Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
63 baru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
absensi siswa. Pembelajaran dimulai pada jam kedua maka tidak ada berdoa. Berdoa dilakukan pada jam pertama ketika
pembelajaran Agama. Hari itu ada 2 siswa yang tidak masuk dikarenakan sakit yaitu RA dan ICU, jadi siswa yang hadir
pada hari itu hanya 12 siswa. Guru melakukan apersepsi dengan menceritakan pemilihan presiden dan wakil presiden
Indonesia beberapa
waktu lalu.
Guru memberikan
pertanyaan, “Siapa yang memenangkan pemilihan presiden
dan wakil presiden Indonesia pada pemilu beberapa waktu lalu ?” FS menjawab, “Jokowi-JK pak”. Guru merespon
dengan membenarkan jawaban FS. Kemudian guru kembali ber
tanya, “Siapa saja kandidat dalam pemilihan presiden dan wakil presiden kita kemarin ?” IDP dan BR menjawab,
“Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta Rajasa”. Guru membenarkan jawaban siswa, kemudian guru berkata bahwa dalam
pemilihan presiden kemarin dimenangkan oleh Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta Rajasa harus legowo menerima
kekalahan mereka. Guru menjelaskan bahwa dalam menjalankan pemerintahan Jokowo-JK, Prabowo juga
mendukung pemerintahannya. Kemudian guru memberitahu siswa bahwa materi hari itu masih mengulang materi
pertemuan sebelumnya yaitu mengenai lembaga eksekutif.
64 Masih ada beberapa materi yang perlu dijelaskan kembali
karena materi mengenai pemerintahan pusat cukup banyak.
2 Kegiatan inti
Siswa bertanya jawab dengan guru tentang lembaga eksekutif. Guru menuliskan di papan tulis mengenai materi
lembaga eksekutif. Pembelajaran hari itu guru meneruskan penjelasan materi mengenai lembaga eksekutif karena pada
pertemuan sebelumnya belum menyelesaikan pembahasan materi tersebut. Tindakan selanjutnya yang dilakukan guru
adalah sebagai berikut. a
Tahap pertama, guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan tingkat prestasi siswa
dimana dalam satu kelompok terdiri dari siswa pandai, sedang, dan kurang pandai. Kelompok 1 terdiri dari IDP,
RWD, RFP, dan IAR. Kelompok 2 terdiri dari BSN, RDS, ABB, dan YST. Kelompok 3 terdiri dari BR, FS,
YF, dan FCY. Siswa masih sulit dikondisikan untuk berkelompok dengan anggota kelompok yang telah
ditentukan oleh guru. Beberapa siswa masih ada yang protes karena siswa cenderung masih membeda-bedakan
teman dan lawan jenis. Beberapa siswa bahkan saling mengejek sehingga suasana kelas menjadi ramai.
65 Membutuhkan
waktu beberapa
saat untuk
mengkondisikan siswa. b
Tahap kedua, guru menjelaskan petunjuk kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa yaitu menemukan masalah
yang disajikan dalam LKS, mengidentifikasi penyebab dari masalah tersebut, kemudian menyelesaikan masalah
secara kreatif dari hasil brainstorming berdasarkan pengalaman, pengetahuan siswa, maupun membaca
referensi. c
Tahap ketiga, guru membagikan LKS yang berisi situasi problematik atau masalah yang harus diselesaikan oleh
siswa. Guru meminta salah satu siswa untuk
membacakan masalah yang ada dalam LKS dan siswa lain menyimak. Guru meminta siswa lain mengulangi
membaca. Guru memperjelas masalah yang ada dalam LKS yaitu mengenai masalah pemilihan ketua kelas yang
menggambarkan pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia. Masalah yang disajikan guru mengenai
terjadi kecurangan dalam pemilihan ketua kelas yaitu Widya menyogok teman-temannya dengan coklat agar
dia terpilih menjadi ketua kelas. Setelah pemilihan ketua kelas dilaksanakan ternyata Widya tidak mendapatkan
suara satupun dari teman-temannya. Widya protes dan
66 marah
terhadap teman-temannya.
Masalah yang
disajikan guru tersebut siswa harus mengidentifikasi penyebabnya dan memberikan solusi kreatif dari masalah
tersebut.
