36
berlangsung, merokok, tidak mengerjakan PR sekolah, tidak memakai ikat pinggang dan kaos kaki, sering terlambat datang kesekolah dan pacaran.
Sedangkan menurut Sarlito Wirawan Sarwono 2005: 209, terdapat empat bentuk kenakalan remaja antara lain:
a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain
seperti: perkelahian, pemerkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain;
b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi, seperti:
perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain; c.
Kenakalan sosial yan tidak menimbulkan korban, seperti: pelacuran, penyalahgunaan obat, hubungan seks tanpa
pernikahan, dan sebagainya. d.
Kenakalan yan melawan status, seperti: sebagai pelajar sering membolos, sebagai anak melawan orangtua, dan lain
sebagainya.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja siswa di atas dapat disimpulkan bahwa kenakalan dibagi menjadi tiga kategori yaitu ringan, sedang, dan berat.
Bentuk kenakalan lainnya seperti kenakalan yang menimbulkan korban fisik, korban materi, kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban, dan
kenakalan melawan status.
3. Faktor-Faktor Terjadinya Kenakalan
Perkembangan remaja dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa mengalami permasalahan baik dalam pertumbuhan jasmani maupun
kejiwaannya, sehingga perlu mendapat bimbingan. Bimbingan berupa pengarahan anak pada pilihannya yang cocok untuk mendapat moral yang
lebih baik. Masalah remaja terjadi tidak hanya dari dalam individu itu sendiri tetapi juga dari faktor luar termasuk lingkungan atau masyarakat setempat.
37
Kanakalan remaja merupakan tindakan penyimpangan yang mempunyai sebab-sebab tertentu. Berikut teori-teori sebab terjadinya
kenakalan remaja menurut Kartini Kartono 2013: 25-31 antara lain adalah: a.
Teori biologis, tindakan penyimpangan pada anak-anak dan remaja muncul karena faktor jasmani yang dibawa sejak lahir. Melalui
pewarisann dari gen orangtua. b.
Teori psikogenis, penyebab tidakan penyimpangan pada anak atau remaja bisa juga dari faktor dari aspek kejiwaannya. Kecenderungan pada sikap-
sikap motivasi, fantasi dan ciri kepribadian. Anak
delinkuen
ini banyak dilakukan karena dorongan konflik batin.
c. Teori Sosiogenis, pendapat sosiolog, anak
delinkuen
dipengaruhi karena pengaruh struktur sosial peranan sosial, maupun tekanan dari kelompok.
Hal ini mudah terjadi karena remaja memiliki struktur kejiwaan yang sangat labil.
d. Teori Subkultur
Delinkuen
si, kebudayaan yang menyangkut norma dan nilai yang membentuk tingkah laku. Perilaku
delinkuen
ini muncul karena kehidupan masyarakat yang padat. Permasalahan kasus sosial-
ekonomi, lingkungan perkampungan yang buruk juga menimbulkan kenakalan remaja.
Menurut Soerjono Soekamto Emile H Tambunan, 1987: 23-24 masalah kenakalan bukanlah masalah yang berdiri sendiri, akan tetapi
merupakan bagian dari masalah-masalah sosial lainnya yang dihadapi oleh masyarakat.
38
Faktor penyebab kenakalan remaja tidak terlepas dari keadaan masyarakat, terkadang masyarakat itulah yang membentuk baik buruknya
manusia. Masyarakat yang menjunjung tinggi nilai moral, hal tersebut tentu berpengaruh pada anak-anak. Nilai-nilai moral itu akan mendidik anak
menjadi manusia yang berakhlak dan suka menjunjung tinggi kesusilaan. Tetapi sering terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat tindakan anak-anak
nakal hingga masyarakat lain merasa terganggu, sehingga kenakalan menjadi masalah sosial.
Kenakalan remaja terjadi terutama karena tidak sesuainya cita-cita remaja dengan sarana-sarana untuk mencapai cita-cita tersebut. Kenakalan
remaja merupakan masalah sosial yang tidak harus dihadapi oleh masyarakat, tetapi
peran orangtua
sangat penting
untuk membimbing
dan mempertahankan nilai-nilai moral serta pengarahan pada hal-hal yang positif.
