Jatuhnya Daerah Nusantara kepada Kekuasaan Belanda

148 Sudut Bumi - IPS Terpadu untuk SMPMTs Kelas VII Setelah armada Cornellis inilah, armada Belanda datang susul-menyusul dengan jalur yang sama. Dalam perkembangan selanjutnya, aktivitas perdagangan Belanda di Indonesia dengan kekuatannya mulai menampakkan dominasi perdagangan sehingga perdagangan masyarakat Indonesia dibatasi. Bangsa kita hanya dibatasi sebagai penyedia barang dagangan saja, terutama setelah Belanda mendirikan kongsi dagang dengan nama VOC Vereenigde Oost Indische Compagnie. VOC didirikan pada 1602, dipimpin oleh seorang gubernur jenderal yang bernama Pieter Both. Tujuan utama didirikannya VOC adalah untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Pemerintah Belanda merasa diuntungkan dengan adanya VOC ini. Untuk itulah, pemerintah Belanda memberikan hak-hak istimewa kepada VOC, di antaranya adalah: 1 boleh membentuk tentara dan mendirikan benteng; 2 boleh berperang, damai, dan mengadakan perjanjian dengan raja-raja wilayah setempat; 3 boleh mengangkat dan memberhentikan pegawai; 4 boleh membuat mata uang sendiri; dan 5 mendapatkan hak monopoli. Akan tetapi, pada 13 Desember 1799, VOC dibubarkan oleh pemerintah Belanda, dan berita acara pembubarannya diterima resmi oleh Hindia Belanda pada 1 Januari 1800. Sejak itulah Nusantara diperintah oleh pemerintah Belanda. Pada 1808 pemerintah Belanda mengangkat Gubernur Jenderal yang bernama Herman Willem Daendells di Indonesia. Dengan tugas pokoknya, yaitu: 1 Mengadakan pembantuan dalam sistem pemerintahan. 2 Pulau Jawa dibagi menjadi sembilan daerah. 3 Bupati dijadikan sebagai pegawai pemerintah Belanda. 4 Membentuk pengadilan dan penyelewengan. 5 Memberantas korupsi dan penyelewengan. Selain lima tugas pokok tersebut, ia juga ditugasi untuk mem- pertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Oleh karena itu, ia membangun pertahanan Pulau Jawa dengan cara: 1 Membuat jalan dari Anyer Jawa Barat ke Panarukan Jawa Timur + 1.000 km dengan kerja paksa rodi. 2 Membangun benteng dan pangkalan kapal perang di Banten dan Surabaya. 3 Mendirikan pabrik senjata dan mesin di Batavia dan Surabaya. 4 Mendirikan pabrik pangkalan di Rembang dan Jepara. Karena terlalu kejam terhadap rakyat, pada 1811 Daendels dipanggil ke negeri Belanda dan digantikan oleh Gubernur Jenderal Joanssens. VOC didirikan pada 1602 dan dibubarkan pada 13 Desember 1799. „ „ 149 Bab 10 | Perkembangan Masyarakat pada Masa Kolonial Di Eropa, Prancis yang menguasai Belanda mengalami kekalahan oleh Inggris. Akibatnya, bukan hanya Belanda yang dikuasai Inggris, tanah jajahannya pun menjadi milik Inggris, termasuk Indonesia. Akan tetapi, pada 1815 Inggris kembali menyerahkan Indonesia kepada Belanda karena Prancis kembali dikalahkan oleh negara-negara Eropa.