Gambar 3. Guru Menegaskan Masalah yang Disajikan dalam LKS ketika Siswa Duduk dalam Kelompok
d Tahap keempat, siswa melakukan diskusi untuk
menemukan penyebab timbulnya masalah yang terjadi kemudian menyelesaikan masalah tersebut. Siswa masih
kebingungan mengidentifikasi penyebab masalah yang disajikan dalam LKS. Sebagian besar kelompok
menuliskan kembali masalah yang sudah tersaji dalam tabel penyebab dari masalah. Tabel yang disediakan
dalam LKS seharusnya diisi penyebab dari masalah dan solusi yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Namun, jika dilihat dari keaktifannya diskusi dalam kelompok 1 dan 3 berjalan cukup baik. Antar anggota
kelompok terjadi tukar pendapat, namun antar anggota kelompok kurang menghargai pendapat. Diskusi dalam
67 kelompok 2 berjalan kurang baik karena ada siswa yang
hanya diam dan tidak memberikan pendapat ataupun menanggapi pendapat siswa lain. Guru kurang aktif
membimbing diskusi siswa sehingga siswa yang kebingungan bertanya kepada peneliti.
Gambar 4. Diskusi dalam Kelompok 2 Berjalan Kurang Baik karena Ada Siswa yang Kurang Aktif
e Tahap kelima, siswa dengan bimbingan guru
mempresentasikan jawaban
dari masing-masing
kelompok. Dimulai dari kelompok 1, hasil diskusi dibacakan oleh IDP dan RWD. IDP membacakan
penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian RWD membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta
kelompok lain menanggapi namun tidak ada siswa yang menanggapi. Selanjutnya dari kelompok 2, hasil diskusi
dibacakan oleh BSN dan RDS. BSN membacakan penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian RDS
membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta
68 kelompok lain menanggapi. IDP menanggapi bahwa
penyebab timbulnya masalah yang dikemukakan kelompok 2 kurang tepat. Guru menerima tanggapan
IDP. Kelompok 2 juga menerima tanggapan dari IDP. Terakhir kelompok 3, hasil diskusi dibacakan oleh BR
dan FCY. BR membacakan penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian FCY membacakan solusi dari
masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi namun tidak ada siswa yang menanggapi.
Guru mengkonfirmasi jawaban setiap kelompok dengan jawaban yang benar. Sebagian besar jawaban siswa yang
kurang tepat. Siswa diminta mengidentifikasi penyebab dari masalah yang timbul pada LKS, namun siswa
menuliskan kembali masalah-masalah yang sudah ada dalam LKS tersebut. Solusi yang diberikan oleh siswa
beberapa sudah benar.
3 Kegiatan penutup
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari hari itu yaitu mengenai lembaga
eksekutif. Siswa diberi kesempatan bertanya mengenai materi yang belum dipahami, namun tidak ada siswa yang bertanya.
Keaktifan bertanya siswa masih sangat kurang. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi yang
69 akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang
lembaga yudikatif. Mata pelajaran PKn berada pada jam kedua dan ketiga kemudian dilanjutkan dengan istirahat
pertama.
b Siklus I pertemuan 2
Pertemuan 2 pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 Februari 2016 dengan materi lembaga yudikatif.
Pembelajaran dilaksanakan pada jam pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Guru sebagai pengajar sedangkan
peneliti sebagai observer kegiatan pembelajaran serta satu orang observer pendamping untuk membantu kegiatan observasi
peneliti.
1 Kegiatan awal
Guru memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa. Guru terlebih dahulu mengkondisikan siswa supaya siap
mengikuti proses pembelajaran PKn. Guru mempresensi kehadiran siswa. Hari itu semua siswa hadir sehingga jumlah
siswa sebanyak 14 siswa. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan, “Siapa yang suka menonton berita
?” Siswa menjawab, “Saya suka pak”. Kemudian guru memberikan pernyataan, “Dengan menonton berita kita akan
mengetahui informasi yang terjadi di sekitar lingkungan kita bahkan berita luar negeri. Dengan menonton berita kita
70 mendapatkan informasi mengenai pelanggaran-pelanggaran
aturan yang terjadi di seluruh penjuru dunia, salah satunya adalah terorisme”. Guru kemudian bertanya, “Mengapa
terorisme merupakan tindakan yang melanggar undang- undang
?” IDP menjawab, “karena dapat menjatuhkan korban jiwa
dan merusak bangunan dengan bom”. Guru membenarkan
jawaban IDP,
kemudian memberikan
pernyataan bahwa tindakan yang melanggar undang-undang akan diadili oleh lembaga peradilan yang ada. Lembaga
peradilan merupakan lembaga yang mengawasi pelaksanaan peraturan undang-undang. Lembaga tersebut disebut dengan
lembaga yudikatif. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2 Kegiatan inti
Guru meminta siswa membuka buku Lintas halaman 8 mengenai lembaga yudikatif. Guru meminta IDP membaca
materi mengenai Mahkamah Agung dan siswa lain menyimak. Suasana kelas sangat tenang dan hening. Kelas
sangat kondusif untuk pembelajaran. Siswa lain menyimak dengan tenang ketika IDP membaca. Guru meminta BSN
melanjutkan membaca materi mengenai fungsi dan wewenang Mahkamah Agung dilanjutkan materi mengenai
pengertian Mahkamah Konstitusi. Kemudian ICU diminta
71 melanjutkan membaca materi mengenai fungsi dan
wewenang Mahkamah Konstitusi sampai Komisi Yudisial. Guru menjelaskan kembali materi yang sudah dibacakan oleh
siswa. Siswa memperhatikan dengan baik, meskipun sesekali ada siswa yang mengobrol. Setelah diingatkan siswa kembali
memperhatikan. Guru menjelaskan sambil menulis catatan di papan tulis. Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai materi lembaga yudikatif. Tindakan selanjutnya yang dilakukan guru adalah sebagai berikut.
