Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian

10 sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. 4 Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang bersifat sementara temporeryang terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan sebagainya tidak dapat digolongnya sebagai perubahhan dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. 5 Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. 6 Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. 5 Jadi setelah siswa mengikuti proses kegiatan pembelajaran, diharapkan adanya perubahan yang terjadi pada siswa. Dimana perubahan yang terjadi itu berlangsung secara terus menerus dan relatif menetap. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat memberikan arahan kepada siswa agar perubahan yang terjadi tidak bersifat sementara.

c. Tujuan Belajar

Secara umum tujuan belajar belajar yang diusahakan untuk dicapai meliputi tiga hal, yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman 5 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008, Cet. ke-2., h. 15-16 11 konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap. Ketiganya dimaksudkan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Relevan dengan hal ini, hasil belajar meliputi : a. Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta kognitif b. Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap afektif c. Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan psikomotorik Ketiga hasil belajar di atas dalam pengajaran merupakan tiga hal yang secara programatik terpisah, namun dalam kenyataannya pada diri siswa akan merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat. Dengan demikian dalam sebuah rencana pembelajaran, dengan tujuan, yakni yang dapat membantu pencapaian hal ihwal berkenaan ranah kognitif, afektif, atau psikomotorik. 6

d. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam diri seseorang akibat dari proses belajar yang dilakukannya berupa tercapainya tujuan- tujuan belajar yang diinginkan. Belajar merupakan proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. 7 Menurut Ahmad Susanto secara sederhana, yang dimaksud hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan interaksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan interaksional. 8 6 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Jakarta : Gaung Persada Press, 2010, cet. Ke-3., h. 188-189 7 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta, 2006 h. 18 8 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta : Kencana, 2013, Cet. ke-1, h. 5 12

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

1. Faktor Internal Faktor internal merupakan merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi meliputi: kecerdasan, minat, dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan perhatian. 9 Faktor internal meliputi: a Faktor Fisiologis Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi musalnya, ternyata kemampuan belajaranya berada dibawah siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat mengantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran. Demikian juga kondisi saraf mengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Misalnya, seseorang yang minum minuman keras akan kesulitan untuk melakukan proses belajar, karena saraf pengontrol kesadarannya terganggu. Bahkan, perubahan tingkah laku akibat pengaruh minuman keras tersebut, tidak bisa dikatakan perubahan tingkah laku hasil belajar. 10 b Faktor Psikologis Faktor kedua darifaktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis yang 9 Ibid., h. 12 10 Munadi, op. cit., h. 24-26