D. Sistem Kerja Paksa Tanam Paksa

Pada 1830, pemerintah Hindia Belanda mengalami kerugian akibat Perang Diponegoro 1825-1830. Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia mengajukan rencana untuk meningkatkan produksi tanaman yang dapat diekspor di Indonesia dengan tujuan devisa untuk menutupi keuangan negeri Belanda. Sistem ini disebut dengan Cultur Stelsel. Adapun ketentuan-ketentuannya sebagai berikut: 1 Petani wajib menyediakan · tanahnya untuk ditanami kopi, tebu, tembakau, dan teh. 2 Penduduk yang tidak memiliki tanah harus bekerja rodi selama 65 hari per tahun di tanah perkebunan milik pemerintahan Belanda. 3 Hasil panen harus dijual kepada pemerintah Belanda dengan harga yang telah ditentukan. 4 Tanah yang dipakai untuk tanam paksa dibebaskan dari pajak. 5 Tanaman yang rusak bukan akibat kesalahan petani menjadi tanggung jawab pemerintah. Dalam pelaksanaan tanam paksa banyak melakukan penyim- pangan, di antaranya adalah: 1 Tanah yang diminta Belanda lebih dari · bagian, bahkan ada yang setengahnya. 2 Kerja paksa lebih dari 65 hari, bahkan sepanjang tahun. 3 Hasil panen harus dijual kepada Belanda dengan harga yang jauh lebih murah. 4 Petani harus mengganti apabila panen gagal atau rusak. Akibat pelaksanaan tanam paksa, penderitaan rakyat makin bertambah. Di berbagai daerah timbul kelaparan dan banyak orang yang meninggal akibat kekurangan makan. Penderitaan dan kesengsaraan rakyat Indonesia sampai terdengar ke Belanda. Pada 1850 mulai timbul kecaman-kecaman untuk menghapus tanam paksa. Kecaman-kecaman tersebut datang dari: 1 Edward Douwes Dekker Mantan Residen Lebak Banten dengan menggunakan nama samaran Multatuli, ia menulis buku yang berjudul „Max Havelar‰. 1 5 Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia mengajukan rencana untuk meningkatkan produksi tanaman yang dapat diekspor dengan tujuan devisa untuk menutupi keuangan negeri Belanda. „ „ 1 5 150 Sudut Bumi - IPS Terpadu untuk SMPMTs Kelas VII 2 Frans Van de Patted dan Baron Van Houvel mantan pendeta di Jakarta. Ia menulis buku „Suliker Cpunbroten‰. Kedua buku ini menceritakan penderitaan rakyat Indonesia akibat pelaksanaan tanam paksa. Sejak kedatangan penjajah Portugis, Inggris, maupun Belanda, rakyat Indonesia bertambah sengsara, karena harta kekayaan telah dikuras habis untuk kepentingan penjajah.

E. Reaksi Rakyat terhadap Pemerintah Kolonial Belanda

1. Perlawanan Kapitan Pattimura

Ketika Inggris menggantikan Belanda 1811-1816, penduduk Maluku tidak merasa tertekan. Karena Inggris membayar hasil bumi dengan harga yang lebih tinggi dari Belanda, juga kapal-kapal Inggris sering datang membawa barang-barang yang berguna untuk penduduk, kerja paksa dikurangi, dan yang tak kalah penting bagi perjuangan bangsa adalah Inggris menghargai pemuda Maluku untuk ikut menjadi dinas angkatan perang Inggris sebagai prajurit penuh. Pada 1817, Belanda kembali ke Maluku. Timbul rasa gelisah di antara penduduk dan berniat menolak kembalinya Belanda ke tanah Maluku. Pusat perlawanan mulai tumbuh terutama di Saparua, di bawah pimpinan Thomas Matulessy Pattimura dan pemimpin-pemimpin lainnya. Antonie Rhebox, Thomas Pattiweal, Lucas Lattumahina, Said Perintah, Paulus Tiahahui, dan Ulupoha. Rakyat bergerak menolak kedatangan kembali Belanda. Perlawanan diawali dengan membakar perahu pos di port pelabuhan pada 15 Mei 1817 dan mengepung benteng Duurstede. Keesokan harinya rakyat berhasil menguasai benteng dan menembak mati Residen Maluku, Van De Berg. Pada 14 Mei 1817, Pattimura mulai memimpin perlawanan kepada Belanda, terutama di Porto. Belanda kesulitan dan akhirnya Belanda meminta bantuan dari Ambon, dikirimlah pasukan sebanyak 200 orang pada Juli 1817. Untuk kedua kalinya bantuan Belanda datang ke Saparua dan berhasil menguasai Benteng Duurstede pada bulan Agustus 1817. Belanda ingin secepatnya menangkap pemimpin-pemimpin perlawanan itu selain dengan mengerahkan pasukan yang banyak, Belanda juga mengumumkan bahwa mereka akan diberi hadiah 1000 Gulden bagi siapa saja yang dapat menangkap Pattimura, dan 500 Gulden untuk pemimpin-pemimpin lainnya. Tapi rakyat Maluku tidak tergiur oleh hadiah tersebut. Pada Oktober 1817, Belanda berkeinginan untuk segera menyelesaikan perang. Untuk itulah pada bulan tersebut Belanda mengerahkan pasukannya secara besar-besaran. Dan akhirnya Gambar 10.3 Pattimura Sumber: image.g oogle.com