Kegiatan Inti Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Inklusi

38 siswa dapat berinteraksi tanpa membedakan sehingga menciptakan sifat kepercayaan diri pada siswa berkebutuhan khusus. Pengaturan tempat duduk di kelas inklusi dapat menghilangkan sekat perbedaan pada ssiwa sehingga semua siswa dapat bertinteraksi satu dengan yang lainnya secara nyaman. 4 Membimbing Siswa Guru di kelas inklusi diharapkan dapat bertindak sebagai pembimbing dengan penuh sabar dan telaten karena dalam membimbing siswa di kelas inklusi yang memiliki kerakteristik yang beragam membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Soetomo 1993: 27 mengatakan bahwa bimbingan yang diberikan kepada siswa memiliki fungsi: a Bimbingan sebagai pemahaman, dapat diartikan bahwa denagn bimbingan diharapkan anak dapat memahami keadaan dirinya baik kemampuan, minat, bakat maupun kepribadiannya. b Bimbingan sebagai pencegahan dari gejala tingkah laku anak yang akan melakukan kegiatan yang tidak sesuai denagn peraturan sekolah c Bimbingan sebagai pengembangan, dapat diartikan bahwa guru dalam memberikan bimbingan mempunyai tujuan agar bakat, kemampuan serta potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang dan tersalurkan d Bimbingan sebagai penyesuaian, bahwa dengan bimbingan diharapkan siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya Membimbing siswa dalam belajar diperlukan untuk membantu siswa agar lebih membantu siswa memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi sehingga harapannya siswa dapat maju dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu memiliki ketrampilan penunjang agar dapat membimbing siswa di kelas inklusi agar mereka dapat terlayani kebutuhannya.

c. Kegiatan Penutup.

Kegiatan menutup pembelajaran berguna untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai kegiatan yang telah dipelajari, serta mengetahui 39 tingkat pencapaian siswa dalam belajar. Adapau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menutup kegiatan pembelajaran antara lain: 1 Bersama-sama dengan peserta didik danatau sendiri membuat rangkumansimpulan pelajaran 2 Melakukan penilaian danatau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram 3 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 4 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling danatau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik 5 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

3. Evaluasi Pembelajaran Kelas Inklusi a. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Kelas Inklusi

Oemar Hamalik 2002: 210 evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan- keputusan yang dibuat dalam merancang system pembelajaran. Evaluasi pembelajaran atau kegiatan penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan yang dilakukan oleh guru setelah pembelajaran selesai. Selanjutnya Oemar Hamalik 2002: 211-212 menyebutkan bahwa evaluasi pada umumnya mengandung fungsi dan tujuan sebagai berikut: 1 Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar. 2 Untuk menempatkan para siswa ke dalam situasi mengajar yang tepat dengan tingkat kemampuan, minat dan kreativitas siswa 3 Untuk mengenal latar belakang siswa psikologis, fisik dan lingkungan yang berguna untuk mengetahui kesulitan belajar 40 4 Sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar Pada dasarnya tujuan dan fungsi evaluasi dalam pembelajaran di kelas inklusi adalah untuk mengukur tingkat penguasaan materi pelajaran baik siswa normal maupun siswa yang memiliki kebutuhan. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 58 ayat 1 berbunyi “evaluasi belajar peserta didik dilakukan untuk oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan” sedangkan menurut Rusman 2010: 3 evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran.