a Tahap pertama, guru mengkondisikan siswa untuk
berkelompok sesuai dengan tingkat prestasi siswa dimana dalam satu kelompok terdiri dari siswa pandai,
sedang, dan kurang pandai. Kelompok 1 terdiri dari IDP, RWD, RFP, dan IAR. Kelompok 2 terdiri dari BSN,
RDS, FS, ABB, dan YST. Kelompok 3 terdiri dari BR, RA, ICU, YF, dan FCY. Siswa masih sulit dikondisikan
untuk berkelompok dengan anggota kelompok yang telah ditentukan oleh guru. Beberapa siswa masih ada yang
protes karena siswa cenderung masih membeda-bedakan teman dan lawan jenis. Beberapa siswa bahkan saling
mengejek sehingga suasana kelas menjadi ramai. Membutuhkan
waktu beberapa
saat untuk
mengkondisikan siswa.
72 b
Tahap kedua, guru menjelaskan petunjuk kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa yaitu menemukan masalah
yang disajikan dalam LKS, mengidentifikasi penyebab dari masalah tersebut, kemudian menyelesaikan masalah
secara kreatif dari hasil brainstorming berdasarkan pengalaman, pengetahuan siswa, maupun membaca
referensi. c
Tahap ketiga, guru membagikan LKS yang berisi situasi problematik atau masalah yang harus diselesaikan oleh
siswa. Guru meminta salah satu siswa dari perwakilan kelompok membacakan masalah yang ada dalam LKS.
Guru meminta salah satu siswa mengulangi kembali membaca. Guru memperjelas masalah yang ada dalam
LKS yaitu mengenai masalah pelanggaran tata tertib sekolah oleh Andi karena sering datang terlambat dan
tidak mengerjakan PR menggambarkan pelanggaran dalam pelaksanaan undang-undang di
Indonesia. Masalah
yang disajikan
guru, siswa
harus mengidentifikasi penyebabnya dan memberikan solusi
kreatif dari masalah tersebut. Guru menjelaskan contoh mengidentifikasi penyebab dari masalah yang terjadi
agar tidak terjadi kesalahpahaman oleh siswa seperti pada pertemuan 1.
73 Gambar 5. Guru Menjelaskan Petunjuk Kegiatan yang
akan Dilakukan oleh Siswa dan Mempertegas Masalah yang Tersaji dalam LKS dengan Menuliskan di Papan
Tulis d
Tahap keempat, siswa melakukan diskusi untuk menemukan penyebab timbulnya masalah yang terjadi
kemudian menyelesaikan masalah tersebut. Beberapa siswa masih kebingungan mengidentifikasi penyebab
masalah yang disajikan dalam LKS. Sebagian besar kelompok masih menuliskan kembali masalah yang
sudah tersaji dalam tabel penyebab dari masalah. Tabel yang disediakan dalam LKS seharusnya diisi penyebab
dari masalah dan solusi yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Namun, jika dilihat dari keaktifannya
diskusi dalam kelompok 1 dan 3 berjalan cukup baik. Antar anggota kelompok terjadi tukar pendapat, namun
antar anggota kelompok kurang menghargai pendapat. Diskusi dalam kelompok 2 berjalan kurang baik karena
masih ada siswa yang hanya diam dan tidak memberikan pendapat ataupun menanggapi pendapat siswa lain. Guru
74 kurang aktif membimbing siswa sehingga siswa yang
kebingungan bertanya kepada peneliti.