Kejahatan anak-anak remaja bisa berasal dari; pendidikan yang tidak menekankan pendidikan watak dan kepribadian anak, kurangnya usaha
orangtua dalam menanamkan moralitas dan kenyakinan bergama bagi anak- anak, dan kurang ditumbuhkannya tanggung jawab sosial pada remaja. Anak-
anak remaja yang melakukan kejahatan itu kebanyakan kurang mempunyai kontrol diri. Kejahatan yang dilakukan bersiftat kekerasan, agresif dan
subyektif. Kebanyakan remaja menyalahgunakan kontrol diri dan melebih- lebihkan dirinya sendiri.
Faktor lingkungan sekolah juga merupakan penyebab terjadinya kenakalan siswa remaja, dimana lingkungan sekolah yang membuat tidak
39
nyaman siswa selama berada di sekolah. Hal ini membuat siswa akan merasa malas untuk pergi kesekolah atau memasuki kelas, membolos, ingin
meninggalkan sekolah lebih dini putus sekolah, tidak mempunyai tujuan dan dan cita-citanya menjadi kabur.
Ada beberapa faktor di lingkungan sekolah yang tidak menyenangkan siswa antara lain adalah:
a. Peranan guru, guru memegang peranan penting dalam usaha membina
anak-anak remaja. fungsi guru bukan hanya sebagai pembagi ilmu atau pendidik yang bukan saja bertanggung jawab dalam pembinaan mental,
fisik, dan sosial tetapi guru ikut serta membangun manusia seutuhnya. b.
Fasilitas sekolah, sekolah harus melengkapi fasilitas dengan alat peraga, olahraga, laboratorium, kegiatan-kegiatan yang dapat menyalurkan bakat
dan kegemaran anak yang semua itu untuk membuat anak senang tinggal di sekolah dan suka belajar berkat suasana dan fasilitas-fasilitas yang
cukup. Selain bahaya yang muncul dimasa remaja, remaja juga sering
melakukan perilaku antisosial atau yang biasa dikenal dengan kenakalan remaja yaitu tindakan pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan remaja
yang menjurus ke dalam pelanggaran hukum. Adapun sebab-sebab terjadinya kenakalan yaitu: 1 kepribadian yang lemah; 2 pendendam, remaja yang
terlalu percaya diri, kontrol batin yang kurang; 3 tidak suka menaati norma membolos, merokok, pelanggaran norma sekitar; dan 4 IQ rendah sehingga
sukar dididik.
40
Kenakalan remaja yang dirasakan sangat menganggu kehidupan masyarakat, sebenarnya bukanlah suatu keadaan yang berdiri sendiri.
Kenakalan remaja akan muncul karena beberapa sebab menurut Sudarsono 1989: 19-27 antara lain adalah:
a. Keadaan Keluarga, di dalam keluarga anak mendapatkan pendidikan dan
bimbingan pertama kalinya. Kondisi keluarga yang menyebabkan timbulnya kenakalan anak atau remaja bersifat kompleks salah satunya
keadaan keluarga yang tidak semestinya. b.
Keadaan sekolah, sekolah merupakan tempat kedua setelah keluarga dalam mendidik dan pembinaan. Tidak jarang di lingkungan pendidikan
ini terjadi perilaku menyimpang yang disebabkan karena pengaruh negatif pada anak yang timbul karena perbuatan pendidik. Kondisi
negatif tersebut memberi pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap anak, sehingga dapat menimbulkan kenakalan remaja.
c. Keadaan Masyarakat, keadaan masyarakat dan kondisi lingkungan dalam
betbagai corak dan bentuknya akan berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap anak-anak remaja di mana mereka hidup
berkelompok. Faktor terjadinya kenakalan yang dipaparkan di atas dapat
disimpulkan bahwa sebab-sebab terjadinya kenakalan tidak seluruhnya disebabkan oleh individu itu sendiri melainkan juga karena keadaan
keluarga, keadaan sekolah seperti peran guru dan fasilitas sekolah, dan keadaan masyarakat.
41
4. Dasar Hukum Penanggulangan Kenakalan Remaja