Al Mu’min Allah Maha Pemberi Keamanan

127

5. Al Jami’ Zat Maha Pengumpul

Allah swt adalah Al Jami Maha MengumpulkanMaha Pengumpul yaitu mengumpulkan berbagai hakikat yang telah bercerai berai dan juga mengumpulkan seluruh umat manusia pada hari pembalasan. Sebagaimana doa yang diajarkan oleh Allah swt dalam firman-Nya :                Artinya : Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk menerima pembalasan pada hari yang tak ada keraguan padanya. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji” Qs Ali Imran ayat 9. Kelak di akhirat, allah swt mengumpulkan seluruh manusia di padang Masyhar mulai manusia yang pertama sampai manusia terakhir tanpa ada yang tertinggal satupun. Pada hari itu tidak ada kasta, maupun jabatan. Seluruh manusia sama, dan seluruh manusia berkumpul dengan mengharap keselematan kepada Allah swt itulah asmaul husna Al Jami.

6. Al ‘Adl Allah Zat Maha Adil

Al „Adl, berasal dari tiga suku kata „adala, yang berarti lurus dan sama. Seorang yang adil, menurut definisi ini adalah mereka yang lurus, tidak plin plan, dan sikapnya senantiasa adil bersikap obyektif, tidak berpihak pada salah satu yang bersengketa. Allah swt berfirman :               “Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu Al-Quran sebagai kalimat yang benar dan adil. tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendengar lagi Maha mengetahui.” Qs. Al An‟am ayat 115 Allah swt bersifat Al „adl artinya yang Maha Adil, menurut kamus besar bahasa Indonesia, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, dan tidak memihak. Adil juga dapat diartikan menempatkan sesuatu pada tempat-Nya. 128 Keadilan Allah swt adalah keadilan yang sebenarnya dan berlaku bagi semua hamba-Nya. Lawan kata adil adalah zalim atau aniaya. Seseorang yang menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya yang semestinya disebut zalim atau berbuat aniaya. Dia menempatkan semua manusia pada posisi yang sama dan sederajat. Tidak ada yang ditinggikan hanya karena keturunan, atau karena jabatannya. Dekat jauhnya posisi seseorang dengan Allah swt hanya diukur dari seberapa besar mereka berusaha meningkatkan takwanya. Semakin tinggi takwanya, semakin tinggi pula posisinya, semakin mulia dan dimuliakan oleh Allah swt. Sebagian dari keadilan-Nya, Dia hanya menghukum dan memberi sanksi kepada mereka yang terlibat langsung dalam perbuatan maksiat atau dosa. Tidak dikenal oleh-Nya istilah dosa turunan, juga tidak ada hokum karma. Dihadapan- Nya masing-masing individu akan mempertanggungjawabkan dirinya sendiri.

7. Al Akhir Yang Maha Akhir

Allah Al Akhir artinya Allah swtadalah zat yang paling akhir dibandingkan selain-Nya, sebagaimana firman Allah swt :            “Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu” Qs Al Hadid ayat 3. Bagi manusia yang mempercayai bahwa Allah swt Al Akhir, dia akan memanfaatkan umurnya semasa hidup untuk menjadi abdi Allah swt, ia akan bekerja semaksimal mungkin memanfaatkan segala yang dia miliki untuk menjalankan perintah Allah swt, karena dia sadar bahwa ada zat yang maha akhir yang menjadi titik akhir dari kehidupan ini. Setiap manusia tidak akan lepas dari pertanggungjawaban tugasnya sebagai makhluk kepercayaan Allah swt, pemimpin di muka bumi. Makna Al Akhir adalah zat yang tiada sesuatu setelah-Nya. Nama Allah swt ini menunjukkan keabadian-Nya dan kekekalan-Nya. Dan ini menunjukkan