Asupan kurang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi pada Remaja Akhir

2.4.3.1. Faktor Psikologis Pola Makan, yaitu 2.4.3.1.1. Makan Gaya Khas Remaja Pola makan remaja biasanya sangat dipengaruh oleh kebiasaan makan anggota kolompok peer-group atau anggota keluarga. Kesukaan seseorang terhadap makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang terdapat dalam keluarga, namun sangat dipengaruhi oleh lingkungan teman sebaya sangat mempengaruhi terbentuknya pola makan Brown et al, 2011. 2.4.3.1.2. Gangguan makan Usia remaja merukana masa seseorang mencari identitas diri, sehingga sangat peduli pada penampilan dan kondisi tubuh. Sebagian remaja, khususnya remaja perempan, justru sering mengurangi makanan karena takut gemuk. Hal ini disebabkan persepsi mereka tentang penampilan fisik body image. Akibatnya, remaja berusaha remaja berusaha mengurangi makan sehingga terjadilah pola makan yang salah ganguan makanan Kurniasih, 2010. 2.4.3.1.3. Pola Praktek Budaya Pantangan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu dapat dipengaruhi oleh faktor budaya kepercayaan. Pantangan yang didasari oleh kepercayaan pada umumnya mengandung perlambang atau nasihat yang dianggap baik ataupun tidak baik yang lambat laun akan menjadi kebiasaan adat. Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang akan dikonsumsi Barasi, 2002. 2.4.3.2. Faktor Sosial Ekonomi Dalam WHO 2009, gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari faktor sosial ekonomi menggambarkan akses terhadap pangan dan persediaan makanan. Akses terhadap pangan dan persediaan makanan dipengaruhi oleh perubahan pada proses pasokan makanan, kurangnya akses makanan bergizi dan aman kemiskinan dan berkurangnya pasokan makanan. Faktor sosial ekonomi makanan terkait dengan perubahan pada proses pasokan makanan, kurangnya akses makanan bergizi dan aman kemiskinan dan berkurangnya pasokan makanan.

2.4.4. Kehamilan dini

Kehamilan remaja atau kehamilan dini adalah kehamilan yang berlangsung pada usi 11-18tahun. Secara fisik remaja masih terus tumbuh. Jika kemudian mereka hamil, kalori serta zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan harus dihitung dan ditambahkan ke dalam kebutuhan kalori secara selama hamil. Jumlah kalori yang diperlukan bergantung pada kecepatan pertumbuhan dan pertambahan berar badan. Jika berat badan seoang remaja perlu ditambaha 5 kg dalam setahun, setidaknya dibutuhkan energi sebanyak 25000 kkal Arisman, 2007. Dalam menentukan besaran kebutuhan kalori, penentuan usi genekologis lebih enting dibanding kan usia kronologis. Sebab, pertumbuhan linear belum optimal sebelum mencapai usia ginekologis 4-5 tahun Arisman, 2007. Usia ginekologis adalah jumlah tahun yang dihabiskan setelah seorang wanita mengalami menstruasi pertama menarche. Penambahan berat badan dari usia ginekologis selama 1 sampai 5 tahun berturut-turut adalah 4,8 tahun I, 2,8 kg tahun II, 1.0 kg tahun III dan 0.8 kg tahun IV – V. Dengan demikian, jika seorang wanita yang baru sekali datang haid, kemudian hamil, maka selama kehamilan dia bukan saja harus bertambah berat badan sebanyak 10-12kg, tetapi juga harus ditambah dengan penambahan berat badan pada usia genekologisnya Arisman, 2007.

2.4.5. Penyakit infeksi masalah kesehatan lainnya

2.4.5.1. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus tipe 1 merupakan penyakit kronis paling umum ketiga pada orang muda setelah asma dan cerebral palsy Betts et al , 1996 dalam WHO 2009. Untuk bertahan hidup, individu dengan diabetes melitus tipe I harus melakukan pengobatan yang termasuk pemberian insulin setiap hari , pemantauan glukosa, pengelolaan diet termasuk waktu makan dan makanan ringan dengan suntikan insulin dan pemantauan latihan. Pengidap diabetes tipe ini cenderung kurus. Sedangkan pada remaja dengan obesitas, hipertensi, tanda-tanda resistensi insulin dan riwayat keluarga diabetes tipe 2, dengan keluhan utama