Karakteristik Peserta Didik di Kelas Inklusi

24 merupakan komponen yang saling terkait antar satu dengan lainnnya. Apabila salah satu komponen tidak berjalan maka proses pembelajaran tidak dapat tercapai secara maksimal. Dengan demikian agar komponen tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal maka masing-masing komponen perlu dikelola secara tepat. Dari pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa pengelolaan pembelajaran di kelas inklusi merupakan kegiatan mengatur pembelajaran yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi di dalam kelas yang terdapat beragam karakteristik siswa. Berikut ini merupakan komponen dalam pembelajaran.

1. Perencanaan Pembelajaran Kelas Inklusi

Perencanaan pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu persiapan yang dilakukan oleh seorang guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Merencanakan pembelajaran yang efektif di kelas inklusi merupakan sebuah tuntutan yang harus dilakukan oleh guru. Menurut Hunt Abdul Majid, 2006: 94 untuk membuat perencanaan yang baik dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui unsur-unsur perencanaan yang baik antara lain mengidentifikasi kebutuhan siswa, tujuan yang hendak dicapai, berbagai strategi dan scenario yang relevan untuk mencapai tujuan. Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 pasal 20 tentang standar nasional pendidikan menjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,materi bahan ajar, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Mengacu pada ketentuan tersebut, terdapat indikasi bahwa setiap guru berkewajiban menyusun silabus dan RPP secara lengkap dan 25 sistematis sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan pembelajaran di kelas inklusi pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan perencanaan pembelajaran di kelas biasa. Namun dalam perencanaan pembelajaran kiranya guru dapat menyusun perencanaan yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik yang ada di kelas inklusi. Dalam hal ini, guru perlu merencanakan materi media, metode yang sesuai dengan kondisi peserta didik di kelas inklusi. a Penyusunan silabus Tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran salah satunya didukung dengan silabus. Abdul Majid 2006: 38 mengemukakan bahwa silabus merupakan rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Adapun langkah langkah pengembangan silabus menurut Depdiknas Abdul majid, 2006: 40 meliputi: 1 Penulisan identitas mata pelajaran 2 Perumusan standar kompetensi 3 Penentuan kompetensi dasar 4 Penentuan materi pokok dan uraiannya 5 Penentuan pengalaman belajar 6 Penentuan alokasi waktu 7 Penentuan sumber belajar. Dari uraian diatas dapat ditegaskan bahwa silabus merupakan suatu rancangan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran dimana komponen dari silabus tersebut memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar, indikator keberhasilan pembelajaran, jenis penilaian, materi pokok, alokasi waktu dan sumber belajar. Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan 26 oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolahmadrasah atau beberapa sekolah, kelompok kerja guru dan dinas pendidikan. Silabus untuk pembelajaran di kelas inklusi pada dasarnya memiliki komponen yang sama seperti di atas, perbedaannya untuk setiap poin dalam silabus penyusunanya perlu disesuikan dengan kondisi dan kemampuan yang ada pada peserta didik berkebutuhan khusus. b Merencanakan bahan pelajaran Bahan ajar atau materi pembelajaran merupakan substansi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan unsur inti yang ada dalam kegiatan pembelajaran karena bahan pelajaranan itulah yang harus diberikan kepada siswa untuk dikuasai anak didik. Oleh karenanya materi pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa dipisahkan dalam pembelajaran. Memilih materi pembelajaran yang tepat bagi peserta didik berkebutuhan khusus merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh guru di kelas inklusi. Hal ini terjadi karena silabus dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok serta beragamnya karakteristik peserta didik yang ada di kelas inklusi mengharuskan guru untuk menyiapkan dan memilih materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang ada di kelas inklusi. Meteri pembelajaran di kelas inklusi berdasarkan pendapat Dedy Kustawan 2012: 102 bahwa materi yang akan diberikan untuk kegiatan pembelajaran di kelas inklusi khususnya bagi siswa yang memiliki kebutuhan khusus membutuhkan pemodifikasianpenyesuaian. Penyesuaian tersebut menyangkut kedalaman materi yang akan diberikan serta tingkat yang disesuaian dengan 27 kemampuan dan kondisi ABK. Oleh karena itu guru harus benar-benar memilihkan materi yang tentunya disesuaikan dengan kondisi ABK yang ada. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa pada dasarnya merencanakan materi pembelajaran di kelas inklusi harus memperhatikan kondisi perkembangan siswa. Selain memperhatikan kondisi yang ada pada anak, merencanakan materi juga disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran. Artinya bahwa perencanaan materi pembelajaran di kelas inklusi selain memperhatikan kondisi siswa juga memperhatikan tujuan pembelajan yang akan dicapai. Dengan demikian perencanaan materi ajar berjalan beriringan baik berdasarkan kondisi maupun pada tujuan pembelajaran. c Merencanakan pendekatan belajar mengajar. Pendekatan pembelajaran merupakan cara yang dipilih guru dalam melakukan pendekatan saat pembelajaran. Pendekatan pembelajaran berfungsi sebagai perantara keberhasilan guru dalam menyampaikan materi. Pendekatan pembelajaran yang digunakan di sekolah inklusi idealnya menggunakan pendekatan individual. Walaupun tidak menutup kemungkinan harus menggunakan pendekatan klasikal mengingat peserta didik yang banyak. Maksudnya bahwa guru sebagai orang yang memiliki kekuasaan di kelas bisa menempatkan kapan menggunakan pendekatan klasikal maupun individual. Pendekatan individual dapat dipilih oleh guru dalam membelaajrakan siswa di kelas inklusi setelah melihat kondisi siswa dari hasil assemen. Tarmansyah 2007: 183 asesmen merupakan usaha untuk mendapatkan informasi tentang potensi dan hambatan yang dimiliki siswa. Dengan hasil asesmen guru dapat memilih dan

