37 memahami masalah dalam kehidupan nyata, b membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang dilakukan, serta c mendorong siswa untuk
melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajar.
D. Keterkaitan antara Model Pembelajaran Creative Problem Solving CPS
dengan Keaktifan
Siswa dalam
Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKn
Model pembelajaran Creative Problem Solving CPS merupakan salah satu model alternatif yang dapat digunakan sehingga keaktifan siswa dapat
meningkat. Penerapan model pembelajaran CPS dalam pembelajaran PKn melibatkan siswa untuk dapat bersikap aktif dalam proses pembelajaran.
Selain itu, model pembelajaran CPS memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk berlatih dan belajar mandiri serta melibatkan partisipasi siswa
secara optimal dalam proses pembelajaran. Peran guru lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator belajar, baik
secara individual maupun secara kelompok. Salah satu hal yang paling penting dalam model pembelajaran CPS yaitu lebih mengutamakan keaktifan
siswa dan memberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya secara maksimal dalam belajar dan untuk memahami materi pembelajaran dengan
pemecahan masalah. Model pembelajaran CPS merupakan segala cara yang dikerahkan oleh
siswa dalam berpikir kreatif dengan tujuan menyelesaikan suatu
38 permasalahan secara kreatif Sujarwo, 2011: 178. Berpikir kreatif merupakan
suatu kegiatan mental untuk mendapatkan dan menemukan suatu jawaban, gagasan, penyelesaian masalah, dan pernyataan serta mendatangkan atau
memunculkan suatu ide baru. Melalui berpikir kreatif, siswa tidak hanya menerima informasi dari guru, namun siswa juga berusaha mencari dan
memberikan informasi dalam proses pembelajaran. Siswa yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-coba, berpetualang, memiliki
banyak ide, mampu mengelaborasi beberapa pendapat, suka bermain, dan intuitif.
Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran PKn merupakan hal yang penting, karena PKn bertujuan untuk a membentuk kecakapan partisipatif
yang bermutu dan bertanggung jawab, b membentuk warga yang baik dan demokratis, c membentuk siswa untuk berpikir kritis, d mengembangkan
kultur demokratis, dan e membentuk siswa menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab Azyumardi Azra, 2003: 10. Berdasarkan penjelasan
tersebut, keaktifan dalam pembelajaran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam belajar meliputi pengetahuan, pemahaman, aspek-aspek
tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilan yang bermakna. Keterampilan tersebut baik yang bisa diamati konkret seperti mendengar,
menulis, membaca, menyanyi, menggambar, dan berlatih maupun yang sulit diamati abstrak seperti menggunakan pengetahuan dalam memecahkan
permasalahan, membandingkan konsep, menyimpulkan hasil pengamatan, dan lain-lain. Keaktifan siswa dalam penelitian ini ditandai dengan empat
39 indikator yaitu mengemukakan pendapat, menanggapi dan menghargai
pendapat, berdiskusi, mempresentasikan hasil diskusi dan menanggapi presentasi dari kelompok lain. Indikator keaktifan tersebut dapat terlihat
dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran CPS antara lain 1 terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah dengan
mengemukakan pendapat dalam kelompok, 2 menanggapi dan menghargai pendapat teman dalam kegiatan diskusi kelompok, 3 berdiskusi membuat
alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam diskusi kelompok, dan 4 mempresentasikan hasil diskusi dan menanggapi presentasi
dari kelompok lain. Berdasarkan penjelasan di atas, di sinilah peranan model pembelajaran
CPS yaitu melibatkan siswa secara aktif dan berpikir kreatif dalam pembelajaran dengan menyelesaikan masalah. Melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran PKn sangat penting karena dalam PKn banyak materi- materi mengenai pemecahan masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-
hari seperti musyawarah, demokrasi, penerapan sikap kejujuran, kedisiplinan, dan lain sebagainya. Penerapan model pembelajaran CPS dalam pembelajaran
PKn diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, namun siswa juga dapat menerapkan nilai-nilai
karakter yang terkandung dalam pembelajaran PKn pada kehidupan sehari- hari. Memecahkan masalah secara kreatif merupakan proses menemukan
solusi untuk menyelesaikan masalah dengan kemampuan kreatif yang menurut Guilford Sujarwo, 2011: 172 tercermin dalam lima perilaku antara
40 lain 1 fluency yaitu kelancaran atau kemampuan untuk menghasilkan banyak
gagasan, 2 fleksibility yaitu siswa mampu memberikan jawaban yang berbeda-beda dalam mengatasi masalah, 3 originality yaitu siswa mampu
memberikan jawaban yang jarang atau langka dan berbeda dengan jawaban siswa lain pada umumnya, 4 elaboration yaitu siswa mampu menyatakan
gagasan secara terperinci. Siswa yang kreatif tidak sekedar mengemukakan ide, tetapi juga mengembangkan gagasan yang dikemukakan, dan 5
sensitivity yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan gagasan sebagai tanggapan terhadap suatu situasi. Siswa sebagai subjek didik yang
merencanakan dan melaksanakan belajar. Proses pembelajaran kreatif, guru dapat mendorong keluarnya pendapat siswa dan kreativitas siswa sehingga
siswa dapat mengemukakan alternatif pemecahan masalah yang beragam. Keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut akan
membuat siswa berantusias dan membuat pembelajaran PKn lebih bermakna sehingga pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.
E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar SD
Siswa adalah salah satu komponen pendidikan yang menempati posisi sentral dalam proses pembelajaran. Siswa merupakan pokok persoalan dan
sebagai tumpuan perhatian. Siswa merupakan pihak yang memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa merupakan komponen
pendidikan yang diperhatikan pertama kali pada proses pembelajaran. Guru senantiasa merencanakan suatu proses pembelajaran dengan baik agar dapat