Pengelolaan perencanaan pembelajaran di kelas inklusi
80
tidak membedakan soal. Baik siswa normal maupun yang berkebutuhan mendapatka soal dengan taraf kesulitan yang sama. Hasil evaluasi yang ada
menunjukkan bahwa kemampuan siswa berkebutuhan khusus di kelas V masih kesulitan dalam hal menulis. Untuk hasil evaluasi pembelajaran dituangkan
didalam rapor dimana siswa berkebutuhan khusus di kelas inklusi memiliki dua macam rapor yakni rapor umum dan rapor khusus.
Penyajian data. Evaluasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis, namun evaluasi yang dilakukan sebagian besar berupa evaluasi dalam bentuk
tertulis. Dalam evaluasi ini guru belum mengelola soal evaluasi dengan membedakan untuk siswa berkebutuhan khusus dengan siswa normal di kelas
inklusi sehingga hasil evaluasi siswa berkebutuhan tidak memperlihatkan kemampuan yang sebenarnya.
Pemaknaan. Evaluasi hasil belajar yang dilakukan oleh guru terdiri dari evaluasi formatif dan sumatif. Keduanya berfungsi untuk mengukur kemampuan
peserta didik yang mengikuti pembelajaran. Evaluasi ini dilakukan secara tertulis dengan menggunakan soal berbentuk pilihan ganda, isisan maupun uraian. Dalam
evaluasi ini soal yang diberikan antara siswa berkebutuhan khusus dengan siswa normal tidak dibedakan. Hal ini mengindikasikan bahwa guru belum
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian dimana guru dalam melakukan penilaian harus memperhatikan kemampuan siswa sehingga kemampuan kognitif yang
diukur memperlihatkan hasil yang jelas. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan evaluasi pembelajaran di kelas inklusi belum di kelola dengan baik.
Pengelolaan evaluasi pembelajaran di kelas inklusi semestinya harus
81
memperhatikan kemampuan kognitif siswa selama mengikuti pembelajaranan. Dari kegiatan pembelajaran diketahui capaian siswa di kelas dalam mengikuti
pembelajaran. Dari capaian tersebut guru bisa memperkirakan soal yang sesuai untuk ABK dalam evaluasinya. Evaluasi pembelajaran di kelas inklusi perlu
diperbaiki oleh guru. Guru perlu mengubah cara evaluasi yang tepat di kelas inklusi terutama untuk siswa ABK. Evaluasi di kelas inklusi pada ABK
semestinya dilakukan secara berkelanjutan sehingga terlihat jelas perkembangan belajar siswa. Selain berkelanjutan tentunya alat ukurnya sesuai dengan kondisi
peserta didik. Perubahan dalam hal evalusi penting dilakukan agar pembelajaran yang dilakukan bisa memberikan hasil yang sesuai dengan kondisi siswa dan
terlihat perkembangan belajarnya sehingga bisa digunakan untuk perbaikan bagi guru dalam mengajar siswa di kelas inklusi.