b. Jenis Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran menurut Suharsimi Arikunto 2009: 36 secara garis besar dibedakan menjadi 2 yakni sebagai berikut: 1 Tes formatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari. 2 Tes Sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan belajar mengejar berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Lebih lanjut Mohammad Ali 1985: 127 membedakan evaluasi menjadi empat macam yaitu: 1 Evalausi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan setiap kali selesai pelaksanaan pengajaran tertentu. Manfaat yang dicapai adalah untuk menilai keberhasilan proses belajar mengajar untuk suatu pelajaran tertentu. 41 2 Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir pengajaran program atau beberapa unit pelajaran tertentu. Sasaran yang dicapai untuk menilai keberhasilan proses belajar atau kurikulum berdasarkan pengalaman belajar yang diperoleh siswa 3 Evaluasi diagnostik yaitu dilaksanakan untuk meneliti atau mencari sebab kegagalan peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran. 4 Evaluasi penempatan dilakukan jika kurikulum menuntut adanya pembedaan peserta didik berdasarkan kelompok, baik keberhasilan atau program yang dipilih. Dari penjelasan mengenai bentuk evaluasi di atas, hal tersebut masih bisa dijabarkan bahwa dalam penilaian baik formatif maupun sumatif biasanya berupa penilaian secara tertulis. Dimana dalam penilaian tertulis ini para peserta didik memberikan jawaban berupa tulisan. Lebih lanjut Suryosubroto 2005: 145 membedakan tes tertulis menjadi dua macam yakni: 1 tes essay uraian siswa menjawab soal-saol tes dengan cara menerangkan hal-hal lain sehingga ciri khas tes essay selalui dimulai dengan perintah, beri alasan, mengapa, dll. 2 tes obyektif, tes ini disebut demikian karena dapat memungkinkan dapat memperoleh penilaian obyektif daripihak guru. Ada 5 jenis tes obyektif yakni bentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar salah, isian singkat, uraian melengkapi Kedua jenis tes tersebut yang sebagian besar digunakan untuk penilaian terutama penilaian sumatif yang terdapat soal pilihan ganda obyektif, dan soal essay. Dalam evaluasi pembelajaran tidak hanya aspek kognitif saja yang menjadi prioritas dalam menilai peserta didik tetapi juga aspek sikap untuk melihat sikap 42 yang tertanam pada diri peserta didik. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui pengamatan oleh guru dalam kegiatan sehari-hari. Evaluasi pembelajaran di kelas inklusi perlu dilakukan secara berkelanjutan. Pendekatan ini merupakan bentuk evaluasi yang dapat mendorong kemampuan penelaahan dan pereflesian anak terhadap pembelajaran yang telah dilakukan guru serta mampu memberikan gambaran tentang bagaimana anak dapat menerapkan pembelajaran. Artinya merupakan suatu proses penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan tidak terhenti serta berfokus pada ujian akhir saja namun semua proses perlu dilihat dengan seksama sehingga guru memperoleh gambaran yang utuh mengenai kondisi belajar anak dari awal sampai akhir, Lay Kekeh Marthan 2007: 159. Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa evaluasi belajar di kelas inklusi dilakukan untuk mengukur sejauhmana siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus memahami dan menguasai materi pembelajaran yang diberikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai kondisi belajara anak di kelas inklusi.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaiatan dengan pokok permasalahan. Beberapa penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Sandra Rista Fransiska 2012: 9 dengan judul pengelolaan pembelajaran di Taman Penitipan Anak Book Monster, Yogyakarta. Penelitian tersebut bertujuan

Dokumen yang terkait

Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat Jenis Sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) di Desa Burat, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo

3 23 182

PENGELOLAAN KELAS INKLUSI DI SD NEGERI 3 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN 2014 Pengelolaan Kelas Inklusi di SD N 3 Banyudono Boyolali Th 2014.

0 3 17

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KELAS INKLUSI DI SDN RONGGO 03 KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI Pengelolaan Pembelajaran Kelas Inklusi di SDN Ronggo 03 Kecamatan Jaken Kabupaten Pati.

0 2 15

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KELAS INKLUSI DI SDN RONGGO 03KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI Pengelolaan Pembelajaran Kelas Inklusi di SDN Ronggo 03 Kecamatan Jaken Kabupaten Pati.

0 2 16

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Kelas Inklusi di SDN Ronggo 03 Kecamatan Jaken Kabupaten Pati.

0 5 6

INTEGRASI PELAYANAN PEMBELAJARAN INKLUSI DI SD NEGERI SUMBERREJO KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO Integrasi Pelayanan Pembelajaran Inklusi di SD Negeri Sumberrejo Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo.

0 0 13

INTEGRASI PELAYANAN PEMBELAJARAN INKLUSI DI SD NEGERI SUMBERREJO KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO Integrasi Pelayanan Pembelajaran Inklusi di SD Negeri Sumberrejo Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo.

0 0 19

PELAYANAN PEMBELAJARAN INKLUSI DI SD NEGERI 2 SENGI KECAMATAN DUKUN MAGELANG Pelayanan Pembelajaran Inklusi Di SD Negeri 2 Sengi Kecamatan Dukun Magelang.

0 1 10

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR Pengelolaan Pembelajaran Inklusi Di Sekolah Dasar (Studi Situs di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali).

0 1 18

PERMAINAN POINT BOTTLE SHOOT DALAM PEMBELAJARAN BOLABASKET PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KECAMATAN KEPIL KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2015 2016 -

0 0 71