95 bangsa Mongolia, Turki, Kirgiz, Kazakh, Uzbek, dan lain-lain, yang memelihara domba,
kambing, unta, dan kuda.
c. Masyarakat Pertanian Intensive Agriculturalists
Dengan penggunaan irigasi inilah ketergantungan terhadap hujan dalam menentukan keberhasilan hasil bercocok tanam semakin berkurang. Oleh karena sistem irigasi ini perlu
diawasi dan dikelola dengan baik, masyarakat pertanian cenderung menetap dan tidak berpindah-pindah seperti dua masyarakat yang telah dijelaskan sebelumnya berburu dan
meramu atau berladang dan berternak.
Penemuan teknologi pertanian inilah yang menjadi dasar perkembangan kebudayaan dan pencapaian peradaban pada beberapa bangsa. Masyarakat yang telah menemukan sistem
pertanian ini mempunyai banyak waktu untuk mengembangkan unsur-unsur kebudayaan lainnya, yaitu: sistem bahasa, organisasi sosial, kesenian, dan sebagainya. Kebudayaan
masyarakat pertanian semakin berkembang dan selanjutnya membawa masyarakat ke dalam Kegiatan
pertanian dibedakan
dengan kegiatan berladang pindah seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Pertanian adalah kegiatan bercocok tanam di suatu tempat
dengan melakukan pengolahan tanah yang intensif dan menggunakan irigasi pengairan.
Gambar 3.14 Pertanian dengan irigasi Sumber: http:www.petanihebat.com
96 tahapan kebudayaan yang lebih tinggi. Berdasarkan penemuan bukti-bukti arkeologis, di
wilayah Mesopotamia sekarang berada di wilayah Irak telah berkembang kehidupan msayarakat pertanian yang teratur, yaitu pada sekitar 8000 sampai dengan 4000 SM sistem
pertanian yang maju telah menyebabkan kemakmuran rakyat dan menjadi pendorong terbentuknya peradaban yang tinggi Koentjaraningrat, 2009:148.
Sistem pengairan dengan irigasi memaksa manusia untuk meninggalkan kebiasaan berpindah-pindah dan membentuk masyarakat yang menetap. Pengembangan sistem
pengairan juga memaksa manusia membentuk sistem pengaturan yang selanjutnya membangun sistem pemerintahan. Pada akhirnya, kemakmuran dan perkembangan
masyarakat menciptakan ledakan penduduk dan memaksa manusia untuk mengembangkan wilayah tempat tinggalnya. Demikianlah proses menuju peradaban berjalan seiring dengan
berkembangnya mata pencaharian manusia. Dalam literatur Inggris, kata culture yang diambil dari bahasa Latin colere
mempunyai arti mengolah atau menumbuhkan. Hal itu menunjukkan bagaimana masyarakat Barat menganggap kegiatan mengolah tanah sebagai titik awal munculnya kebudayaan
ibid.. Kemajuan masyarakat pertanian menyebabkan kemajuan kebudayaan sehingga terjadinya revolusi pertanian menjadi salah satu momentum perubahan kebudayaan
masyarakat yang pertama. Dalam sejarah perkembangan masyarakat Indonesia, masuknya kebudayaan pertanian
yang dibawa oleh masyarakat India dan Cina juga telah menciptakan model pemerintahan kerajaan. Masyarakat pertanian, sebagaimana dijelaskan oleh Hildred Geertz 1981,
memperlihatkan masyarakat yang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Budha dan juga memperlihatkan masyarakat yang memperhatikan stratifikasi sosial yang ketat,
dibandingkan dengan bentuk masyarakat dengan mata pencaharian lainnya masyarakat maritim, berladang dan beternak juga berburu dan meramu.
d. Masyarakat Maritim