Kerangka Berfikir KAJIAN PUSTAKA

50 keagamaan. Program-program tersebut program program afeksi tersebut bertujuan untuk menanamkan siswa agar menjadi pribadi yang islami yaitu dengan berbusana islami, berdoa dan tadarus Al Qur’an dipandu dari sentral, mengawali dan mengakhiri dengan doa, solat berjamaah mentoring, MABIT, dan lain-lain. Semua program tersebut bertujuan untuk membentuk karakter siswa dan dapat mengalihkan waktu bermain anak untuk hal hal yang tidak bermanfaat kepada kegiatan yang lebih bermafaat, dengan tujuan agar siswa dapat konsisten dalam mengimplementasikanya sehingga dapat membentengi dirinya dari tindakan-tindakan yang tidak baik. Adapun hasil penelitian yang dibuat oleh Yuli Eka Indah Lestari adalah mencegah kenakalan remaja, adapun persamaan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai upaya pencegahan kenakalan remaja. Perbedaannya adalah penelitian ini berfokus pada pencegahan kenakalan remaja, sedangkan peneliti implementasi kebijakan dan kendala sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja.

F. Kerangka Berfikir

Kenakalan remaja atau junvenile delinquency merupakan tindakan penyimpangan nilai atau norma. Kasus kenakalan tersebut terjadi karena adanya faktor internal maupun eksternal. Bentuk dari kenakalan itu sendiri adalah kenakalan remaja juvenile delinquency mengacu pada suatu perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial seperti bertindak berlebihan di sekolah, pelanggaran seperti melarikan diri dari rumah, tindakan- tindakan kriminal seperti mencuri. 51 Masalah kenakalan remaja perlu perhatian dan penanganan yang serius melalui kerjasama semua pihak dan ikut bertanggung jawab baik orangtua siswa, guru dan lingkungan sekolah. Anak-anak remaja yang melakukan kejahatan itu kebanyakan kurang mempunyai kontrol diri. Kejahatan yang dilakukan bersiftat kekerasan, agresif dan subyektif. Kebanyakan remaja menyalahgunakan kontrol diri dan melebih-lebihkan dirinya sendiri. UU No. 35 Tahun 2014 atas perubahan UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlin dungan Anak, pasal 9 ayat 1 secara tegas menyatakan a, “setiap Anak berhak mendapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, danatau pihak lain”.Sementara pasal 54 menegaskan bahwa “anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama pese rta didik, danatau pihak lain”. Selain itu, Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penenggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan satuan pendidikan, memaparkan komponen pendekatan penanganan kekerasan berupa penanggulangan, pemberian sanksi dan pencegahan. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang sebagai penggerak dari lembaga pendidikan sekolah, mempunyai peran penting dalam menanggulangi kenakalan remaja. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta mempunyai kebijakan Diklat Pengembangan Karakter, dimana diklat tersebut melakukan bimbingan bagi siswa yang bermasalah di sekolah-sekolah se-Kota Yogyakarta. 52 Sekolah merupakan tempat pendidikan kedua setelah rumah karena itu sekolah berperan penting dalam membina anak menjadi dewasa dan bertanggung jawab.Dalam rangka pembinaan anak didik kearah kedewasaan kadang-kadang sekolah juga penyebab dari timbulnya kenakalan. Hal ini mungkin bersumber dari guru, fasilitas pendidikan, norma tingkah laku, kekompakan guru dan suasana interaksi guru dan murid. Sekolah harus membuat kebijakan dalam menanggulangi kenakalan remaja. Kebijakan sekolah merupakan langkah untuk memperbaiki tujuan pendidikan dan pembuatan program untuk mananggulangi kenakalan remaja. Dalam implementasi terdapat faktor pendukung dan penghambat, sehingga perlu adanya monitoring. Kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan satuan pendidikan Kebijakan Sekolah Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan Faktor Pendukung Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 57 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Sekolah SK No. 188 716 tentang Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan Jembatan Persahabatan dan Seksi Kurikulum dan Kesiswaan sebagai Tim Diklat Pengembangan Karakter Kenakalan Remaja 53

G. Pertanyaan Penelitian