Keterkaitan antara Model Pembelajaran Creative Problem Solving CPS

40 lain 1 fluency yaitu kelancaran atau kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan, 2 fleksibility yaitu siswa mampu memberikan jawaban yang berbeda-beda dalam mengatasi masalah, 3 originality yaitu siswa mampu memberikan jawaban yang jarang atau langka dan berbeda dengan jawaban siswa lain pada umumnya, 4 elaboration yaitu siswa mampu menyatakan gagasan secara terperinci. Siswa yang kreatif tidak sekedar mengemukakan ide, tetapi juga mengembangkan gagasan yang dikemukakan, dan 5 sensitivity yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan gagasan sebagai tanggapan terhadap suatu situasi. Siswa sebagai subjek didik yang merencanakan dan melaksanakan belajar. Proses pembelajaran kreatif, guru dapat mendorong keluarnya pendapat siswa dan kreativitas siswa sehingga siswa dapat mengemukakan alternatif pemecahan masalah yang beragam. Keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut akan membuat siswa berantusias dan membuat pembelajaran PKn lebih bermakna sehingga pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.

E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar SD

Siswa adalah salah satu komponen pendidikan yang menempati posisi sentral dalam proses pembelajaran. Siswa merupakan pokok persoalan dan sebagai tumpuan perhatian. Siswa merupakan pihak yang memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa merupakan komponen pendidikan yang diperhatikan pertama kali pada proses pembelajaran. Guru senantiasa merencanakan suatu proses pembelajaran dengan baik agar dapat 41 mewujudkan tujuan pendidikan. Guru merencanakan dan menyiapkan bahan yang diperlukan, media, model, metode, dan fasilitas yang mendukung pembelajaran. Oleh karena itu, siswa disebut sebagai subjek belajar. Menurut teori perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget Slameto, 2003: 116, siswa sekolah dasar termasuk dalam tahap perkembangan Operasional Konkret Concrete Operation yang muncul antara rentang umur 7 tahun sampai 13 tahun. Siswa memiliki ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Tahap perkembangan Operasional Konkret, anak akan melewati tahap pertama internal action yaitu pemikiran anak sudah mulai stabil. Kedua, logical operational system yaitu melakukan pengamatan terhadap suatu hal akan diorganisasikan menjadi sistem pengerjaan yang logis. Ketiga, trial and error yaitu anak mulai dapat berpikir lebih dahulu sebelum bertindak. Keempat, conservational principles yaitu anak telah menguasai prinsip penyimpanan. Pada tahap perkembangan Operasional Konkret, anak masih terikat pada objek-objek konkret. Kemampuan siswa yang tampak pada tahap perkembangan operasional konkret adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan logika, meskipun masih terikat dengan objek-objek yang bersifat konkret. Pada usia sekolah dasar sekitar 7 sampai 13 tahun, siswa masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera Piaget dalam Heruman, 2008: 1-2. Oleh karena itu dalam sebuah pembelajaran, siswa memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga yang dapat memperjelas 42 apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga materi lebih cepat dipahami dan dimengerti siswa. Karakteristik siswa menurut Sardiman A.M. 2007: 120 adalah “keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya ”. Penentuan tujuan belajar harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai karakteristik siswa, antara lain. a. Kemampuan awal siswa, misalnya kemampuan intelektual, berpikir, aspek psikomotor, dan lain-lain. b. Latar belakang dan status sosial. c. Perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain. Pengetahuan mengenai karakteristik siswa, akan membantu guru merekonstruksi dan mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian rupa, memilih, dan menentukan metode yang lebih tepat, sehingga akan terjadi proses interaksi dari masing-masing komponen pembelajaran secara optimal. Adapun karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran menurut Sardiman A.M. 2007: 121, antara lain. a. Latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan b. Gaya belajar c. Usia kronologi d. Tingkat kematangan e. Spektrum dan ruang lingkup minat 43 f. Lingkungan sosial ekonomi g. Hambatan-hambatan lingkungan dan kebudayaan h. Inteligensia i. Keselarasan dan perilaku j. Prestasi belajar k. Motivasi dan lain-lain Berdasarkan kajian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa siswa merupakan subjek belajar. Siswa memiliki karakteristik atau pola aktivitas yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan lainnya. Hal tersebut menantang guru untuk menyediakan kondisi yang kondusif agar masing- masing siswa dapat belajar secara optimal sesuai dengan karakteristik masing-masing.

F. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagai berikut. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Pretty Yudharina 2015 yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Mejing 2 Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving Tahun Ajaran 20142015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Creative Problem Solving CPS dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelas V SD Negeri Mejing 2, Gamping. Peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

Pengaruh Model Pembela jaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Penalaran Analogi Matematik Siswa

1 27 309

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran Ipa Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Siswa Kelas IV SD N

0 0 14

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran Ipa Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Margorejo Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 8

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran Ipa Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Siswa Kelas IV SD N

0 0 13

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MATERI

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA.

0 1 45

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Creative Problem Solving - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN - repository perpustakaan

0 0 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN - repository perpustakaan

0 0 76

B. KOMPETENSI DASAR - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN - repository perpustakaan

0 0 150