Gambar 6. Kegiatan Diskusi Penyelesaian Masalah dalam Kelompok 1 yang Berjalan Cukup Baik
Gambar 7. Guru Kurang Aktif Membimbing Diskusi Siswa
e Tahap kelima, siswa dengan bimbingan guru
mempresentasikan jawaban
dari masing-masing
kelompok. Dimulai dari kelompok 2, hasil diskusi dibacakan oleh BSN dan RDS. BSN membacakan
penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian RDS membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta
kelompok lain menanggapi. IDP dan BR menanggapi
75 bahwa penyebab timbulnya masalah yang dikemukakan
kelompok 2 ada yang kurang tepat. Guru menerima tanggapan IDP dan BR. Kelompok 2 juga menerima
tanggapan dari IDP dan BR. Selanjutnya dari kelompok 3, hasil diskusi dibacakan oleh ICU dan RA. ICU
membacakan penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian RA membacakan solusi dari masalah tersebut.
Guru meminta kelompok lain menanggapi namun tidak ada siswa yang menanggapi. Terakhir kelompok 1, hasil
diskusi dibacakan oleh RWD dan RFP. RWD membacakan penyebab dari masalah dalam LKS.
Kemudian RFP membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi.
BSN menanggapi bahwa penyebab timbulnya masalah yang dikemukakan kelompok 3 ada yang kurang tepat.
Guru menerima tanggapan BSN. Kelompok 3 juga menerima tanggapan dari BSN. Guru mengkonfirmasi
jawaban setiap kelompok dengan jawaban yang benar. Penyebab masalah dalam LKS tersebut adalah kurangnya
disiplin dan sikap acuh tak acuh. Masih ada beberapa jawaban siswa yang kurang tepat. Guru meminta siswa
mengidentifikasi penyebab dari masalah yang timbul pada LKS, namun masih ada kelompok yang menuliskan
76 kembali masalah-masalah yang sudah ada dalam LKS
tersebut. Solusi yang diberikan oleh siswa beberapa sudah benar. Guru meminta siswa mengumpulkan LKS
yang sudah dikerjakan untuk dinilai oleh guru.
3 Kegiatan penutup
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari hari itu yaitu mengenai lembaga
yudikatif. Siswa diberi kesempatan bertanya mengenai materi yang belum dipahami, namun tidak ada siswa yang bertanya.
Keaktifan bertanya siswa masih sangat kurang. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi yang
akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang Badan Pemeriksa Keuangan BPK. Mata pelajaran PKn
berada pada jam pertama dan kedua maka dilanjutkan dengan pembelajaran selanjutnya.
3 Pengamatan Siklus I
a Pengamatan guru siklus I
Pertemuan 1, secara keseluruhan guru sudah melakukan pembelajaran dengan baik sesuai dengan RPP. Meskipun pada
kegiatan perencanaan tindakan peneliti dan guru sudah berlatih bersama coaching mengenai penerapan model pembelajaran
CPS, guru belum menguasai penuh pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran
CPS, karena
model
77 pembelajaran ini belum pernah dipakai sebelumnya oleh guru.
Guru kurang tegas terhadap siswa yang bergurau, mengobrol, dan mengganggu siswa yang lain saat proses pembelajaran
berlangsung sehingga membuat kegaduhan di dalam kelas. Memasuki pembelajaran pertemuan 1 menggunakan tahapan
model pembelajaran CPS, guru belum menjelaskan contoh mengidentifikasi penyebab dari masalah yang terjadi, sehingga
siswa kurang paham kemudian siswa menuliskan kembali masalah yang sudah tersaji dan tidak menuliskan penyebab dari
masalah tersebut. Tahap keempat, ketika siswa melakukan diskusi guru kurang memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan,
sehingga siswa meminta bantuan peneliti untuk membantu kesulitan yang mereka hadapi. Guru terlihat membaca buku di
meja guru. Guru kurang aktif membimbing diskusi siswa dalam kelompok. Sesekali guru mengingatkan siswa untuk bekerja
dalam kelompok secara aktif dan tidak diam saja. Pertemuan 2, secara keseluruhan guru sudah melakukan
dengan baik sesuai dengan RPP. Memasuki pembelajaran menggunakan tahapan model pembelajaran CPS, guru sudah
menjelaskan contoh mengidentifikasi penyebab dari masalah yang terjadi agar tidak terjadi kesalahpahaman oleh siswa seperti pada
pertemuan 1, namun pada pelaksanaannya masih ada siswa yang kurang paham kemudian siswa menuliskan kembali masalah yang
78 sudah tersaji dan tidak menuliskan penyebab dari masalah
tersebut. Tahap keempat, ketika siswa melakukan diskusi guru masih kurang memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan
seperti yang terjadi pada pertemuan 1, sehingga siswa meminta bantuan peneliti untuk membantu kesulitan yang mereka hadapi.
Guru terlihat membaca buku di meja guru. Guru kurang aktif membimbing diskusi siswa dalam kelompok. Sesekali guru
mengingatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok secara aktif dan tidak diam saja.
