5
Salah satu sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusi adalah SD Negeri Burat yang berlokasi di Jalan utama Wonosobo Purworejo tepatnya di
Desa Burat Kepil, Wonosobo. Sekolah ini merupakan satu-satunya sekolah inklusi yang ada di Kecamatan Kepil dan ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Wonosobo untuk menyelenggarakan pendidikan inklusi berdasarkan Surat Keputusan nomor 421.73462010 dari 42 Sekolah Dasar dan
12 Madrasah Ibtidaiyah yang ada. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah mengungkapkan bahwa jumlah ABK di sekolah ini sebanyak sebelas siswa yang
terdiri dari sembilan siswa lambat belajar, satu siswa tunadaksa dan satu siswa tunagrahita. Siswa lambat belajar adalah siswa yang paling banyak di sekolah ini.
Karakteristik siswa yang beragam menyebabkan siswa dalam proses pembelajaran ada yang cepat dan ada yang lamban dalam menerima materi. Siswa lambat
belajar yang ada di sekolah ini, sebagian besar mengalami kesulitan dalam menerima materi sehingga dalam kegiatan pembelajaran mengalami
ketertinggalan materi serta tidak dapat menyerap materi sepenuhnya Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah diketahui bahwa perencanaan
pembelajaran di kelas inklusi SD Negeri Burat diawali dengan kegiatan asesmen. Kegiatan asesmen ini dilakukan oleh sekolah bekerja sama dengan yayasan biro
konsultasi psikologi kusuma. Kegiatan asesmen yang dilakukan oleh yayasan tersebut adalah melakukan pengukuran IQ siswa. Dari hasil pengukuran IQ
tersebut maka dapat diketahui siswa yang termasuk dalam kebutuhan khusus. Hasil pengukuran tersebut seharusnya dapat digunakan oleh guru untuk menyusun
asesmen untuk kegiatan pembelajaran guna mengetahui kondisi siswa dalam
6
kemampuan belajar sehingga perencanaan yang dipersiapkan dapat tepat sasaran. Namun pengetahuan guru yang masih kurang dan tidak memahami cara untuk
melakukan asesmen pembelajaran menyebabkan guru kelas maupun guru mata pelajaran tidak melakukan asesmen pembelajaran terhadap ABK. Oleh karena itu,
selama siswa belajar di kelas inklusi guru tidak melakukan asesmen pembelajaran pada ABK di kelas inklusi.
Disamping itu, proses pelaksanaan pembelajaran di kelas inklusi berlangsung kurang interaktif antara guru dan siswa ABK. Hal ini menjadikan
ABK juga pasif dalam mengikuti pembelajaran sehingga lebih sering terdiam. Guru lebih banyak berinteraksi dengan siswa normal karena jumlah siswa normal
yang lebih banyak daripada siswa berkebutuhan khusus. Hal ini berdampak pada layanan pembelajaran yang mementingkan siswa normal daripada ABK sehingga
keberadaan ABK di kelas justru terabaikan. Permasalahan lainnya yang diungkapkan oleh kepala sekolah adalah
terkait dengan penyesuaian kurikulum dalam pembelajaran. Penyesuaian kurikulum pembelajaran yang seharusnya berlaku pada ABK belum bisa
dilakukan oleh guru yang mengajar di kelas inklusi. Tidak adanya penyesuaian dalam pembelajaran menyebabkan sebagian besar pembelajaran yang diberikan
tidak tepat sesuai dengan kondisi ABK. Penyesuaikan pembelajaran merupakan bentuk layanan untuk memberikan kemudahan kepada ABK dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hal di atas, maka peneliti tertarik dengan pengelolaan
pembelajaran di kelas inklusi. Sekolah inklusi dalam memberikan pembelajaran
7
menggunakan cara mengajar yang khusus untuk siswa terutama siswa yang memiliki kebutuhan khusus sehingga kemampuan siswa di kelas inklusi dapat
maksimal. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengelolaan pembelajaran di kelas inklusi SD Negeri Burat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi
permasalahannya yang antara lain adalah sebagai berikut:
1. Siswa berkebutuhan khusus di kelas inklusi mengalami kesulitan dalam menyerap materi yang diajarkan oleh guru di kelas inklusi sehingga selalu
tertinggal oleh karenanya perlu pengelolaan pembelajaran yang sesuai. 2. Kegiatan assesmen belum dilakukan oleh guru sehingga dalam penyusunan
perencanaan pembelajaran di kelas inklusi tidak memperhatikan kondisi peserta didik.
