81
memperhatikan kemampuan kognitif siswa selama mengikuti pembelajaranan. Dari kegiatan pembelajaran diketahui capaian siswa di kelas dalam mengikuti
pembelajaran. Dari capaian tersebut guru bisa memperkirakan soal yang sesuai untuk ABK dalam evaluasinya. Evaluasi pembelajaran di kelas inklusi perlu
diperbaiki oleh guru. Guru perlu mengubah cara evaluasi yang tepat di kelas inklusi terutama untuk siswa ABK. Evaluasi di kelas inklusi pada ABK
semestinya dilakukan secara berkelanjutan sehingga terlihat jelas perkembangan belajar siswa. Selain berkelanjutan tentunya alat ukurnya sesuai dengan kondisi
peserta didik. Perubahan dalam hal evalusi penting dilakukan agar pembelajaran yang dilakukan bisa memberikan hasil yang sesuai dengan kondisi siswa dan
terlihat perkembangan belajarnya sehingga bisa digunakan untuk perbaikan bagi guru dalam mengajar siswa di kelas inklusi.
D. Pembahasan
1. Pengelolaan perencanaan pembelajaran di kelas inklusi
Pengelolaan Perencanaan pembelajaran di kelas inklusi masih memiliki keterbatasan dalam merencanakan pembelajaran terutama untuk siswa yang
memiliki kebutuhan khusus. Keterbatasan ini akan mengganggu kegiatan pembelajaran di kelas apabila tidak segera di atasi. Diskusi antar guru maupun
kepala sekolah diharapkan dapat membantu guru agar memaksimalkan kemampuannya dalam merencanakan kegiatan pembelajaran di kelas inklusi.
Kepala sekolah sebagai manajer memiliki peran untuk membantu dan memberikan solusi bagi guru dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi,
hal ini karena kegiatan pengelolaan perencanaan pembelajaran di kelas inklusi
82
merupakan kegiatan yang membutuhkan berbagai pertimbangan agar dalam pelaksanaannya bisa maksimal.
Mengelola perencanaan pembelajaran yang efektif di kelas inklusi merupakan sebuah tuntutan yang harus dilakukan oleh guru pada sekolah yang memiliki lebel
inklusi. Dalam merecanakan pembelajaran di kelas inklusi, tentunya tidak dapat dilakukan secara langsung tanpa persiapan dan informasi yang jelas tentang
kondisi siswa di kelas inklusi. Hal-hal yang harus dipersiapkan oleh guru yang paling umum agar penyusunan rencana pembelajaran tepat adalah mencari tahu
terlebih dahulu kondisi peserta didik yang ada di kelas inklusi SD Negeri Burat. Apabila guru sudah mengetahui kondisi peserta didik yang ada di kelas inklusi SD
Negeri Burat maka guru dapat memulai mengelola perencanaan pembelajaran dengan menyusun silabus pembelajaran. Silabus merupakan salah satu produk
pengembangan kurikulum yang berisi garis-garis besar materi pembelajaran. Silabus yang ada di SD Negeri Burat untuk kelas inklusi hingga saat ini masih
sama dengan silabus siswa normal pada umunnya, hal ini berarti bahwa SD Negeri Burat belum melakukan pengembangan silabus yang didasarkan pada
keadaan dan kondisi yang ada pada siswa di kelas inklusi. Silabus yang disusun di inklusi pada dasarnya berdasarkan pada kurikulum yang berlaku di sekolah umum
namun kurikulumnya perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik yang dimiliki oleh ABK. Penyusunan silabus yang berdasarkan kemampuan siswa
memberikan kemudahan bagi guru dalam memberikan materi pembelajaran karena dalam silabus sudah dijabarkan mengenai kompetensi yang diberikan dan
yang akan dicapai oleh yang memiiki kebutuhan khusus.
83
Penyususan RPP di kelas inklusi sebaiknya memperhatikan karakterisrik siswa di kelas inklusi. RPP yang dipakai di SD Negeri Burat adalah RPP yang
berlaku umum sehingga secara keseluruhan baik siswa normal maupun siswa yang memiliki kebutuhan khusus menggunakan RPP yang sama. Berdasarkan
ketentuan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 pasal 20 dan Permendiknas No. 41 tahun 2007 yang apabila ditarik benang merahnya menjelaskan bahwa
setiap guru berkewajiban menyusun silabus dan RPP secara lengkap dan sistematis sesuai dengan kebutuhan. Hal ini juga diungkapkan oleh Kasful Anwar
dan Hendra Harmi 2010: 28 yang menyatakan bahwa rencana pembelajaran harus dibuat berdasarkan tujuan dan kebutuhan siswa.
Pengelolaan perencanaan pembelajaran di kelas inklusi SD Negeri Burat belum disesuaikan dengan kondisi anak. Padahal dalam penyelenggaraan sekolah
inklusi, kondisi siswa digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan perencanaan pembelajaran. ABK yang memiliki gangguan yang cukup parah
idealnya memang memiliki perencanaan pembelajaran yang khusus untuk ABK. Kondisi anak yang berbeda-beda menjadi perhatian bagi guru untuk memberikan
pembelajaran yang tepat dan tidak terkesan memaksakan anak. Penyususnan RPP yang tidak memperhatikan kebutuhan siswa berarti sama saja dengan
menghilangkan hak siswa dalam belajar karena dalam pembelajaran di kelas inklusi karakteristik dan kemampuan anak menjadi prinsip yang dipegang dalam
memberikan pembelajaran Merencanakan materi pembelajaran di kelas inklusi merupakan komponen
pengelolaan perencanaan pembelajaran yang juga harus dilakukan oleh guru