ini dikumpulkan terlebih dahulu untuk mengetahui jumlah populasi, membuat kerangka sampel dan menentukan populasi yang menjadi sampel penelitian atau
responden penelitian.
Secara umum, proses pengumpulan data digambarkan dalam bagan sebagai berikut.
Bagan 4.1 Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan form food recall dan wawanwara recall
diperoleh data konsumsi responden dengan porsi dengan yang telah disetarakan atau dibandingkan dengan model makanan
Form food recall diisi sendiri oleh responden food record
diperoleh data konsumsi responden dengan porsi berdasarkan persepsi responden
Penimbangan BB dan Pengukuran TB
diperoleh data BB, TB dan IMT
Pembagian Kuesioner
diperoleh data demografi responden, pemantauan berat badan ideal, pola hidup bersih, aktivitas fisik dan data tentang penyakit infeksi dan masalah kesehatan
Pengumpulan Absen mahasiswa
diperoleh jumlah populasi, kerangka sampel dan sampel penelitian
4.7. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah. Pengolahan data dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.
4.7.1. Editing
Kuesioner dan food recall yang telah dikumpulkan diperiksa dan dipastikan kelengkapannya. Pemeriksaan pemeriksaan dilakukan pada saat kuesioner
dikumpulkan, jika ada yang belum lengkap, responden diminta melengkapi kembali kuesioner tersebut. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan pada saat akan
melakukan entry data. Jika masih ditemukan data yang kurang atau tidak tepat, klarifikasi dilakukan kembali melalui telepon, pesan singkat atau email.
4.7.2. Entry
Data yang telah lengkap selanjutkan dimasukkan data ke dalam program komputer apa adanya sebelum melalui proses coding. Setelah proses entry selesai
selanjutnya dilakukan proses perhitungan matematis pada tanggal lahir untuk memperoleh umur, kebiasaan makan makanan beragam untuk memperoleh rata-
rata konsumsi individu, pola hidup bersih untuk memperoleh jumlah skor pola hidup bersih dan aktivitas fisik untuk memperoleh jumlah skor MET, serta
variabel status gizi berat badan dan tinggi badan untuk memperoleh IMT menggunakan program komputer. Selanjutnya data-data semua tersebut
dimasukkan ke dalam program komputer analisa data dengan cara disalin-tempel copy-paste.
4.7.3. Coding
Proses coding dilakukan dengan menggunakan program komputer analisa data. Coding merupakan proses pengkatagorian data dan memberi kode huruf ke
dalam bentuk angka atau angka ke angka yang berguna untuk mempermudah analisis data. Dalam penelitian pengkatagorian data dilakukan sebagai berikut.
1. Status Gizi, untuk usia 18 atau lebih, diberi kode 0 = Berat badan kurang, jika IMT 18.50 kgm
2
, 1= Normal, jika IMT 18.50 sampai dengan 24.99 kgm
2
dan 2 = Berat badan lebih , jika IMT ≥25.00 kgm2 WHO, 2006; Kemenkes 2011. Untuk kurang dari 18 tahun, 0 = Berat badan kurang, jika Zscore IMTU
- 2.0, 1= Normal, jika Zscore ≥-2.0 sampai dengan ≤1.0 dan 2= Berat badan
lebih, jika Zscore IMTU 1.0 Sumber: WHO, 2007; Depkes, 2010 2. Kebiasaan makan makanan beragam, diberi kode 0 = Tidak sesuai, jika porsi
makanan kurang lebih dari porsi yang dianjurkan dan 1= Sesuai, jika porsi makanan sesuai dengan porsi yang dianjurkan.
Jumlah porsi diperoleh diperoleh dari formulir food recall selama 3 kali 24 jam. Jumlah porsi ditetapkan berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang 2014 menurut
jenis kelamin dan kelompok usia responden. Untuk makanan ringan atau jajanan pemorsian dilakukan berdasarkan jumlah kalori dan zat gizi lain
makanan tersebut. Peneliti telah menghitung kalori beberapa makanan ringan dan jajanan ynag ada di kantin FKIK.
3. Pola hidup bersih, diberi kode 0= kurang, jika skor median atau 20 poin dan 1 = baik, jika skor median atau 20 poin.