164
Wawancara:
Kesulitan yang dihadapi guru dalam mengajar ABK diantaranya mengenai cara mengajar yang sesuai, penyampaian materinya, metode yang sesuai
dengan ABK. Seharusnya ada program sendiri untuk ABK namun disini belum berjalan sehingga perlakuan yang diterima sama.
25. Apakah ada bantuan dari guru lain dalam menangani ABK?
Wawancara :
Bantuan yang diberikan hanya sekedar saran dari guru lain, hal tersebut karena masing masing guru sudah memiliki tanggung jawab masing-masing.
26. Apa saja yang dilakukan pada saat menutup kegiatan pembelajaran? Wawancara :
Kegiatan penutupan dilakukan dengan menyimpulkan materi yang telah diterangkan secara bersama-sama, memberikan PR, berdoa
Observasi : Kegiatan penutup dilakukan dengan menyimpulkan materi secara bersama-
sama dan kegiatan tanya jawab, pemberian PR, pemberitahuan materi selanjutnya dan berdoa.
C. Evaluasi Pembelajaran di kelas inklusi SD Negeri Burat
27. Bagaimana evaluasi pembelajaran?
Wawancara :
Evaluasipembelajaran berupa penilaian yang dialkukan secara lisan tertulis maupun perbuatan. Aspek penilaian untuk kelas V berupa aspek sikap sosial
dan spiritual yang dialkukan melaui pengamatan langsung oleh guru selama kegiatan berlangsung,
Observasi :
Penilaian yang terlihat dalam observasi berupa tertulis yakni ulangan harian, mid semester dan pekerjaan rumah, sedangkan penilaian sikap dilihat
langsung oleh guru seperti dalam kegiatan berdoa, kejujuran 28. Kapan penilaian tersebut dilakukan?
Wawancara :
165
Penilaian dialkuakan setiap satu KD selesai walau hanya lisan, ulangan harian, ulangan tenagh semester dan ulangan akhir semester. Sedangkan
penilaian untuk kelas V dilakukan setiap hari setiap selesai materi dilakukan penilaian tertulis dan penilaian sikap.
Observasi:
Memperlihatkan bahwa guru kelas V memiliki lembar penilaian, baik tugas tertulis maupun perbuatan guru selalu mencatat.
29. Siapa yang membuat soal untuk evaluasi penilaian pembelajaran?
Wawancara :
Yang membuat soal untuk harian adalah guru, akan tetapi soal ulangan mid semester dari kecamatan dan akhir semester dibuat dari kabupaten. Soal yang
dibuat tidak ada perbedaan untuk ABK dan anak normal
Observasi:
Terlihat bahwa soal dibuat oleh guru dengan mengambil dari berbagai sumber sedangkan mid semester dibuat dari kecamatan. Soal yang diberikan
ABK dalam ulangan mid semestersama dengan siswa normal lainnya. 30. Bagaimana standar pencapaian nilai untuk ABK ?
Wawancara :
Ada perbedaan pendapat masing-masing guru dimana ada guru yang menyatakan bahwa standarnya ditulis sesuai batas kkm akan tetapi guru
lainnya menulis apa adanya.
Studi dokumentasi:
Dari hasil dokumentasi rapor yang ada terlihat bahwa didalamnya terdapat nilai yang sesuai dengan batas kkm akan tetapi ada juga yang sesuai apa
adanya dibawah KKM. Namun rapor yang dimiliki ABK ada dua macam berupa rapor umum dan rapor yang berisi perkembangan siswa ABK.
166
DISPLAY DATA Pengelolaan Pembelajaran di Kelas Inklusi SD Negeri Burat Kecamatan
Kepil Kabupaten Wonosobo A. Perencanaan Pembelajaran di Kelas Inklusi SD Negeri Burat
Perencanaan pembelajaran di kelas inklusi di SD Negeri Burat untuk sementara ini masih disamakan dengan perencanaan pembelajaran siswa
normal. Hal ini dikarenakan berdasarkan wawancaran dengan guru kelas menyatakan bahwa belum semua guru mengikuti diklat tentang pembelajaran
di sekolah inklusi sehingga guru tidak mengetahui penyusunan perencanaan pembelajaran yang secara khusus untuk ABK. Selain itu, SD Negeri Burat
belum memiliki Guru Pendamping Khusus GPK sehingga sementara ini perencanaan pembelajaran masih sama dengan perencanaan siswa normal.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah juga mengungkapkan bahwa ketiadaan GPK karena sulitnya mencari tenaga yang belatar belakang PLB.
Pihak sekolah telah berusaha mencari sampai Kabupaten Purworejo namun
juga tetap tidak ada.
Hal hal yang dipersiapkan dalam Perencanaan pembelajaran antara lain silabus, RPP, soal latihan.sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh guru
kelas menyatakan bahwa perencanaan yang dibuat sama dengan siswa normal sehingga dalam perencanaan tidak ada perbedaan baik silabus maupun RPP.
