Kerajaan Kutai Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia

113 Bab 8 | Perkembangan Masyarakat pada Masa Hindu-Buddha di Indonesia yang baik dengan kaum Brahmana yang datang ke Kutai. Diceritakan bahwa Raja Mulawarman sangat dermawan. Ia memberi sedekah segunung minyak dan lampu. Ia juga memberikan hadiah 20.000 ekor lembu kepada Brahmana di suatu tempat yang disebut Wafrakeswara. Wafrakeswara adalah tempat suci untuk memuja Dewa Siwa. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa Raja Mulawarman menganut agama Hindu Siwa. Dari besarnya sedekah Raja Mulawarman dan perhatiannya mengenai keadaan masyarakat, dapat diketahui bahwa Kutai sangat makmur. Kemakmuran ini didukung oleh peranan Kerajaan Kutai yang besar dalam pelayanan dan perdagangan dunia. Hal ini disebabkan karena letak Kutai yang sangat strategis, yaitu berada dalam jalur perdagangan utama Cina - India. a. Kehidupan Politik Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa raja pertama Kerajaan Kutai yang bernama Kudungga diyakini belum dipengaruhi agama Hindu. Kudungga diperkirakan adalah seorang pemimpin suku setempat yang kemudian mendirikan kerajaan pada saat pengaruh Hindu-Buddha mulai masuk ke Indonesia. Pada masa pemerintahannya, wilayah Kerajaan Kutai diperluas. Hal ini dapat diketahui dari diadakannya upacara Aswamedha, yaitu upacara pelepasan kuda. Kita ketahui bahwa upacara semacam ini pernah diadakan oleh masyarakat India pada masa pemerintahan Samudragupta. Untuk menentukan luas wilayah, Samudragupta melepaskan kuda- kuda mereka sejauhmana kuda-kuda itu berlari, sejauh itu pula luas wilayah kerajaannya. Setelah Aswawarman, Kerajaan Kutai diperintah oleh Mulawarman. Dari prasasti yang ditemukan diketahui bahwa pada masa pemerintahan Mulawarman berada dalam masa keemasan, wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Pada masa pemerintahannya pula, rakyat Kutai hidup makmur. Setelah pemerintahan Mulawarman, perkembangan Kutai selanjutnya tidak dapat diketahui secara pasti. Hal ini disebabkan selain tujuh prasasti, belum ditemukan sumber tertulis yang lain. b. Kehidupan Sosial Dari berbagai peninggalan Kerajaan Kutai yang berhasil ditemukan dapat disimpulkan bahwa pada masa itu kehidupan masyarakat Kutai sudah sangat teratur. Walaupun tidak secara jelas diungkapkan dalam prasasti, namun diperkirakan masyarakat Kutai sudah terbagi dalam kasta-kasta meskipun tidak secara tegas. Dari penggunaan bahasa Sansekerta dan pemberian hadiah sapi, disimpulkan bahwa di dalam masyarakat Kutai terdapat golongan Setelah pemerintahan Mulawarman, perkembangan Kutai selanjutnya tidak dapat diketahui secara pasti. „ „ 114 Sudut Bumi - IPS Terpadu untuk SMPMTs Kelas VII Brahmana. Golongan ini sebagaimana juga di India memegang monopoli penyebaran dan upacara keagamaan. Selain golongan Brahmana, terdapat pula kaum Ksatria. Golongan ini terdiri atas kerabat dekat raja. Di luar kota, golongan ini masih menjalankan adat istiadat dan kepercayaan asli mereka. Dengan demikian, walaupun agama Hindu telah menjadi agama resmi kerajaan, terdapat kelompok masyarakat yang tetap menganut kepercayaan aslinya. c. Kehidupan Ekonomi Kendati tidak banyak informasi yang bisa diperoleh dari Yupa, tetapi diperkirakan pertanian, baik sawah maupun ladang merupakan mata pencaharian utama masyarakat Kutai. Selain itu, melihat letaknya di jalur perdagangan internasional, masyarakat Kutai diperkirakan juga mengembangkan perdagangannya. Melalui hubungan dagang tersebut, langsung tidak langsung berkembang pula hubungan agama dan kebudayaan. Banyak pendeta yang diundang untuk datang ke daerah Kutai. Sebaliknya, banyak pula orang Kutai yang berkunjung ke daerah asal para pendeta tersebut. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, dalam salah satu prasasti disebutkan bahwa Raja Kutai yang bernama Mulawarman menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana. Jumlah sapi yang sedemikian besar menjelaskan bahwa sebagian masyarakat juga bermata-pencaharian sebagai peternak.

2. Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara didirikan sekitar abad ke-5 di lembah Sungai Citarum, Bogor, Jawa Barat. Kerajaan ini merupakan kerajaan tertua di Jawa. Mengenai Kerajaan Tarumanegara dapat kita ketahui dari sumber sejarah prasasti dan berita dari Cina. Ada tujuh buah prasasti yang menerangkan kerajaan Tarumanegara. Ketujuh prasasti tersebut adalah prasasti Kebon Kopi, Ciaruteun, Pasir Awi, Prasasti Jambu, Muara Cianten, tugu yang ditemukan di desa Tugu, dan prasasti Lebak. Prasasti-prasasti tersebut ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Sumber berita lain tentang Kerajaan Tarumanegara diperoleh dari catatan seorang musafir Cina yang bernama Fa-Hien. Fa-Hien dalam perjalanannya ke India singgah di Ye-Po-Ti Pulau Jawa karena perahu yang ditumpanginya dilanda topan. Fa-Hien mengatakan bahwa di To-lo-mo Tarumanegara pada 414 M belum banyak orang yang beragama Buddha. Sementara itu, pengikut agama Hindu terbanyak diberitakan pula bahwa raja dianggap keturunan dewa. Oleh karena itu, raja mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Carilah informasi dari berbagai sumber mengenai keruntuhan Kerajaan Kutai. Seandainya kamu pada saat itu adalah pemimpin Kerajaan Kutai, apa yang kamu lakukan agar kerajaanmu tidak runtuh? Kemukakan pendapatmu A ktivitas Siswa A ktivitas Siswa 115 Bab 8 | Perkembangan Masyarakat pada Masa Hindu-Buddha di Indonesia a. Kehidupan Politik Sumber-sumber sejarah yang berhasil ditemukan tidak banyak memberikan informasi tentang sejarah Kerajaan Tarumanegara. Ketujuh