Fungsi Pengelolaan Pengelolaan 1. Pengertian Pengelolaan
15
dipersiapkan untuk membelajarkan peserta didik. Lebih lanjut Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohammad 2011: 144 mengemukakan bahwa pembelajaran adalah
suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapaianya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum.
Dari pendapat di atas maka dapat ditegaskan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan membelajarkan siswa yang dilakukan secara sengaja
sehingga siswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru yang didukung dengan sarana penunjang. Pembelajaran diberikan tidak untuk siswa normal saja
melainkan juga di siswa dengan kebutuhan khusus. Pemberian pembelajaran untuk siswa normal diberikan pada sekolah regular. Sedangkan untuk siswa
berkebutuhan khusus biasanya di berikan pada sekolah khusus. Saat ini telah berkembang pembelajaran yang ditujukan untuk siswa normal dan siswa
berkebutuhan khusus. Ini di kenal dengan nama Pendidikan inklusi. Lay Kekeh Marthan 2007: 145 mengartikan pendidikan inklusi sebagai sebuah layanan
pendidikan bagi peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus di sekolah regular SD, SMP, SMU, dan SMK yang tergolong luar biasa baik dalam arti
kelainan, lamban belajar maupun kesulitan belajar. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 70 tahun 2009
pendidikan inklusi didefinisikan sebagai sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelaianan
dan memiliki kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan
peserta didik lainnya pada umumnya. Pada dasarnya sistem belajar di sekolah
16
inklusi tidak jauh berbeda dengan sistem belajar untuk sekolah regular yakni menggunakan kurikulum yang sama. Pembelajaran di kelas inklusi menerapkan
sistem pembelajaran yang berfokus pada peserta didik student centered. Prinsip ini menghendaki agar dalam pembelajaran mempertimbangkan karakteristik
individual baik dari segi potensi, hambatan maupun kecepatan masing-masing peserta didik.
Trimo 2012: 231 mengemukakan bahwa pembelajaran di kelas inklusi menekankan pada prinsip kooperatif bukan kompetitif. Dalam prinsip kooperatif
semua anak diberikan kesempatan untuk terlibat dan saling berinteraksi untuk keberhasilan pembelajaran. Muatan pembelajaran yang diberikan di kelas inklusif
dapat diperluas dan dipertajam, tidak hanya materi pembelajaran saja melainkan juga ketrampilan sosial dikembangkan nilai-nilai budaya dan karakter.
Pembelajaran di kelas inklusi mengembangkan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kratif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran di kelas inklusi
menghargai keanekaragaman dan tidak diskrimiatif. Dalam implementasi pembelajaran di kelas inklusi menghendaki agar perangkat pembelajaran seperti
silabus, RPP serta evaluasi atau penilaian di modifikasi sedemikian rupa
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang ada.
Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pembelajaran di kelas inklusi adalah pembelajaran yang mengembangkan suasana menyenangkan kepada
peserta didik serta memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga semua siswa mendapatkan kesempatan
yang sama dalam mengikuti pembelajaran nampun perbedaan yang ada dalam
17
pembelajaran di kelas inklusi yakni perangkat pembelajaran yang dibuat dapat disesuaikan dengan kondisi peserta duduk yang ada di kelas inklusi