Faktor gaya hidup sehari-hari

2.4.2.1. Aktifitas Fisik Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasikan oleh otot-otot rangka yang menghasilkan keluaran energi yang meliputi pekerjaan, waktu senggang dan aktifitas sehari-hari. Aktifitas fisik tersebut mmerlukan usaha yang menyebabkan perbaikan kesehatan jika dilakukan secara. Aktifitas fisik yang kurang mengakibatkan pengeluran energi berkurang sehingga energi akan disimpan di dalam tubuh dalam bentuk lemak dan beresiko mengakibatkan kebihan berat badan. Peningkatan aktivitas fisik dengan melakukan latihan dan pergerakan tubuh membantu menurunkan berat badan dan mencapai status gizi normal Fahey, 2001. Gaya hidup yang kurang menggunakan aktivitas fisik akan berpengaruh terhadap kondisi tubuh seseorang. Sebagian besar penelitian menemukan tingkat aktivitas fisik berhubungan dengan jumlah lemak tubuh dan indeks massa tubuh seseorang WHO, 2009. Dalam kehidupan yang semakin modern ini dengan kemajuan teknologi yang mutakhir sehingga hidup menjadi serba mudah. Apabila kalori yang masuk berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik maka akan semakin mudah seseorang mengalami kegemukan Jafar, 2012. 2.4.2.2. Perilaku Hidup Bersih Upaya pengamanan atau hygiene dan sanitasi makanan pada dasarnya meliputi orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makanan, proses pengolahan makanan, penyimpanan makanan dan penyajian makanan. Termasuk dalam pola hidup bersih adalah menjalankan pola hidup sehat seperti menghindari konsumsi rokok, alkohol serta hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan Purnomo et al, 2009. Alkohol dan merokok dapat mengakibatkan efek yang merugikan pada penyerapan zat gizi dan status gizi Brown et al, 2011. Alkohol menyebabkan asupan energi berlebihan, jika diminum sabagai tambahan konsumsi makanan dalam jumlah yang normal Barasi, 2002. 2.4.2.3. Penimbangan berat badan Pemantauan berat badan dan perilaku hidup bersih merupakan tindakan preventif sebelum terjadi masalah kesehatan seperti malnutri atau obesitas. Pemantauan berat badan terkait dengan menjadi kondisi ideal tubuh, sedangkan kebersihan terkait dengan mencegah terjadinya penyakit infeksi, yang merupakan pemicu terjadinya malnutrisi Kurniasih, 2009.

2.4.3. Asupan kurang

Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat asupan makanan. Asupan makanan ditentukan oleh kualitas dan kuantitas hidangan. Jika susunan hidangannya memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari kualitas maupun kuantitasnya, maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan dan gizi yang baik Sediaoetama, 2008. Dalam WHO 2009, asupan remaja dipengaruhi oleh faktor psikologis pola makan dan faktor sosial ekonomi: akses terhadap pangan dan persediaan makanan. 2.4.3.1. Faktor Psikologis Pola Makan, yaitu 2.4.3.1.1. Makan Gaya Khas Remaja Pola makan remaja biasanya sangat dipengaruh oleh kebiasaan makan anggota kolompok peer-group atau anggota keluarga. Kesukaan seseorang terhadap makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang terdapat dalam keluarga, namun sangat dipengaruhi oleh lingkungan teman sebaya sangat mempengaruhi terbentuknya pola makan Brown et al, 2011. 2.4.3.1.2. Gangguan makan Usia remaja merukana masa seseorang mencari identitas diri, sehingga sangat peduli pada penampilan dan kondisi tubuh. Sebagian remaja, khususnya remaja perempan, justru sering mengurangi makanan karena takut gemuk. Hal ini disebabkan persepsi mereka tentang penampilan fisik body image. Akibatnya, remaja berusaha remaja berusaha mengurangi makan sehingga terjadilah pola makan yang salah ganguan makanan Kurniasih, 2010. 2.4.3.1.3. Pola Praktek Budaya Pantangan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu dapat dipengaruhi oleh faktor budaya kepercayaan. Pantangan yang didasari oleh kepercayaan pada umumnya mengandung perlambang atau nasihat yang dianggap baik ataupun tidak baik yang lambat laun akan menjadi kebiasaan adat. Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar