Tahap Perencanaan Planning Tahap Pelaksanaan Acting

58 belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran active learning metode card sort. Data nilai pre test dan post test tersebut sebagai berikut : Nilai N Gain Siklus II Table 4.3 No Nama Pre Test Post Test N Gain Kategori 1 S1 60 80 0,5 Sedang 2 S2 50 75 0,5 Sedang 3 S3 25 75 0,67 Sedang 4 S4 70 85 0,5 Sedang 5 S5 60 85 0,63 Sedang 6 S6 70 90 0,67 Sedang 7 S7 60 75 0,38 Sedang 8 S8 65 95 0,86 Tinggi 9 S9 65 100 1,00 Tinggi 10 S10 70 80 0,3 Rendah 11 S11 70 80 0,3 Rendah 12 S12 80 85 0,25 Rendah 13 S13 60 75 0.38 Sedang 14 S14 65 75 0,3 Rendah 15 S15 85 90 0,3 Rendah 16 S16 55 85 0,67 Sedang 17 S17 70 80 0,3 Rendah 18 S18 65 75 0,28 Rendah 19 S19 50 80 0,6 Sedang 20 S20 75 95 0,8 Tinggi 21 S21 70 95 0,83 Tinggi Terkecil 25 75 Terbesar 85 100 59 Jumlah 1340 1755 Rata-Rata 63,8 83,6 0,55 Sedang Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar pre test, nilai terbesar adalah 85 dan nilai terkecil adalah 25 dengan jumlah 1340 dan rata-rata 63,8. Sedangkan Post Test, nilai terbesar adalah 100, dan nilai terkecil adalah 75 dengan jumlah 1755, dan rata-rata sebesar 83,6, dengan begitu ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dari hasil post test diatas nilai KKM 63,8 yang diperoleh pada siklus II adalah 83,6 yang menunjukkan bahwa pembelajaran active learning metode card sort ini meningkat. Jika dihitung menggunakan N-Gain kemampuan siswa sebesar 0,55 dengan kategori sedang. Yang semula nilai rata-rata 63,8 menjadi 83,6.

d. Tahap Refleksi dan Keputusan Siklus II

Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus II diperoleh keterangan bahwa pembelajaran PAI di kelas X Multimedia 1 sudah mulai efektif. Siswa mulai terbiasa menggunakan pembelajaran active learning metode card sort dalam proses pembelajaran, siswa Nampak lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga menciptakan keadaan kelas yang lebih efektif di bandingkan dengan siklus I. Nilai rata-rata untuk pre test pada siklus II adalah 83,6 lebih meningkat dibandingkan pre test siklus I sebesar 63,3. Setelah dilakukan post test pada akhir siklus data yang diperoleh adalah nilai rata-rata post test siklus II adalah adalah 83,6 lebih meningkat dibandingkan siklus I sebesar 74,5. Dengan nilai tertinggi pada siklus II yaitu 100 dan nilai terendah 75 sehingga tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu 75. Seluruh siswa sudah memenuhi KKM atau dapat dikatakan mencapai keberhasilan 100. Jika dihitung menggunakan rumusan N-Gain kemampuan siswa mengalami peningkatan 0,55 atau masuk ke dalam kategori sedang. Hasil dari siklus II sudah mencapai 100 berarti tindakan sudah dapat dihentikan dan tidak perlu melanjutkan pada siklus selanjutnya. 60 Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh dari hasil belajar dan aktivitas belajar tentang pembelajaran active learning metode card sort menunjukkan hasil positif, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman dan kemampuan psikomotorik siswa dalam memahami materi pembahasan Asmaul Husna sudah mencapai kriteria yang diharapkan. Ini terbukti dengan nilai pre test siklus I sebesar 63,33 meningkat pada post test menjadi 74,5 dan nilai N-Gain 0,3. Pada pre test siklus II sebesar 63,8 meningkat pada post test menjadi 83,6 dan nilai N-Gain 0,55 atau dapat dikatakan pada siklus II nilai yang dicapai sudah mencapai KKM yaitu 75, oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan lagi ke tindakan pembelajaran siklus III. Table 4.4 Tabel Perbedaan Signifikan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II No Siklus I Siklus II Pre Test Post Test N-Gain Pre Test Post Test N-Gain Rata -rata 63,3 74,5 0,3 63,8 83,6 0,55

C. Pembahasan Hasil Temuan

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes hasil belajar, maka dapat ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa diantaranya adalah suasana kelas yang kurang kondusif sehingga mengurangi daya konsentrasi siswa, metode pembelajaran yang membosankan sehingga siswa merasa jenuh dan mengalihkan perhatiannya seperti mengobrol, main handphone, mendengarkan musik dengan menggunakan headset, bahkan sampai ada yang tertidur, siswa masih merasa kesulitan dan kurang tertarik terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, kurangnya motivasi sehingga 61 siswa kurang berminat terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dan dampaknya adalah hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa rendah. Masalah-masalah tersebut di atas akan menghambat siswa dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri masing-masing siswa. Pada akhirnya hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diperoleh pun tidak sesuai dengan keinginan dalam arti tidak memuaskan. Pada siklus I, mayoritas siswa belum mengetahui dan memahami dalam langkah-langkah pembelajaran active learning metode card sort, sehingga siswa kurang percaya diri dan penerapan metode card sort kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari dari masing-masing siswa yang memiliki kemampuan lebih bergerak cepat dan tepat, sedangkan siswa yang belum paham bergerak lambat. Hal ini mungkin siswa belum terbiasa dengan pembelajaran active learning metode card sort. Dengan diterapkannya pembelajaran active learning metode card sort ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, ini dapat terlihat pada nilai pre test dan post test pada siklus I dengan jumlah pre test sebesar 1330 dengan rata-rata 63,3 meningkat pada jumlah post test sebesar 1565 dengan rata-rata 74,5. Dan memperoleh nilai N-Gain 0,3 dengan kategori sedang. Sedangkan pada pre test dan post test pada siklus II dengan jumlah pre test sebesar 1340 dengan rata-rata 63,8 meningkat pada jumlah post test sebesar 1755 dengan rata-rata 83,6 dan memperoleh nilai N-Gain sebesar 0,55 dengan kategori sedang. Dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan pada pembelajaran active learning metode card sort, karena pada pembelajaran ini, siswa dapat lebih berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Perbandingan nilai siswa pada saat pre test dan post test, pada siklus I sebanyak 6 dari 21 jumlah siswa yang belum memperoleh nilai dibawah KKM yaitu sebesar 28,57, dan mencapai keberhasilan 71,43. Sedangkan pada siklus II seluruh siswa telah mencapai nilai KKM