Data Pengelolaan Evaluasi Pembelajaran di Kelas Inklusi
78
pelajari siswa di kelas inklusi memiliki kesamaan. Sedangkan penggunaan media pembelajaran lebih sering berupa media visual seperti buku paket. Pendekatan
yang digunakan dalam melakukan pembelajaran di kelas inklusi sebagian besar pendekatan klasikal. Lebih lanjut dalam pelaksanaan pembelajaran guru tidak
mengelola kelas khususnya tempat duduk sehingga ABK mendapatkan tempat duduk paling belakang. Dalam mengelolaan pelaksanaan pembelajaran di kelas
inklusi guru kelas melakukan pengelolaan pelaksanaan pembelajaran seperti pelaksanaan pembelajaran kelas regular yang tidak ada peserta didik ABK. Tidak
ada perbedaan yang mencolok yang dilakukan oleh guru dalam mengelola pelaksanaan pembelajaran kelas inklusi
Penyajian data. Proses pelaksanaan pembelajaran antara guru dan siswa dilakukan dengan tatap muka dan klasikal. Hal ini karena sebagian besar siswa
yang belajar adalah siswa normal. Penyampaian materi diberikan secara sama tanpa ada perbedaan. Demikian juga dalam penggunaan metode yang tidak
dibedakan antara siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus. ABK di kelas inklusi memiliki kemampuan memahami yang sangat lambat sehingga dalam
menyerap materi tidak dapat sepenuhnya. Pemaknaan. Proses pembelajaran yang terjadi antara guru dan siswa adalah
secara tatap muka namun penyampaian materi dan penggunaan metode yang sama memperlihatkan bahwa guru masih kurang mengetahui tentang proses
pembelajaran di kelas inklusi yang sebenarnya dimana kemampuan anak menjadi pedoman dalam memberikan materi pembelajaran. Mengajar siswa di kelas
inklusi memang pekerjaan yang tidak mudah karena kemampuan anak yang
79
sangat beragam dari yang lambat hingga cepat berada dalam dalam satu kelas. Dalam pembelajaran di kelas guru melakukan secara klasikan sehingga siswa
yang berkebutuhan di kelas inklusi belum bisa memperoleh pendidikan berdasarkan kemampuannya serta belum mendapat pengajaran secara individual
dari guru. Pembelajaran seperti di SD Negeri Burat ini sangat berbeda dengan konsep pembelajaran inklusi. Pembelajaran inklusi lebih menekankan pada siswa
sehingga siswa yang di kelas inklusi terlayani pendidikannya. Berbeda dengan siswa inklusi di SD Negeri Burat dimana ABK yang ada justru tidak diperhatikan
atau dilayani dalam pendidikan justru terkesan dibiarkan dan tidak dipedulikan hal ini terbukti dari pelaksanaan pembelajaran yang sama sekali tidak memperhatikan
ABK di kelas inklusi. ABK dipaksa menerima materi yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, guru kelas dalam pelaksanaan pembelajaran belum
melakukan pengaturan tempat duduk yang tepat untuk ABK. ABK justru menempati tempat duduk paling belakang. Oleh karenanya pelaksanaan
pembelajaran di kelas inklusi SD Negeri Burat dapat diperbaiki kembali sehingga hak ABK tidak terabaikan dalam memperoleh pelayanan pendidikan.