PembimbingTradisionalis Sensing Judgers Temperamen

29 Rationals Conceptualizers NT: ENTJ INTJ ENTP INTP

3.2.1 PembimbingTradisionalis Sensing Judgers

ESTJ ISTJ ESFJ ISFJ Kaum sensors percaya pada fakta, data yang telah terbukti, pengalaman masa lalu, serta informasi yang ditangkap oleh pancainderanya; sedangkan judgers menyukai struktur serta keteraturan; satu hal yang akan memengaruhinya saat mengambil keputusan. Apabila keduanya digabung, kedua preferensi ini menghasilkan Sensing Judger, yakni sebuah tipe pribadi yang menapak bumi dan tegas yang disebut sebagai “PembimbingTradisionalis.” Moto dari tipe Pembimbing Tradisionalis adalah “cepat tidur, bangun pagi.” Tipe ini adalah orang-orang yang paling tradisional dari empat kelompok temperamen Keirsey. Mereka sangat menghargai hukum dan keteraturan, jaminan, sopan santun, aturan, serta mudah menyesuaikan diri. Mereka didorong oleh motivasi untuk melayani kebutuhan masyarakat. PembimbingTradisionalis menghormati otoritas, hierarkhi, dan garis komando, serta memiliki nilai-nilai yang konservatif. Mereka terikat pada rasa tanggung jawab dan selalu berusaha untuk Temperamen Mari’e Muhammad 1939 - 30 melakukan hal yang benar. Hal itu membuat mereka menjadi orang-orang yang dapat diandalkan, dapat dipercaya, dan tentu saja orang yang bertanggung jawab. Walaupun sama-sama tergolong pada temperamen PembimbingTradisionalist, kelompok Thinking STJ maupun Feeling SFJ sangat berbeda. Mereka yang ESFJ dan ISFJ dalam ciri PembimbingTradisionalis, tidak sekuat ciri ESTJ dan ISTJ. Bagi ESFJ dan ISFJ, hubungan dengan orang lain dan kriteria orientasi pada manusia dalam pengambilan keputusan sangatlah penting. Jadi, walaupun biasanya kaum PembimbingTradisionalis tidak peduli apapun gaya hidupnya, J atau P paling senang mereka bekerja di tempat yang struktur dan ekspektasinya jelas. Mereka yang tergolong Feeling akan berusaha membangun hubungan harmonis dengan orang lain dan mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang memungkinkan mereka membantu orang lain secara nyata. PembimbingTradisionalis membutuhkan perasaan menyatu dengan kelompok dan melakukan yang benar. Mereka menghargai stabilitas, keteraturan, kooperasi, konsistensi, dan kesahihan, serta cenderung serius dan merupakan pekerja keras. PembimbingTradisionalis selalu menuntut baik dirinya maupun orang lain untuk selalu fokus pada pekerjaan dan bekerja sebaik-baiknya. a Kekuatan PembimbingTradisionalis adalah orang-orang yang praktis dan terorganisasi, teliti, serta sistematis. Mereka sangat memperhatikan peraturan, kebijakan, kontrak, ritual, maupun jadwal. Mereka sangat hebat dalam memandu, memonitor, dan menjalankan aturan. PembimbingTradisionalis senang bekerja dengan fakta-fakta yang telah terbukti dan menggunakannya untuk mengarahkan diri pada sasaran organisasi tempat mereka menjadi anggotanya. Mereka sangat bangga bahwa mereka selalu bekerja dengan baik. Mereka juga pandai melihat apa yang harus diperhatikan dan menyelesaikan tugas dengan sumber daya yang seefisien mungkin. Begitu mereka suka dan setuju terhadap suatu hal, PembimbingTradisionalis Ciputra 1931 - 31 selalu melaksanakannya dengan teliti. Dalam keadaan terbaik, mereka adalah orang-orang yang solid, dapat dipercaya, dan diandalkan. b Kemungkinan Kelemahan PembimbingTradisionalis tidak tertarik pada teori atau hal-hal yang abstrak. Mereka kurang memperhatikan masa depan dibandingkan masa kini. Perencanaan jangka panjang bukanlah kekuatannya. PembimbingTradisionalis kadang-kadang terlalu cepat dalam mengambil keputusan. Mereka juga cenderung melihat hitam putih dan sulit melihat area abu-abu. Mereka sulit menghadapi perubahan dan lambat dalam menyesuaikan diri. Mereka cenderung enggan mencobakan pendekatan baru yang berbeda, apalagi yang belum teruji. Kemungkinan besar mereka akan minta bukti bahwa solusi baru itu dapat dijalankan sebelum mereka dapat mempertimbangkan untuk menggunakannya. Kelemahan utama PembimbingTradisionalis adalah mereka sering kurang luwes, cenderung dogmatis, dan kurang imajinatif. Contoh tokoh dengan temperamen ini adalah Mother Theresa, Jenderal Washington, Mar’ie Muhammad, dan Ir. Ciputra.

3.2.2 Artis Experiencers Sensing Perceivers