Tanggapan tentang Pengertian Sosialisasi

33 Bab 3 | Interaksi Sosial Setelah manusia lahir, secara bertahap ia belajar berbicara, merespon tawa, melangkah, selanjutnya dikenalkan pada norma-norma yang ada di dalam keluarga secara informal. Begitu juga ia belajar untuk membiasakan diri makan pada pagi, siang, dan malam hari. Anak juga dibiasakan untuk mandi pada pagi dan sore hari, dan waktu tidur-bangun dibiasakan tepat waktu. Ketika anak mulai memasuki dunia sekolah, ia mendapatkan pendidikan tambahan yang bersifat formal. Di dunia ini, anak mulai mengenal dunia luar dengan mengikuti aturan atau kebiasaan yang lebih ketat daripada di rumah. Masa ini merupakan masa orientasi bagi mereka, karena ia baru saja merasakan suasana yang baru. Di sinilah anak dimungkinkan untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka. Secara kepribadian, anak cenderung untuk dimanja dan selalu ingin dilibatkan atau diperhatikan. Anak juga dididik untuk bergaul dengan teman-temannya, bagaimana ia berinteraksi dengan peraturan- peraturan yang ditetapkan di sekolah. Begitu pula ketika seseorang menginjak dewasa, ada seperangkat norma dan aturan yang harus diikuti oleh mereka. Ia harus melakukan adaptasi yang ada di lingkungan barunya. Berdasarkan uraian di atas dapat simpulkan bahwa sosialisasi adalah suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan unsur kebudayaan berupa cara-cara bertindak dan berinteraksi dalam masyarakat. Oleh karena itu, ketika kamu belajar di dalam kelas, cobalah untuk memahami setiap penjelasan gurumu dan bergaullah dengan baik sesama teman di sekolah sehingga kamu dapat membentuk kepribadian yang baik pula. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam proses sosialisasi. a. Tahap Persiapan Tahap ini dimulai saat manusia dilahirkan. Dia berada pada tahap dimana ia akan mengenal dunia sosialnya, termasuk dalam persiapan untuk memperoleh pemahaman tentang dirinya sendiri. Di awal kehidupannya, manusia akan banyak meniru secara tidak sempurna. Contohnya, kata „mama‰, ia ucapkan „ma‰. b. Tahap Meniru Tahap meniru disebut juga playstage dimana ia mulai melakukan tiruan secara sempurna, misalnya anak bermain masak-masakan. Ketika kamu belajar di dalam kelas, cobalah untuk memahami setiap penjelasan gurumu dan bergaullah dengan baik sesama teman di sekolah sehingga kamu dapat membentuk kepribadian yang baik pula. „ „ 34 Sudut Bumi - IPS Terpadu untuk SMPMTs Kelas VII c. Tahap Siap Bertindak Tahap ini disebut juga dengan istilah game stage, dimana anak pada masa ini berperan secara langsung permainan sendiri dengan penuh kesadaran. Pada tahap ini anak akan memiliki partner interaksinya yang makin lama makin banyak. d. Tahap Penerimaan Norma Kolektif Pada tahap ini manusia mendapatkan dirinya dengan sebutan manusia dewasa. Ia dapat menempatkan dirinya untuk dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak baik. Ia sudah dapat berperan sebagai bagian dari masyarakat luas.

2. Kepribadian melalui Proses Sosialisasi

Kepribadian dapat diartikan sebagai ciri watak seorang individu yang konsisten yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang mandiri. Kepribadian dapat juga diartikan sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain Drs. Muhibinsyah, Med. psikologis pendidikan, 226:1995. Adapun yang menjadi dasar pokok dari perilaku seseorang adalah faktor biologis dan psikologisnya. Faktor biologis dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian secara langsung, misalnya siswa yang mempunyai cacat secara fisik dapat memiliki rasa rendah diri. Adapun faktor psikologis yang dapat mempengaruhi pem- bentukan kepribadian adalah unsur temperamen, perasaan, keinginan, kemampuan belajar, dan lain-lain. Selain itu, ada faktor sosiologis yang mampu memunculkan kepribadian individu. Faktor sosiologis, artinya sikap dan perilaku yang sesuai dengan perilaku kelompok. Pembentukan kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh budaya dimana individu tersebut bertempat tinggal, dan faktor geografis. Misalnya, manusia yang hidup di daerah pegunungan atau pedesaan akan mempunyai kepribadian secara umum yang berbeda dengan mereka yang hidup di tepi pantai. Kepribadian juga berpengaruh terhadap berhasil-tidaknya seorang ayah terhadap anak dan istrinya, guru terhadap muridnya, manajer terhadap karyawannya, dan sebagainya. Mengapa demikian? Karena, selain sumber daya manusia secara kognitif teoritis yang harus dimiliki oleh para pemimpin tersebut sebagai bekal dalam memimpin, juga faktor anutan akan menjadi penentu mengenai keberhasilan mereka di dalam mengatur orang-orang yang dipimpinnya. Adapun bagian budaya yang secara langsung mempengaruhi kepribadian seorang individu adalah sebagai berikut: Melalui perantara atau media, individu mengenal perbendaharaan pengetahuan nilai dan norma di masyarakat. „ „ 35 Bab 3 | Interaksi Sosial 1 faktor kedaerahan dimana seseorang bertempat tinggal; 2 cara hidup; 3 budaya khusus berdasarkan pada kelas sosial; 4 dasar agama; dan 5 profesi.

3. Jenis-Jenis Media Sosialisasi

Keberhasilan sosialisasi suatu masyarakat memerlukan perantara. Melalui perantara atau media, individu mengenal perbendaharaan pengetahuan nilai dan norma di masyarakat. Karena melalui media itulah individu mengenal dunia sosial dan dapat mengenal masyarakat luar. Sosialisasi umumnya munculnya atas inisiatif orang-orang yang telah lama menjadi anggota masyarakat tertentu. Mereka kemudian disebut dengan istilah agen sosialisasi. Agen sosialisasi di antaranya adalah sebagai berikut. a. Keluarga Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga juga merupakan tempat masa-masa awal seorang manusia yang lahir ke dunia, tempat individu pertama mendapatkan bekal tentang pengetahuan, nilai, dan norma yang ada di masyarakat. Sosialisasi awal yang dialami individu dalam keluarga berperan penting dalam membentuk kepribadian individu. Keluarga adalah tempat anak mengalami pengalaman sosial yang pertama dan utama. Keluarga merupakan tempat memberikan identitas sosial awal, antara lain: mengenai jenis kelamin, suku, dan agama. b. Teman Sepermainan Teman sepermainan merupakan kelompok sebaya, yang terdiri atas sejumlah kecil orang yang memiliki umur hampir sama, mereka melakukan interaksi dengan frekuensi yang cukup tinggi atau sering melakukan berbagai kegiatan bersama-sama. Biasanya tujuan kegiatan kelompok sebaya ini bersifat rekreatif. Teman sepermainan merupakan media sosialisasi setelah keluarga. Para anggota kelompok seperti ini memiliki rasa saling memiliki satu sama lain dan senang melakukan kegiatan secara bersama-sama. Bagi kelompok usia remaja, teman sepermainan amat penting. Karena, dalam kelompok itu mereka mempelajari bagaimana berinteraksi dengan orang lain, tanpa pengawasan langsung dari orang tua dan guru. Gambar 3.6 Keluarga Sumber: image.g oogle.com Gambar 3.7 Teman sepermainan Sumber: image.g oogle.com