3. Guru kurang interaktif dalam mengajar siswa terutama untuk ABK di kelas inklusi sehingga ABK cenderung pasif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas inklusi. 4. Penyesuaian pembelajaran di kelas inklusi yang belum dilakukan oleh guru
yang mengajar di kelas inklusi sehingga pembelajaran yang diberikan tidak menyesuaikan kondisi siswa.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijabarkan, Ada beberapa permasalahan yang muncul, peneliti membatasi permasalahan pada
pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran penting dilakukan agar
8
tujuan pembelajaran dapat tercapai di kelas inklusi. Oleh karena itu perlu diketahui bagaimana pengelolaan pembelajaran di kelas inklusi terkait dengan
aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran di kelas di kelas inklusi SD Negeri Burat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu:
1. Bagaimana pengelolaan perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang mengajar di kelas inklusi SD Negeri Burat?
2. Bagaimana pengelolaan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang mengajar di kelas inklusi SD Negeri Burat?
3. Bagaimana pengelolaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang mengajar di kelas inklusi SD Negeri Burat?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan yang telah dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Pengelolaan perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang mengajar di kelas inklusi SD Negeri Burat.
2. Pengelolaan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang mengajar di kelas inklusi SD Negeri Burat.
3. Pengelolaan evaluasi pembelajaran di kelas inklusi SD Negeri Burat.
9
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritik
Diharapkan dapat memberikan sumbangan kepustakaan dalam memperdalam kajian tentang pengelolaan pembelajaran di kelas inklusi untuk
sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, sebagai perbaikan untuk meningkatkan kualitas dalam mengelola pembelajaran di kelas inklusi.
b. Bagi Guru yang mengajar di kelas inklusi sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan mengajar dan membina peserta didik di kelas inklusi.
10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengelolaan 1. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management. Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan, dan agere
yang berarti melakukan. Kata ini digabung menjadi kata kerja managere yang berarti menangani, Usman Onisimus Amtu, 2011: 1. Dalam bahasa Indonesia
manajemen diterjemahkan menjadi pengelolaan. Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan usaha bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Lebih lanjut, Oemar Hamalik 2006: 17 mendefinisikan manajemen menjadi suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan
bantuan manusia lain serta sumber sumber lainnya, menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian manajemen memang tampaknya berbeda menurut sudut pandang masing-masing orang, walaupun demikian dari pandangan-pandangan di
atas dapat dipahami bahwa manajemen pada prinsipnya merupakan suatu aktivitas dan proses mendayagunakan sumber daya yang ada dalam suatu organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan atau manajemen merupakan suatu rangkaian kegiatan usaha manusia bersama-sama guna mendayagunakan sumber daya yang
ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
11
2. Fungsi Pengelolaan
George R. Terry Malayu S.P Hasibuan, 2007: 38 berpendapat fungsi manajemen meliputi perencanaan planning, pengorganisasian organizing,
pengarahan actuating dan pengawasan controlling. Menurut William A Shcrode dan Dan Voice,Jr Hartati Sukirman, dkk 2006: 6, fungsi manajemen
meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengelolaan umumnya menggunakan fungsi
manajemen yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berikut ini masing-masing penjelasan dari fungsi manajemen..
a. Perencanaan Perencanaan adalah langkah awal merumuskan strategi agar kegiatan dapat
berjalan dengan lancar. Menurut Syaiful Sagala 2007: 56 perencanaan adalah proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau program-program
yang akan dilakukan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih lanjut Sudjana 2004: 57 perencanaan adalah proses yang sistematis dalam
pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Disebut sistematis karena perencanaan dilakukan dengan
menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip tersebut mencakup proses pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik secara ilmiah serta
tindakan atau kegiatan yang terorganisasi. Menurut Usman Onisimus, 2011: 32 perencanaan pada hakikatnya
merupakan proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif mengenai sasaran dan cara-cara mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan