Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn di Kelas IV

17

B. Keaktifan Siswa

1. Pengertian Keaktifan Siswa

Proses pembelajaran tidak akan lepas dari interaksi antara guru dan siswa. Aktivitas siswa menjadi sesuatu hal penunjang terjadinya interaksi tersebut. Sardiman A.M. 2007: 97-100 mengemukakan bahwa aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar. Tanpa adanya aktivitas, belajar tidak mungkin berjalan dengan baik karena pada hakikatnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi tindakan aktivitas. Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Aktivitas fisik meliputi mendengar, menulis, membaca, dan lain-lain. Aktivitas mental meliputi memecahkan permasalahan, membandingkan konsep, menyimpulkan hasil pengamatan, dan lain-lain. Pada kegiatan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar akan membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat, sehingga dapat terhindar dari tindakan yang akan merugikan siswa. Prinsip-prinsip pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono Waluyo Adi, 2000: 15, meliputi perhatian, motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan, penguatan, dan perbedaan individu. Pada penelitian ini, secara khusus akan mengkaji mengenai keaktifan siswa dalam pembelajaran. Keaktifan siswa sangat diperlukan ketika proses pembelajaran berlangsung, seperti yang dikemukakan oleh John Dewey Waluyo Adi, 2000: 17 bahwa belajar berkaitan dengan sesuatu yang dikerjakan dan 18 misi aktif siswa. Teori Behavioristik menjelaskan bahwa dalam belajar yang penting adalah adanya input berupa stimulus dan output yang berupa respon. Menurut teori ini belajar adalah proses interaksi antara stimulus atau rangsangan yang berupa serangkaian kegiatan yang bertujuan agar mendapatkan respon dari kegiatan tersebut. Teori Kognitif menjelaskan bahwa belajar ditunjukkan dengan adanya jiwa yang aktif dan jiwa yang mengolah informasi yang diterima. Berdasarkan teori-teori belajar di atas, tanpa adanya keaktifan siswa maka kegiatan belajar tidak berkualitas. Siswa dituntut untuk mampu mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Penerapan prinsip keaktifan siswa oleh guru dalam kegiatan pembelajaran menurut Waluyo Adi 2000: 17-18, dapat dilihat dalam kegiatan sebagai berikut. a. Menggunakan metode dan media yang bermacam-macam dalam pembelajaran pada siswa secara individu maupun kelompok. b. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam kelompok dan bertanya jawab. c. Memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari materi dan hal-hal yang belum dipahami. d. Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan percobaan dan penyelesaian masalah secara berkelompok. Keaktifan sangat penting dalam proses pembelajaran karena dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang ada dalam diri siswa, 19 berpikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Keaktifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam pembelajaran berupa aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar meliputi pengetahuan, pemahaman, aspek-aspek tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilan yang bermakna. Keterampilan tersebut baik yang dapat diamati konkret seperti mendengar, menulis, membaca, menyanyi, menggambar, dan berlatih maupun yang sulit diamati abstrak seperti menggunakan pengetahuan dalam memecahkan permasalahan, membandingkan konsep, menyimpulkan hasil pengamatan, dan lain-lain.

2. Indikator Keaktifan Siswa

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan dalam pembelajaran apabila memiliki ciri-ciri seperti sering bertanya kepada guru atau siswa lain mengenai hal yang belum dipahami dalam pembelajaran, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan mampu menjawab pertanyaan. Nana Sudjana 2009: 61 menyebutkan beberapa kegiatan yang mencerminkan keaktifan siswa. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal sebagai berikut. a. Ikut serta dalam melaksanakan tugas belajar. b. Terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah. c. Bertanya kepada guru atau siswa lain ketika tidak memahami 20 masalah yang dihadapi. d. Mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. e. Melakukan diskusi dalam kelompok sesuai dengan petunjuk guru. f. Melakukan penilaian terhadap kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh. g. Melatih diri dalam memecahkan permasalahan yang sejenis. h. Menerapkan apa yang telah diperoleh untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Kemudian, Sriyono 1992: 75 menjelaskan bahwa keaktifan adalah pada waktu guru mengajar guru harus mengusahakan agar siswa dapat aktif secara jasmani dan rohani. Syaiful Sagala 2006: 124-134 menambahkan teori mengenai keaktifan jasmani dan rohani sebagai berikut. a. Keaktifan indera yaitu pendengaran, penglihatan, peraba. Siswa

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

Pengaruh Model Pembela jaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Penalaran Analogi Matematik Siswa

1 27 309

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran Ipa Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Siswa Kelas IV SD N

0 0 14

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran Ipa Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Margorejo Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 8

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran Ipa Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Siswa Kelas IV SD N

0 0 13

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MATERI

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA.

0 1 45

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Creative Problem Solving - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN - repository perpustakaan

0 0 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN - repository perpustakaan

0 0 76

B. KOMPETENSI DASAR - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN - repository perpustakaan

0 0 150