33
masyarakat dan bangsa. Adapun tugas perkembangan remaja dimana setiap tahap usianya mempunyai tujuan untuk mencapai kepandaian, ketrampilan
dan pengetahuan. Tugas perkembangan remaja antara lain; remaja dapat menerima kondisi fisiknya, hubungan yang lebih matang, peranannya, tidak
bergantung, mempersiapkan karir, dan kehidupan selanjutnya.
D. Tinjauan Tentang Kenakalan Remaja
1. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja atau
juvenile delinquency
berasal dari kata
Juvenile
dari bahasaLatin
Juvenilis
artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode muda.
Delinquent
berasal dari kata Latin “
delinquere
”, yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas menjadi jahat, kriminal, pelanggar aturan, pembuat
rebut.
Juvenile Delinquency
ialah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda yang disebabkan oleh satu bentuk pengabdian sosial, sehingga mereka
mengembangkan bentuk-bentuk perilaku yang menyimpang menurut Kartini Kartono 2013: 6.
Cavan 1962 dalam Sofyan S. Willis, 2012: 88-89, kenakalan anak dan remaja disebabkan kegagalan mereka dalam memperoleh penghargaan
dari masyarakat tempat mereka tinggal. Penghargaan yang mereka harapkan ialah tugas dan tanggung jawab seperti orang dewasa. Mereka menuntut suatu
peranan sebagaimana dilakukan orang dewasa. Tetapi orang dewasa tidak dapat memberikan tanggung jawab dan peranan tersebut, karena belum
34
adanya rasa kepercayaan. Perasaan kurang dihargai tersebut membuat penyimpangan-penyimpangan perilaku terhadap remaja.
Menurut Kusumanto,
juvenile delinquency
atau kenakalan anak dan remaja adalah tingkah laku individu yang bertentangan dengan syarat-syarat
dan pendapat umum yang dianggap sebagai
acceptable
dan baik oleh semua lingkungan atau
hukum yang berlaku disuatu masyarakat
yang berkebudayaan.
Menurut Sofyan S. Willis 2012: 90 kenakalan remaja ialah tindak perbuatan remaja yang bertentangan dengan hukum, agama dan norma-
norma masyarakat, sehingga akibatnya akan merugikan orang lain, mengganggu ketentraman umum dan merusak dirinya sendiri.
Menurut B. Simanjutak, pengertian “
juvenille deliquency
” ialah: Suatu perbuatan disebut
delinquent
apabila perbuatan-perbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat dimana ia
hidup, suatu perbuatan yang anti sosial dimana di dalamnya terkandung unsur anti normatif.
Sedangkan Bimo Walgito 1982: 2, merumuskan arti selengkapnya dari “
juvenille deliquency
” yakni: Tiap perbuatan yang bila dilakukan oleh orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan kejahaatan, jadi perbuatan yang
melawan hukum yang dilakukan oleh anak , khususnya remaja. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
kenakalan remaja adalah perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum, agama dan peraturan-peraturan serta norma yang dapat menimbulkan keresahan bagi
35
masyarakat, kenakalan pelajar ialah perbuatan-perbuatan peserta didik yang menyimpang dari aturan-aturan sekolah seperti keluar lingkungan sekolah
tanpa izin saat jam kegiatan pembelajaran berlangsung, membolos dan melanggar peraturan sekolah seperti tidak disiplin dalam berpakaian.
2. Bentuk Kenakalan Remaja