Latar Belakang Masalah Penerapan pembelajaran active learning metode card sort dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan agama islam dan budi pekerti pada pembahasan asmaul husna di kelas x multimedia 1 smk paramarta tangerang selatan

5 Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka peneliti menganggap perlu untuk melakukan penelitian tindakan kelas de ngan judul “Penerapan Pembelajaran Active Learning Metode Card Sort dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pada Pembahasan Asmaul Husna di Kelas X Multimedia 1 SMK Paramarta Tangerang Selatan ”

B. Identifikasi Masalah

Dari masalah yang telah dijelaskan di atas maka dapat diidentifikasi masalahnya, yaitu : 1. Guru masih menggunakan metode konvensional sehingga siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran 2. Metode yang lebih sering digunakan ialah metode ceramah dan diskusi sehingga siswa kurang berminat pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 3. Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan 4. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diperoleh siswa masih banyak yang dibawah Ketuntasan Kriteria Minimal KKM yang telah ditentukan.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis penelitian in i membatasi masalah “Penerapan Pembelajaran Active Learning Metode Card Sort dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pada Pembahasan Asmaul Husna di Kelas X Multimedia 1 SMK Paramarta Tangerang Selatan ” 6

D. Perumusan Masalah Penelitian

Apakah pembelajaran active learning metode card sort dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada pembahasan asmaul husna di kelas X Multimedia 1 SMK Paramarta Tangerang Selatan ?

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran active learning metode card sort dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada pembahasan Asmaul Husna di Kelas X Multimedia 1 SMK Paramarta Tangerang Selatan ”

2. Kegunaan Penelitian

Secara umum, kegunaan penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi dua, yaitu : a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi terhadap metode yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti b. Kegunaan Praktis 1 Bagi siswa, dapat dijadikan bahan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 2 Bagi pendidik, guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti khususnya dan guru lainnya dapat menjadi bahan acuan dalam menyusunan rencana dan melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan tahapan-tahapan PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajarannya melalui kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelas aktual maupun faktual. 7 3 Bagi sekolah, sebagai informasi baru dan pedoman dalam kegiatan belajar mengajar agar proses belajar sesuai dengan yang diharapkan 4 Bagi peneliti, menambah pengetahuan tentang pembelajaran active learning yang efektif 8 BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar pada hakikatnya mengandung makna terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan latihan. 1 Menurut Gagne yang dikutip oleh Dimyati bahwa “belajar merupakan kegiatan kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas, setelah belajar memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai” 2 Menurut teori Cronbach dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah menyatakan bahwa “ learning is shown by a change in behaviour as a result of experience, artinya belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”. 3 Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar bukan hanya memperoleh sebuah hasil dari apa yang dipelajari namun terjadinya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik dengan kematangan yang ada pada dirinya sehingga dapat meningkatkan kemampuannya untuk menjadi manusia yang berkualitas.

b. Ciri-Ciri Belajar

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses 1 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2006 H. 10 2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2006, cet. ke-3, h.10 3 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008, Cet. ke-2., h. 13 9 belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar, lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar. 4 Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan kedalam ciri-ciri belajar, yaitu : 1 Perubahan yang terjadi secara sadar Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Mislanya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasannya bertambah. Jadi, perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar. Tidak termasuk kategori perubahan dalam pengertian belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu. 2 Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. 3 Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa prubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya, perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan 4 Dimyati, op. cit., h. 7