Keterbatasan Penelitian Hubungan Penerapan Pedoman Gizi Seimbang dengan Status Gizi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarat Tahun 2014

disebabkan tidak adanya rekam medik tentang riwayat kesehatan responden sehingga peneliti hanya mengandalkan ingatan dan pengetahuan responden tentang riwayat kesehatannya; 6 berdasarkan kerangka teori dari WHO 2009, asupan makan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, namun faktor-faktor tersebut tidak diteliti dalam penelitian ini karena peneliti hanya mengambil faktor-faktor yang berpengaruh langsung pada status gizi.

6.2. Gambaran status gizi

Status gizi normal menggambarkan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran energi dalam tubuh. Hasil penelitian menunjukkan 40 mahasiswa memiliki status gizi tidak normal, yaitu 16,8 mahasiswa memiliki status gizi atau berat badan kurang dan 23,2 mahasiswa memiliki status gizi atau berat badan lebih. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat dua masalah gizi pada mahasiswa FKIK UIN Jakarta, masalah gizi kurang dan gizi lebih. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan Muizzah 2013 pada mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat yang menunjukkan 16 memiliki status gizi kurang dan 18 status gizi lebih berdasarkan IMT. Hasil ini menunjuk bahwa kejadian status gizi kurang pada mahasiswa FKIK secara keseluruhan lebih tinggi 0.8 daripada mahasiswa kejadian status gizi kurang pada mahasiswa PSKM saja dan kejadian status gizi lebih pada mahasiswa FKIK secara keseluruhan lebih tinggi 5.2 daripada mahasiswa kejadian status gizi kurang pada mahasiswa PSKM saja. Kejadian status gizi kurang yang mencapai 16.8 merupakan jumlah cukup yang tinggi mengingat lebih dari 10 mahasiswa FKIK mengalami status gizi kurang. Status gizi kurang dapat mengakibatkan mahasiswa mudah letih, mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan kurang mampu berkonsentrasi dan bekerja keras Supariasa et al. 2002, sehingga sangat mempengaruhi performa mahasiswa di bidang akademiknya. Masalah gizi kurang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari. Terjadinya gizi kurang karena konsumsi energi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan Emilia,2009. Kejadian status gizi lebih yang mencapai 23.2 , lebih besar 6.4 dibandingkan kejadian status gizi kurang. Status gizi lebih meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, hipertensi, gangguan ginjal, gangguan sendi dan tulang, gangguan kandung empedu dan kanker Supariasa et al. 2002. Penyakit kardiovaskular berhubungan dengan penimbunan lemak yang terjadi pada individu dengan status gizi lebih atau obesitas Almatsier et al, 2011. Sedangkan pada diabetes melitus tidak tergantung insulin DM tipe 2, status gizi memiliki hubungan yang bermakna dalam perkembangannya karena sekresi insulin dalam bentuk tidak tepat atau resistensi sel lemak yang membesar terhadap aktivitas insulin Almatsier et al, 2011. Menurut Karam 1994 dalam Hakimi et al 2010, 85 penderita DM tipe 2 berstatus gizi lebih atau obesitas dan 15 tidak obesitas. Dari hasil penelitian diketahui 30.6 mahasiswa yang mengalami status gizi lebih memiliki keluarga dengan riwayat penyakit Diabetes Melitus. Hal ini semakin memperbesar resiko mahasiswa yang memiliki status gizi lebih untuk mengalami penyakit Diabetes Melitus.