Penyusunan silabus dan RPP dilakukan oleh guru kelas secara bersama-sama dalam forum KKG dimana waktu penyusnan silabus dan RPP tersebut
dilakukan pada awal semester. Hal tersebut berbeda dengan penyusunan silabus dan RPP untuk mata pelajaran agama dimana penyusunan silabus dan
RPP dilakukan oleh tim PAI Kabupaten Wonosobo agar sama sehingga guru agama tidak terlibat secara langsung dalam pembuatan silabus dan RPP.
Adapun komponen yang terdapat dalam RPP untuk kurikulum 2013 meliputi kompetensi Inti, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, media, alat dan sumber pembelajaran, langkah langkah pembelajaran serta lampiran yang berupa soal latihan. Sedangkang untuk
167
persiapan materi, metode, media maupun pendekatan pembelajaran ABK disamakan dengan siswa normal disesuikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang akan dicapai sehingga persiapan dalam hal tersebut tidak dibedakan dengan siswa normal.
B. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Inklusi 1. Kegiatan Pendahuluan.
Dalam Pelaksanaan kegiatan pembelajaran didahului dengan kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru. Adapun kegiatan yang dilakukan
meliputi kegiatan berdoa bersama, presensi dan keegiatan apersepsi yang berfungsi untuk untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang
akan diberikan, sedangkan guru agama biasanya ditambah dengan membaca surat-surat pendek dan doa harian
2. Kegiatan Inti a. Penyampaian materi pembelajaran
Materi yang disampaikan oleh guru untuk ABK dan siswa normal di kelas inklusi tidak memiliki perbedaan. Pada intinya siswa ABK menerima
materi yang sama dengan siswa normal. Berdasarkan hasil pengamatan memperlihatkan bahwa ABK mengalami kesulitan untuk menyerap materi
terutama kelas V hal tersebut dikarenakan ABK kelas V belum lancar dalam menulis dan membaca sehingga kesulitan untuk menyerap materi yang
diberikan.
b. Penggunaan strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran tidak ada perbedaan dengan siswa normal. Para ABK menerima metode
pembelajaran yang sama dengan siswa normal yang sebagian besar mnggunakan ceramah dan penugasan, sedangkan media yang digunakan
berupa media visual yakni buku paket. Sumber belajar yang digunakan juga tidak memiliki variasi, sebagian besar berupa buku paket. Hal tersebut
membuat siswa merasa bosan. Selama melakukan pengamatan guru kelas jarang menggunakan alat peraga. Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran yang digunakan adalah strategi pembelajaran yang bersifat
168
umum yang berlaku untuk semua siswa. Pendekatan yang digunakan dalam mengajar sebagian besar berupa pendekatan klasikal artinya semua siswa
memperoleh perlakukan yang sama. Hal ini tentu berbeda dengan prinsip pembelajaran di sekolah inklusi yakni ABK yang mengalami kesulitan
hendaknya diberi pendekatan secara individual.
c. Pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas antara lain berupa pengaturan tempat duduk bagi siswa. Untuk pengaturan tempat duduk, guru membebaskan siswa untuk
memilih tempat duduk. namun dari pengamatan ABK justru menempati posisi duduk paling belakang dan duduk sendiri. Sedangkan untuk
menciptakan kelas yang kondusif guru kelas menyelingi dengan bernyanyi maupun tepuk tangan sehingga siswa dapat bersemangat kembali.
Sedangkan Penggunaan waktu belajar bagi ABK sama dengan siswa normal. Terkadang apabila materinya cukup banyak guru kelas menggunakan jam
pelajaran seni budaya dan kesenian untuk menambah materi yang belum selesai. Sedangkan pembimbingan untuk ABK belum dilakukan secara
khusus artinya terjadwal di luar jam pelajaran. Pembimbingan hanya dilakukan di jam pelajaran dan hanya sekedar pengecekan dari guru untuk
melihat kegiatan yang dilakukan ABK.
3. Kegiatan penutup
Kegiatan penutup dilakukan dengan menyimpulkan materi pelajaran secara bersama-sama. Selain dengan cara tersebut biasanya guru memberikan
pertanyaan mengenai materi yang diberikan sebelum siswa pulang. Kemusian ditutup dengan berdao secarabersama-sama
C. Evaluasi Pembelajaran 1. Jenis evaluasi
Evaluasi yang dilakukan berupa kegiatan penilaian. Hal tersebut mencakup ulangan harian , ulangan tengah semester dan ulangan akhir
semester. Adapun bentun soalnya berupa tes esai dan pilihan ganda. Soal tes tersebut dibuat oleh guru untuk ulangan sedangkan untuk ulangan tengah
semester dan akhir semester dibuat oleh tim kecamatan untuk ulangan