Pertemuan 1 dan 2, guru telah membimbing presentasi hasil diskusi siswa dengan baik. Guru mengkonfirmasi jawaban siswa
dengan jawaban yang benar. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Siswa diberi
kesempatan bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi
yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
b Pengamatan siswa siklus I
1 Pengamatan siswa pertemuan 1
Untuk mempermudah mengamati siswa, peneliti membuat tanda pengenal dalam bentuk name tag disertai
perekat untuk menempelkannya pada baju siswa. Hal ini dilakukan agar dapat memudahkan peneliti untuk mangamati
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, untuk
79 lebih mempermudah mengamati keaktifan siswa, peneliti
yang bertindak sebagai observer mengajak satu orang observer pendamping. Peneliti mengamati siswa yang
bernomor absen 1 sampai 7, observer lain bertugas mengamati siswa yang bernomor absen 8 sampai 14. Berikut
foto siswa dengan menggunakan tanda pengenal.
Gambar 8. Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag yang Ditempelkan pada Baju Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn yang dilakukan dapat diketahui bahwa
pembelajaran PKn pada pertemuan 1 belum berjalan maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan
terhadap indikator
keaktifan siswa
dalam proses
pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran CPS.
Hasil pengamatan pada indikator 1 yang berbunyi terlibat dalam kegiatan penyelesaian masalah dengan
mengemukakan pendapat dalam kelompok, menunjukkan
80 bahwa sebagian besar siswa dapat mengemukakan pendapat
dengan benar namun dengan bantuan peneliti. Siswa meminta bantuan peneliti ketika mengalami kesulitan karena guru
kurang aktif dalam membimbing diskusi siswa. Masih ada beberapa siswa yang belum mampu mengemukakan pendapat
bahkan siswa tersebut cenderung diam dan hanya menyimak siswa lain yang berdiskusi. Ada juga siswa yang bergurau
dengan siswa lain, sehingga mengganggu siswa yang sedang berdiskusi.
Hasil pengamatan pada indikator 2 yang berbunyi menanggapi dan menghargai pendapat teman dalam kegiatan
diskusi kelompok, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dapat menanggapi pendapat siswa lain, namun kurang
menghargai pendapat siswa lain dalam kegiatan diskusi kelompok. Siswa cenderung menganggap pendapat yang
dikemukakan dirinya sendiri lebih benar dan kadang mengejek pendapat siswa sehingga menimbulkan keramaian.
Hasil pengamatan pada indikator 3 yaitu berdiskusi membuat alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam diskusi kelompok, menunjukkan bahwa siswa mampu berdiskusi membuat alternatif solusi dengan benar
namun dibantu oleh peneliti. Siswa meminta bantuan dengan bertanya kepada peneliti karena guru kurang aktif dalam
81 membimbing diskusi siswa. Masih banyak siswa yang
kebingungan dan
sulit memberikan
solusi untuk
permasalahan. Siswa pada dasarnya sudah mengetahui apa saja solusi yang akan dituliskan namun siswa masih merasa
kurang yakin atas pemikirannya sehingga siswa bertanya kepada peneliti.
Hasil pengamatan
pada indikator
4 yaitu
mempresentasikan hasil diskusi dan menanggapi presentasi dari kelompok lain, menunjukkan bahwa siswa mampu
mempresentasikan hasil diskusi dengan runtut dan jelas namun beberapa jawaban kurang tepat. Selain itu, siswa
belum mampu menanggapi hasil presentasi dari kelompok lain. Masih terdapat beberapa siswa yang mengobrol dengan
teman sekelompoknya ketika presentasi berlangsung. Meskipun jawaban dari kelompok lain ada yang kurang tepat,
namun hanya ada satu siswa yang mampu menanggapi presentasi kelompok lain. Presentasi dari masing-masing
kelompok dibacakan oleh perwakilan kelompok.
2 Pengamatan siswa pertemuan 2
Pertemuan 2 peneliti juga mengajak satu teman untuk menjadi observer yang bertugas mengamati sebagian siswa.
Peneliti mengamati siswa yang bernomor absen 1 sampai 7, observer lain bertugas mengamati siswa yang bernomor
82 absen 8 sampai 14. Perhatian siswa pada pertemuan 2 ini
terhadap penjelasan guru cukup baik terlihat siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru pada setiap penjelasan materi.
