsal. Sekolah ini juga menjadi sekolah yang berbasis seni dan budaya program
ekstra dalam mendorong itu dibentuk program ekstrakurikuler
karawitan dan seni tari.”WEW, 25 April 2016 Kegiatan ekstrakurikuler juga merupakan penyaluran peserta
didik dalam meraih berbagai prestasi. Ekstakurikuler dilaksanakan setiap hari Rabu, Kamis, dan Sabtu setelah jam kegiatan belajar
mengajar selesai.
Sekolah menyiapakan
dana lebih
untuk melaksanakan program ekstrakulikuler yang tidak bersifat negatif.
90
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini berdasarkan observasi dan wawancara secara langsung yang dilakukan oleh peneliti kepada Waka Kesiswaan, guru, wali kelas, guru BK,
satpam, dan siswa. Wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti membahas terkait implementasi kebijakan penanggulangan kenakalan remaja
siswa dan faktor pendukung serta faktor penghambat dalam pelaksanaannya. Fokus penelitian ini terhadap implementasi kebijakan penanggulangan kenakalan
remaja siswa dengan menggunakan teori Edward III, yaitu Komunikasi, sumber daya, sikap, dan struktur birokrasi.
Hasil observasi dan wawancara di SMK Negeri 2 Yogyakarta dan SMA Negeri 9 Yogyakarta terkait implementasi kebijakan sekolah dalam
menanggulangi kenakalan remaja siswa, maka dapat dilihat implementasi kebijakan sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja di Kota Yogyakarta
studi pada SMK Negeri 2 Yogyakarta dan SMA Negeri 9 Yogyakrta serta faktor pendukung dan penghambat.
1. Implementasi Kebijakan Sekolah dalam menanggulangi Kenakalan
Remaja
Kebijakan sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja di Kota Yogyakarta adalah berupa aturan tertulis yang ada di dalam buku pedoman
peraturan tata tertib sekolah. Upaya penanggulangan kenakalan remaja dalam pelaksanaannya di dukung dengan adanya komunikasi, sumber daya,
disposisi, dan struktur birokrasi agar pelaksanaan kebijakan sekolah tersebut dapat berjalan secara efektif.