42
yang tertanam pada diri peserta didik. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui pengamatan oleh guru dalam kegiatan sehari-hari.
Evaluasi pembelajaran di kelas inklusi perlu dilakukan secara berkelanjutan. Pendekatan ini merupakan bentuk evaluasi yang dapat mendorong kemampuan
penelaahan dan pereflesian anak terhadap pembelajaran yang telah dilakukan guru serta mampu memberikan gambaran tentang bagaimana anak dapat menerapkan
pembelajaran. Artinya merupakan suatu proses penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan tidak terhenti serta berfokus pada ujian akhir saja namun semua
proses perlu dilihat dengan seksama sehingga guru memperoleh gambaran yang utuh mengenai kondisi belajar anak dari awal sampai akhir, Lay Kekeh Marthan
2007: 159. Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa evaluasi belajar di kelas
inklusi dilakukan untuk mengukur sejauhmana siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus memahami dan menguasai materi pembelajaran yang
diberikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai kondisi belajara anak di kelas inklusi.
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaiatan dengan pokok permasalahan. Beberapa penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh
Sandra Rista Fransiska 2012: 9 dengan judul pengelolaan pembelajaran di Taman Penitipan Anak Book Monster, Yogyakarta. Penelitian tersebut bertujuan
43
untuk mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran di Taman Penitipan Anak Book Monster Yogyakarta.
Vivit Nur Arista Putra 2013 tentang manajemen pembelajaran di pondok pesantren takwinul muballighin Yogyakarta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran secara prinsip dilengkapi silabus dan rancangan pelaksanaan pembelajaran namun belum terdokumentasikan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan media seperti LCD, white board, dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi dan tanya jawab. Dalam
evaluasi menggunakan evaluasi secara formatif. Ika Ratna Wardhani 2012: xi tentang manajemen pembelajaran
pendidikan inklusi untuk Anak Berkebutuhan Khusus SD Negeri 2 Cepogo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil
penelitian menunjukan bahwa langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran inklusi untuk siswa berkebutuhan khusus saat ini adalah melalui
identifikasi, asesmen atau pengukuran, penyusunan PPI. Pada pembelajaran regular pembelajaran disusun berdasarkan silabus dengan modifikasi bahan ajar
yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yang bersangkutan, pelaksanaan pembelajaran inklusi guru pembimbing menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi, evaluasi pembelajaran dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi pada kelas regular dan evaluasi pada kelas khusus. Untuk faktor pendukung dari
pembelajaran inklusi antara lain, warga sekolah khususnya guru dan pembimbing khusus, dukungan masyarakat dan komite sekolah dan dukungan orang tua.