Siswa terlihat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut terlihat dari siswa aktif menjawab pertanyaan
guru. Hasil pengamatan pada indikator 1 sebagian besar
siswa dapat mengemukakan pendapat dengan benar namun siswa masih meminta bantuan kepada peneliti. Masih ada
beberapa siswa yang belum bisa mengemukakan pendapat bahkan siswa tersebut cenderung diam dan hanya menyimak
siswa lain yang berdiskusi. Hasil pengamatan pada indikator 2, siswa cenderung menganggap pendapat yang dikemukakan
dirinya sendiri lebih benar dan kadang mengejek pendapat siswa lain jika dinggap kurang benar. Hal tersebut
menimbulkan keramaian di dalam kelas. Hasil pengamatan pada indikator 3, siswa mampu berdiskusi membuat alternatif
solusi dengan benar namun dibantu oleh peneliti. Masih banyak siswa yang kebingungan dan sulit memberikan solusi
untuk permasalahan. Siswa pada dasarnya sudah mengetahui apa saja solusi yang akan dituliskan namun siswa masih
merasa kurang yakin atas pemikirannya sehingga siswa bertanya kepada peneliti. Siswa meminta bantuan kepada
83 peneliti karena guru kurang aktif dalam membimbing diskusi
siswa. Sebagian besar siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi menyelesaikan masalah yang disajikan oleh
guru. Sebagian besar siswa sudah mulai paham dengan perintah guru mengenai mengidentifikasi penyebab dari
masalah yang disajikan dalam LKS meskipun masih ada jawaban yang kurang tepat. Masih ada beberapa siswa yang
membuat gaduh, misalnya bercanda dengan siswa lain ketika sedang diberikan penjelasan serta tidak serius dalam
menjawab pertanyaan guru. Hasil pengamatan pada indikator 4 yaitu dalam presentasi hasil diskusi kelompok, hanya ada
tiga siswa yang mampu menanggapi presentasi dari kelompok lain. Selain ketiga siswa tersebut, siswa lain masih
terlihat pasif ketika presentasi hasil diskusi. Masih terdapat beberapa
siswa yang
mengobrol dengan
teman sekelompoknya ketika presentasi berlangsung.
Data hasil observasi keaktifan siswa pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus I menunjukkan bahwa skor akhir
keaktifan seluruh siswa meningkat. Akan tetapi, skor akhir seluruh siswa belum mencapai
≥2,66. Dari rata-rata siklus I, belum memenuhi indikator keberhasilan. Penelitian ini telah
ditetapkan indikator keberhasilan yaitu ≥75 siswa
memperoleh skor akhir 2.66. Skor akhir tersebut termasuk
84 dalam kriteria baik. Secara lebih rinci sebagian besar
keaktifan siswa setiap indikatornya mengalami peningkatan dari pertemuan 1 dan pertemuan 2, hal ini terlihat pada tabel
di bawah ini. Tabel 5. Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Pembelajaran PKn Siklus I
No. Nama
Siswa Skor
Jumlah Skor
Skor Akhir
Krite- ria
Ket. Indika-
tor 1 Indika-
tor 2 Indika-
tor 3 Indika-
tor 4 P1 P2 P1
P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
P1 P2 P1 P2 P1 P2
1. RA 0 2
2 2
2 8
2 K C BB BB 2. ICU
0 3 3
3 2
11 2,75 K B BB B
3. YF 1 2
1 2
2 2
1 1
5 7
1,25 1,75 K C BB BB 4. ABB
2 3 1
2 2
2 1
1 6
9 1,5 2,25 C C BB BB
5. BR 3 3
2 3
2 3
2 3
9 12 2,25
3 C B BB B 6. BSN
3 3 2
3 2
2 2
3 9
11 2,25 2,75 C B BB B 7. IAR
2 2 2
1 1
2 1
1 6
6 1,5 1,5 C C BB BB
8. IDP 3 3
3 3
2 3
3 3
11 12 2,75 3 B B B
B 9. RDS
2 2 2
3 2
2 2
1 8
9 2
2,25 C C BB BB 10. RWD
2 2 2
3 3
2 2
2 9
9 2,25 2,25 C C BB BB
11. RFP 2 2
1 1
2 2
2 2
7 7
1,75 1,75 C C BB BB 12. FCY
3 3 2
3 3
3 2
1 10 10
2,5 2,5 B B BB BB 13. YST
2 2 1
2 1
2 1
1 5
7 1,25 1,75 K C BB BB
14. FS 3 3
2 1
2 2
1 2
8 8
2 2 C C BB BB
Jumlah 28 35 21
32 24 32 20 25 93 126 23,25 31,5
Rata-rata 2 2,5 1,5 2,29 1,71 2,29 1,43 1,79 6,64 9
1,66 2,25
Tertinggi 3
3 3
3 3
3 3
3 11 12 2,75
3
Terendah 2
2 2
1 6
1,5
Siswa dalam kriteria Kurang K, Cukup C, Baik B, dan Sangat Baik SB. Siswa dikatakan berhasil mencapai indikator keberhasilan jika mendapat skor
akhir 2,66 dengan keterangan Berhasil B dan Belum Berhasil BB. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan skor akhir keaktifan siswa pada setiap pertemuannya. Pertemuan 1 terdapat 2 siswa yang tidak
masuk sekolah sehingga mendapatkan skor 0 di setiap indikator keaktifan siswa. Pertemuan 1 terdapat 4 siswa
85 termasuk dalam kriteria kurang aktif, 8 siswa termasuk dalam
kriteria cukup aktif, dan 2 siswa termasuk dalam kriteria keaktifan yang baik. Pertemuan 2 terdapat 9 siswa termasuk
dalam kriteria cukup aktif dan 5 siswa termasuk dalam kriteria keaktifan yang baik. Apabila dilihat dari perolehan
skor akhir keaktifan siswa, 2 siswa yang tidak masuk pada pertemuan 1 memiliki keaktifan yang cukup baik dan baik.
