129 karena  itulah  proses  inovasi  berlangsung  panjang  dan  meskipun  dimulai  dari  individu,  namun
proses sosialisasinya melibatkan masyarakat.
Individu-individu  yang  melakukan  kegiatan  inovasi  ini  disebut  inovator.  Tokoh-tokoh  inovator ini  tumbuh  di  dalam  masyarakat,  baik  secara  internal,  yaitu  tumbuh  karena  motivasi  individu,
maupun  memang  ditumbuhkan  oleh  masyarakat  setempat,  karena  adanya  sistem  perangsang yang  memotivasi  daya  kreatif  individu-individu  di  dalam  masyarakat.  Di  beberapa  negara,
seperti Amerika serikat dan negara-negara di Eropa, terdapat sistem pemberian hadiah bagi para inovator,  karena  hasil  inovasi-inovasi  mereka  itulah  yang  telah  membawa  perubahan  dan
kemajuan, tidak hanya bagi negara dan bangsa mereka, namun juga perubahan bagi negara dan bangsa di seluruh dunia.
Kebudayaan mengenal ruang dan waktu untuk tumbuh dan berkembang. Kebudayaan Indonesia, misalnya,  adalah  kebudayaan  yang  berada  di  dalam  ruang  geografis  wilayah  Negara  Kesatuan
Republik  Indonesia  NKRI.  Hal  ini  membedakan  kebudayaan  Indonesia  dengan  kebudayaan Malaysia, Singapura, Amerika, dan lain sebagainya. Perbedaan tempat ini kemudian melahirkan
sebutan  kebudayaan  asli  dan  kebudayaan  asing.  Kebudayaan  asli  adalah  kebudayaan  yang dimiliki oleh bangsa tersebut, sedangkan sebutan kebudayaan asing menunjukkan cara pandang
masyarakat kebudayaan tertentu terhadap kebudayaan yang berkembang di luar masyarakatnya.
Kebudayaan  menurut  waktunya,  dapat  dipandang  sebagai  kebudayaan  masa  lalu  dan  masa sekarang.  Adanya  perbedaaan  tumbuh  kembang  dinamika  kebudayaan  dan  terjadinya  inovasi
yang  berbeda-beda,  menyebabkan  kita  kemudian  mengenal  sebutan  kebudayaan  yang  sudah ketinggalan zaman untuk menyebut kebudayaan masa lalu, dengan adanya kebudayaan masa kini
yang  dianggap  sebagai  kebudayaan  yang  sesuai  dengan  zaman.  Selain  itu,  dikenal  juga  istilah kebudayaan klasik, yang mengacu kepada kebudayaan masa lalu, dan kebudayaan modern yang
mengacu kepada kebudayaan terkini.
3.4 Manusia sebagai Makhluk Budaya
Sebagaimana  telah  dijelaskan,  budaya  berasal  dari  kata  budhi  dan  daya,  yang  bermakna  akal budi.  Dengan  demikian  pengertian  budaya  adalah  segala  hasil  akal  dan  budi  manusia.  Akal
130 berkaitan  dengan  kecerdasan  otak  manusia,  sedangkan  budi  berkaitan  dengan  perasaan,  yang
ditampilkan melalui etika dan estetika. Adanya budi dan daya inilah yang membedakan manusia dengan  spesies  lainnya  di  bumi  ini.  Berikut  ini  adalah  keutamaan  manusia  yang  memiliki  akal
budi atau sebagai makhluk budaya Widagdho, dkk. 32
—33.
a Manusia dapat menguasai dan memanfaatkan unsur-unsur yang terdapat di alam
semesta untuk keperluan hidupnya. b
Manusia mampu mengatur perkembangan spesies lainnya dan bahkan dapat berupaya menghindarkannya dari kepunahan, meskipun hal itu tidak dapat dilakukan untuk
dirinya sendiri. c
Manusia mampu mengusahakan agar apa yang ada di alam ini dari yang bermanfaat menjadi bermanfaat, baik bagi keperluan hidup manusia sendiri, maupun kehidupan
pada umumnya. d
Manusia memiliki kreativitas; oleh karena itu mampu menciptakan benda-benda yang diperlukan dengan bentuk dan model menurut keinginannya.
e Manusia memiliki    rasa indah dan karenanya mampu menciptakan benda-benda seni
yang dapat menambah kenikmatan hidup rohaninya. f
Manusia memiliki alat komunikasi dengan sesama, yang disebut dengan bahasa, yang memungkinkan mereka dapat saling bertukar informasi demi kesempurnaan hidup
bersama. g
Manusia memiliki sarana pengatur kehidupan bersama yang disebut sopan santun atau tata susila, yang memungkinkan terciptanya suasana kehidupan bersama yang tertib
dan saling menghargai. h
Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang memungkinkan kehidupan mereka semakin berkembang
i Manusia memiliki pegangan hidup antarsesama demi kesejahteraan hidupnya; dan juga
aturan “pergaulan” dengan Sang pencipta sehingga mendapatkan ketenangan batin.
Dengan  memahami  hakekat  manusia  sebagai  makhluk  berbudaya,  maka  diharapkan  setiap individu  dapat  mengembangkan  dan  mengubah  kebudayaan  yang  ada  di  masyarakatnya  untuk
mencapai  kesejahteraan  dan  kebahagiaan  yang  diidam-idamkan  bersama.  Dengan  akal  budinya manusia  mengemban  kehidupan  untuk  mencapai  kebahagiaan,  baik  jasmani  dan  rohani
131 spriritual.  Kecerdasan  manusia  telah  menghasilkan  peralatan  hidup  yang  tidak  sekedar
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan, melainkan juga untuk mempermudah dan meningkatkan kualitas hidup.
Namun  demikian,  pencapaian  kebahagian  dan  kemakmuran  jasmaniah  tidak  selalu  paralel dengan  pencapaian  kebahagiaan  dan  ketenangan  spiritual.  Berbagai  penemuan  teknologi
mutakhir  dan  kemakmuran  masyarakat  bukanlah  ukuran  satu-satunya  kemajuan  suatu kebudayaan    manakala  manusia  dan  masyarakat  mengalami  kekeringan  spiritual.  Oleh  karena
itulah pendayagunaan kemampuan akal manusia secara optimal harus senantiasa diiringi dengan pendayagunaan  kemampuan  budi  rasaspirit  yang  dimiliki  manusia  secara  optimal  pula
sehingga terjadi keseimbangan antara kebahagiaan jasmani dan spiritual.
3.5 Manusia sebagai Makhluk    Ekonomi