41 Sebaliknya,  tingkat  ketegangan  yang  terlalu  tinggi  atau  terlalu  rendah  dapat  memengaruhi
produktivitas  kelompok.  Sebuah  kelompok  yang  tidak  dapat  belajar  bagaimana  menangani konflik tidak pernah akan mencapai tujuannya.
1.3 Tahap Ketiga:    Membangun Norma Norming
Pada tahap ini, para anggota kelompok berusaha menetapkan dan mematuhi pola perilaku yang  dapat  diterima.  Dalam  bekerja  sama,  mereka  belajar  untuk  menggabungkan  metode  dan
prosedur  baru  yang  telah  disepakati  sebelumnya.  Pada  tahap  membangun  norma  norming, anggota  kelompok  merasa  mempunyai  kemampuan  baru  untuk  mengekspresikan  kritik  yang
konstruktif. Mereka merasa menjadi bagian dari sebuah kelompok kerja dan merasa yakin bahwa segala sesuatu yang dikerjakan akan berhasil. Pada tahap ini, anggota berusaha untuk mencapai
keselarasan  dengan  menghindari  konflik  yang  tidak  perlu,  bertindak  lebih  ramah  terhadap sesama  anggota  kelompok,  saling  percaya,  dan  mengembangkan  rasa  kesatuan  kelompok
bersama-sama, kita mampu memecahkan masalah ini. Norma tidak harus sama untuk setiap keputusan atau kebijakan.
Anggota  atau  pemimpin  kelompok  berperan  mendorong  anggota  kelompok  untuk mengambil  tanggung  jawab  lebih,  bekerja  sama  untuk  menciptakan  cara  yang  dapat  diterima
dalam  memecahkan  masalah,  menetapkan  tujuan  yang  menantang,  dan  mengambil  tanggung jawab pribadi untuk keberhasilan kelompok. Peran utama ada pada pemimpin kelompok. Jangan
mengharapkan orang lain untuk melakukan seperti yang Anda katakan, tetapi tidak seperti yang Anda lakukan. Jika Anda terlihat bertengkar dengan rekan-rekan dan diam-diam merencanakan
langkah  politik,  anggota  kelompok  cenderung  meniru  perilaku  normatif  dan  ada  kemungkinan mundur ke tahap goncangan.
1.4 Tahap Keempat: Melakukan atau Melaksanakan Performing
Pada  tahap  melakukan  atau  melaksanakan  performing,  status  anggota  kelompok  sudah stabil, tugas sudah jelas, dan perhatian anggota kelompok lebih pada ganjaran. Anggota kelompok
sudah  termotivasi  untuk  menyelesaikan  tugas  mereka  dan  pusat  perhatian  lebih  pada  tujuan kelompok daripada kepentingan individu. Melalui bekerja bersama-sama, anggota kelompok telah
42 mengembangkan  wawasan  ke  dalam  kekuatan  dan  kelemahan  satu  sama  lain.  Pada  tahap  ini,
mereka  merasa  puas  dengan  kemajuan  kelompok  dan  percaya  bahwa  kelompok  akan  berhasil mencapai atau bahkan melebihi tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada tahap ini, anggota
terlibat  dalam  perubahan  diri  yang  konstruktif  demi  kebaikan  kelompok;  kemampuan berkomunikasi dan memberikan umpan balik satu sama lain ditingkatkan; kemampuan antisipasi,
mencegah atau bekerja melalui masalah-masalah kelompok dikembangkan, dan sebagai hasilnya, keterikatan antaranggota kelompok juga berkembang.
Peran  anggota  dan  pemimpin  kelompok  pada  tahap  ini  adalah  untuk  mendorong  anggota untuk  memberikan  dukungan  dan  berfungsi  sebagai  sumber  daya  satu  sama  lain.  Anggota  dan
pemimpin  kelompok  juga  berperan  agar  kelompok  melanjutkan  kemajuan  yang  sudah  dicapai dan mempertahankan kohesi dan moral dan memandu kerja kelompok agar tetap sukses.
1.5 Tahap Kelima: Penangguhan Adjourning