Kerajaan Demak Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

139 Bab 9 | Perkembangan Masyarakat pada Masa Islam di Indonesia Sunan Gresik. Wali Sanga menyebarkan ajaran agama Islam dengan cara damai. Masyarakat banyak yang mengikuti ajaran agama Islam. Peninggalan budaya yang masih ada hingga sekarang salah satunya adalah sekaten di Surakarta dan Yogyakarta. Kata „sekaten‰ berasal dari sahadatin yang berarti mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai syarat untuk masuk agama Islam. b. Dipati Unus Dipati Unus memerintah pada 1518 - 1521. Perjuangan Dipati Unus dimulai dengan menyerang Portugis di Malaka. Penyerangan dilakukan dengan menggunakan puluhan kapal dan ribuan prajurit. Penyerangan dilakukan ke arah utara. Oleh karena itu, Dipati Unus dikenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor. Dipati Unus wafat pada tahun 1521. c. Pangeran Trenggono Pangeran Trenggono memerintah pada 1521 - 1546. Setelah menjadi raja, beliau bergelar Sultan Trenggono. Sultan Trenggono berhasil membawa Kerajaan Demak menjadi yang kuat dan luas. Hal ini terbukti dengan kedatangan seorang ulama dari Pasai bernama Fatahillah. Fatahillah memperkuat armada angkatan perang Kerajaan Demak. Fatahillah kemudian menjadi adik ipar Sultan Trenggono. Pada tahun 1546, Sultan Trenggono memperluas wilayah ke arah Timur daerah Blambangan. Namun, dalam pertempuran itu sultan Trenggono gugur. Sepeninggalan Sultan Trenggono terjadi perebutan kekuasaan. Perebutan kekuasaan terjadi antara adik Sultan Trenggono, Pangeran Sekar dengan anak Sultan Trenggono, Pangeran Prawoto. Dalam pertempuran itu, Pangeran Sekar meninggal di tepi sungai sehingga disebut Pangeran Seda Lepen. Arya Penangsang, anak Gambar 9.7 Wali Sanga Sumber: image.g oogle.com 140 Sudut Bumi - IPS Terpadu untuk SMPMTs Kelas VII Pangeran Sekar membalas kematian ayahnya. Dia membunuh Pangeran Prawoto. Arya Penangsang juga dibunuh oleh Sutawijaya. Anak angkat Adipati Adiwijoyo atau Jaka Tingkir menantu Sultan Trenggono. Jaka Tingkir memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang. Surakarta pada tahun 1568. Peninggalan Kerjaan Demak di antaranya adalah Masjid Agung Demak.

4. Kerajaan Banten

Kerajaan Banten terletak di Provinsi Banten, yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Para tokoh pada masa Kerajaan Banten adalah sebagai berikut: a. Fatahillah Fatahillah, seorang musafir Cina yang sebelumnya bernama Feletehan. Dia memperdalam ajaran agama Islam di Kerajaan Demak. Pada mulanya daerah Banten dikuasai oleh Fatahillah. Fatahillah kemudian pindah ke Cirebon karena Banten diserahkan kepada Putra Fatahillah yang lain yaitu Sultan Hasanudin. Fatahillah tetap menekuni agama Islam dan mengundurkan diri ke Gunung Jati. Ia menjadi penyiar agama Islam dan bergelar sunan. Fatahillah wafat pada tahun 1570 dan dimakamkan di Bukit Jati. Fatahillah kemudian dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. b. Sultan Hasanudin Sultan Hasanudin, raja pertama di Kerajaan Banten. Perjuangannya sangat gigih. Pada tahun 1568, Sultan Hasanudin mampu melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Demak. Pada saat itu, di Demak terjadi perebutan kekuasaan setelah Sultan Trenggono wafat.Wilayah kekuasaan Banten hingga ke Lampung. Banten menjadi pusat penjualan dan perdagangan lada. Pada 1570, Sultan Hasanudin wafat. c. Syeh Maulana Yusuf Syeh Maulana Yusuf, putra Sultan Hasanudin. Ketika menjadi raja dikenal dengan sebutan Panembahan Yusuf yang memerintah tahun 1570-1580. Pada masa ini Banten mengalami kemajuan. Pada tahun 1579, Banten berhasil menaklukkan Kerajaan Pajajaran. Dengan takluknya Kerajaan Pajajaran, maka habislah seluruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa Barat. d. Maulana Muhammad Maulana Muhammad, pengganti Penembahan Yusuf. Maulana Muhammad menjadi raja dengan gelar Kanjeng Ratu Banten. Maulana memperluas Kerajaan Banten dengan menyerang Palembang. Waktu itu Palembang dipimpin oleh Ki Gede Ing Suro. Ki Gede Ing Suro adalah 141 Bab 9 | Perkembangan Masyarakat pada Masa Islam di Indonesia seorang penyiar agama Islam keturunan Surabaya yang telah berhasil meletakkan dasar-dasar keislaman di Palembang. Dalam pertempuran itu Sultan Banten gugur. e. Abdulmufakhir Abdulmufakhir, pengganti Maulana Muhammad yang telah gugur. Namun karena usianya masih muda ia didampingi oleh Pangeran Ranamenggala sebagai mengkubumi. Pangeran Ranamenggala mengendalikan pemerintahan ini tahun 1600-1624 selama pemerintahan ini Kerajaan Banten mengalami kemajuan. Banten