Dokumen yang terkait

Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat Jenis Sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) di Desa Burat, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo

3 23 182

PENGELOLAAN KELAS INKLUSI DI SD NEGERI 3 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN 2014 Pengelolaan Kelas Inklusi di SD N 3 Banyudono Boyolali Th 2014.

0 3 17

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KELAS INKLUSI DI SDN RONGGO 03 KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI Pengelolaan Pembelajaran Kelas Inklusi di SDN Ronggo 03 Kecamatan Jaken Kabupaten Pati.

0 2 15

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KELAS INKLUSI DI SDN RONGGO 03KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI Pengelolaan Pembelajaran Kelas Inklusi di SDN Ronggo 03 Kecamatan Jaken Kabupaten Pati.

0 2 16

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Kelas Inklusi di SDN Ronggo 03 Kecamatan Jaken Kabupaten Pati.

0 5 6

INTEGRASI PELAYANAN PEMBELAJARAN INKLUSI DI SD NEGERI SUMBERREJO KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO Integrasi Pelayanan Pembelajaran Inklusi di SD Negeri Sumberrejo Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo.

0 0 13

INTEGRASI PELAYANAN PEMBELAJARAN INKLUSI DI SD NEGERI SUMBERREJO KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO Integrasi Pelayanan Pembelajaran Inklusi di SD Negeri Sumberrejo Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo.

0 0 19

PELAYANAN PEMBELAJARAN INKLUSI DI SD NEGERI 2 SENGI KECAMATAN DUKUN MAGELANG Pelayanan Pembelajaran Inklusi Di SD Negeri 2 Sengi Kecamatan Dukun Magelang.

0 1 10

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR Pengelolaan Pembelajaran Inklusi Di Sekolah Dasar (Studi Situs di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali).

0 1 18

PERMAINAN POINT BOTTLE SHOOT DALAM PEMBELAJARAN BOLABASKET PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KECAMATAN KEPIL KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2015 2016 -

0 0 71