Hal tersebut terbukti pada pertemuan 2, RA memperoleh skor akhir 2 dengan kriteria cukup baik dan ICU memperoleh skor
akhir 2,75 dengan kriteria baik. Dilihat dari kemampuan siswa mencapai indikator
keberhasilan, pada pertemuan 1 hanya ada 1 siswa yang memperoleh skor akhir 2,66 dan dinyatakan berhasil
mencapai indikator keberhasilan, sedangkan siswa yang belum berhasil sebanyak 13 siswa. Jumlah siswa pada
pertemuan 2 yang berhasil mencapai indikator keberhasilan meningkat menjadi 4 siswa dan siswa yang belum berhasil
menurun menjadi 10 siswa. Berikut persentase siswa yang berhasil dan belum berhasil mencapai indikator keberhasilan
pada siklus I.
86 Tabel 6. Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil
Mencapai Indikator Keberhasilan pada Siklus I
Keterangan Frekuensi
Persentase P1 P2
P1 P2
Siswa yang berhasil mencapai indikator keberhasilan
1 4
7,14 28,57 Siswa yang belum berhasil
mencapai indikator keberhasilan 13
10 92,86 71,43
Berikut tabel perbandingan persentase siswa yang berhasil
dan belum berhasil mencapai indikator keberhasilan antara pra tindakan dan siklus I.
Tabel 7. Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan
antara Pra Tindakan dan Siklus I
Keterangan Pra Tindakan
Siklus I Freku-
ensi Perse-
tase Frekuensi
Persentase P1 P2
P1 P2
Siswa yang
berhasil mencapai
indikator keberhasilan
1 4
7,14 28,57 Siswa
yang belum
berhasil mencapai
indikator keberhasilan
14 100 13
10 92,86 71,43
Perbandingan persentase siswa yang berhasil dan belum berhasil mencapai indikator keberhasilan antara pra tindakan
dan siklus I juga ditunjukkan dalam diagram di bawah ini.
87 Gambar 9. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan
Belum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan antara Pra Tindakan dan Siklus I
Diagram di atas menunjukkan persentase siswa yang berhasil
mencapai indikator
keberhasilan mengalami
peningkatan dan persentase siswa yang belum berhasil mencapai indikator keberhasilan mengalami penurunan dari
pra tindakan sampai siklus I. Persentase siswa yang berhasil mencapai indikator keberhasilan pada pra tindakan 0
meningkat menjadi 7,14 pada siklus I pertemuan 1 kemudian meningkat lagi menjadi 28,57 pada pertemuan 2.
Persentase siswa yang belum berhasil mencapai indikator keberhasilan pada pra tindakan sebesar 100 menurun
menjadi 92,86 pada siklus I pertemuan 1 kemudian menurun lagi menjadi 71,43 pada pertemuan 2.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Pra Tindakan Siklus I
Pertemuan 1 Siklus I
Pertemuan 2 7,14
28,57 100
92,86 71,43
P e
r s
e
n t
a s
e
Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan antara Pra
Tindakan dan Siklus I
Berhasil Belum
Berhasil
88
4 Refleksi Siklus I
Refleksi pada siklus I bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Peneliti dan
guru kelas IV, melakukan evaluasi terhadap beberapa tindakan yang telah diterapkan untuk diperbaiki pada tindakan yang berikutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil evaluasi, dan hasil diskusi dengan guru, ada beberapa hal yang dapat direfleksikan agar
pelaksanaan proses pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran CPS di kelas IV SD Negeri Jeruksari dapat
meningkatkan keaktifan siswa. Secara kualitas proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran CPS dalam pembelajaran PKn kelas IV SD Negeri Jeruksari mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat
dari kondisi atau keadaan pada saat pelaksanaan tindakan di setiap pertemuan siklus I yaitu keaktifan siswa dalam pembelajaran
meningkat, terlihat pada setiap pertemuan, partisipasi, serta keantusiasan siswa meningkat cukup baik, didukung pula dengan
adanya kesediaan siswa dalam melaksanakan tahapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CPS, namun masih ada
beberapa siswa yang kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Hal tersebut dapat dilihat ketika siswa diminta
berpendapat, bertanya, maupun menanggapi pendapat atau pertanyaan dari siswa lain, beberapa siswa masih bergurau dengan
89 siswa lain, tanpa menghiraukan perkataan guru. Sebagaimana
pendapat dari Nana Sudjana 2010: 94 mengenai kekurangan model pembelajaran CPS, salah satunya adalah jika kegiatan belajar tidak
terkontrol oleh guru, maka kegiatan belajar bisa membawa resiko yang merugikan siswa, misalnya kegiatan belajar tidak optimal
karena sikap tak acuh siswa. Hal tersebut terjadi pada siklus I, meskipun kualitas pembelajaran meningkat namun pembelajaran
belum maksimal. Hasil penelitian tindakan siklus I menunjukkan bahwa pada
pertemuan 1, hanya ada 1 7,14 siswa yang berhasil mencapai indikator keberhasilan penelitian dan pada pertemuan 2 meningkat
menjadi 4 28,57 siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sujarwo 2011: 179-180 pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran CPS menempatkan siswa aktif dalam pembelajaran karena guru lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator,
motivator, dan dinamisator belajar. Menurut indikator keberhasilan yang sudah ditentukan, penelitian ini dikatakan berhasil jika
sekurang-kurangnya ≥75 siswa memperoleh skor akhir 2,66. Skor
akhir tersebut termasuk dalam kriteria baik. Oleh karena itu, penelitian tindakan siklus I dinyatakan belum berhasil sehingga perlu
dilanjutkan penelitian tindakan siklus II. Hal tersebut diakibatkan karena upaya guru dalam mengelola kelas kurang optimal sehingga
masih ada siswa yang sulit untuk dikondisikan mengikuti
90 pembelajaran dengan baik dan guru belum menguasai penuh model
pembelajaran CPS pada pembelajaran PKn. Berikut kendala-kendala selama siklus I disertai dengan rencana perbaikan untuk
pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Tabel 8. Kendala pada Siklus I dan Rencana Perbaikan untuk Pembelajaran pada
Pertemuan Berikutnya
No. Kendala Penelitian Siklus I
Rencana Perbaikan Pada Siklus II
1. Guru kurang tegas terhadap siswa yang
bergurau, mengobrol,
dan mengganggu siswa lain saat proses
pembelajaran berlangsung sehingga membuat kegaduhan di dalam kelas.
Guru memanggil dan menegur siswa yang bergurau, mengobrol,
dan mengganggu siswa lain saat proses pembelajaran berlangsung
agar
siswa kembali
fokus mengikuti pembelajaran dengan
baik. 2. Pada pembagian kelompok yang
dilakukan secara acak sesuai dengan tingkat prestasi siswa, ada beberapa
siswa yang protes dengan kelompok yang telah ditentukan.
Guru menasehati siswa agar mau berkelompok dengan siapa saja
tanpa membeda-bedakan
dan tidak
mengejek siswa
yang berkelompok dengan lawan jenis.
3. Tahapan yang dilakukan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran CPS, guru kurang maksimal dalam menjelaskan petunjuk
kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, sehingga beberapa siswa masih
belum
mampu mengidentifikasi
penyebab dari masalah yang disajikan oleh guru.
Guru menjelaskan dengan jelas dan rinci mengenai petunjuk
kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, sehingga seluruh
siswa
tidak mengalami
kesalahpahaman dan
mampu mengidentifikasi penyebab dari
masalah yang disajikan oleh guru.
4. Selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran CPS, guru kurang
membimbing siswa dalam diskusi, guru terlihat pasif, dan hanya duduk di
meja guru sambil membaca buku sehingga ketika siswa mengalami
kesulitan mengerjakan LKS siswa meminta bantuan kepada peneliti.
Guru harus
lebih aktif
membimbing siswa dalam diskusi dan membantu kesulitan siswa
sehingga tidak ada lagi siswa yang kesulitan menyelesaikan masalah
dalam LKS.
5. Saat presentasi berlangsung, masih terdapat siswa yang mengobrol dengan
teman sekelompoknya dan masih pasif untuk menanggapi presentasi dari
kelompok lain. Guru
harus menegur
dan memberikan
nasehat bagi
kelompok yang
tidak memperhatikan
dan meminta
siswa ikut menanggapi dalam kegiatan presentasi hasil diskusi.
91