76 banyak, ia akan kehilangan keahlian yang terdapat dalam dirinya.
6.2.2 Menginspirasi Visi Bersama secara Jelas
Tanggung jawab kepemimpinan berikutnya adalah menciptakan visi bersama. Semua anggota berkomitmen untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam rangka mencapai visi bersama itu,
seorang pemimpin harus: 1
memiliki visi yang dapat dicapai organisasi; 2
mengomunikasikan visi itu dengan komitmen dan antusiasme; 3
membuat visi bersama dapat diadopsi oleh anggota sebagai milik mereka; dan 4
membuat visi yang rasional dan prosedural yang disusun berdasarkan kesepakatan bersama.
Pemimpin yang efektif akan mengakui nilai-nilai, keyakinan, dan emosi anggota kelompok, serta memotivasi mereka untuk menyelaraskan diri dengan misi yang mencerminkan kebaikan
yang lebih besar. Pemimpin hendaknya antusias dan sering berkomunikasi tentang impian tim juga organisasi. Pemimpin harus menjadi tempat anggota kelompok untuk saling berbagi,
membantu, mendorong, dan mendukung usaha agar berhasil. Selain itu, pemimpin perlu bekerja sama dengan anggota kelompok untuk menjalani pekerjaan yang dapat dilakukan dan
menciptakan kepedulian serta berkomitmen yang mendorong anggota maju dalam pencarian bersama mereka untuk mencapai prestasi yang unggul. Praktik-praktik baru harus didasarkan
pada pengetahuan tentang penelitian yang relevan berdasarkan teori untuk mencapai hasil yang lebih baik. Seseorang pemimpin tanpa pengikut bukanlah pemimpin. Orang tidak akan menjadi
pengikut suatu kelompok atau organisasi sampai mereka menerima visi kelompok sebagai milik mereka.
6.2.3 Memungkinkan Orang Lain untuk Bertindak
Pemimpin yang efektif akan berbagi informasi dan kekuasaan dengan cara berkolaborasi serta memberdayakan orang-orang yang dipimpinnya untuk menetapkan dan mencapai tujuan
bersama. Pemimpin harus mempunyai pengetahuan tentang minat dan potensi setiap anggota kelompok. Dengan pengetahuan tersebut, seorang pemimpin harus mampu mendorong anggota
kelompok untuk memberikan saran, masukan, dan kontribusi dengan cara yang berarti. Dengan
77 mendengarkan dan mendukung semua anggota kelompok, akan tercipta suasana saling percaya
untuk mengembangkan potensi bersama.
6.2.4 Model Bagaimana Kelompok Berfungsi
Seorang pemimpin adalah bagian yang tidak terlepas dari kelompok. Dengan kata lain, kekuatan seorang pemimpin pada dasarnya tidak begitu banyak karena peran mereka
sesungguhnya diberikan oleh para pengikutnya. Dengan demikian, agar efektif, pemimpin harus menunjukkan perilaku yang konsisten antara kata dan perbuatan mereka. Sebagai contoh, ketua
kelas yang mengkoordinasi kelompok-kelompok di dalam kelas. Jikalau ketua kelas tersebut mengharapkan ketua kelompok dapat memberdayakan anggota setiap kelompok, ia harus
menjadi model dalam melakukan disposisi kekuasaan dan tanggung jawab, dapat menerima kesalahan, serta melibatkan semua ketua kelompok dalam pengambilan keputusan bersama.
Demikian pula, para pemimpin yang mengharapkan ketekunan dan dedikasi dari orang-orang yang dipimpinnya sebaiknya menunjukkan diri sebagai seorang yang tekun dan berdedikasi. Ia
juga seharusnya tidak memperlihatkan sikap mudah menyerah bahkan di tengah-tengah kesulitan sekalipun.
6.2.5 Mendorong Berkembangnya Semangat Kebersamaan
Pemimpin hendaknya mampu menemukan cara untuk menghargai anggota dan kelompok untuk mencapai kemajuan serta sukses mencapai tujuan bersama. Pemimpin yang efektif akan
memberikan pelatihan, umpan balik, dan pengakuan pada anggotanya untuk menunjukkan penghargaan atas upaya mereka. Oleh karena itu, konsep kepemimpinan dapat dipelajari,
misalnya melalui suatu pelatihan atau memanfaatkan peluang untuk menjadi seorang pemimpin.
78
Daftar Pustaka
Ford, Wendy S. Zabava, and Andrew D. Wolvin. 1993. The Differential Impact of a Basic Communication Course on Perceived Communication Competencies in Class, Work, and
Social Contexts. Communication Education, 423, 215-23. [EJ 463 803]
Gazzaniga, Michael S. 2008. Human, the Science behind What Make us Unique. Harper Collons e-books.
Janasz Suzanne C., Karen O. Dowd, dan Beth Z. Schneider. 2009. Interpersonal Skills in Organizations
. Third Edition. McGraw-Hill International Edition Co., New York. Johnson David W. Frank P. Johnson. 2006. Joining Together. Group Theory and Group Skills.
Ninth Edition. Pearson Education, Inc., Boston. King, Laura A. 2011. The Science of Psychology. New York: MacGraw-Hill. ISBN:
978-0-07-122154-2 Kouzes J.M. dan B.Z. Posner. 1993. Credibility: How leaders Gain and Lose It. Why People
Demand It. Jossey-Bass. San Francisco. MacLean, Paul D. 1990 The Triune Brain in Evolution: Role of Paleocerebral Functions,
New York: Springer. Morreale, S.P., Osborn, M.M., Pearson, J.C. 2000.
“Why Communication is Important: A rationale for the Centrality of the Study of Communication
”. Journal of the Association for Communication Administration,
29, 1--25. M.Kur. “Leaders Everywhere Can a Broad Spectrum of Leadership Behaviours Permeate an
Entire Organization?” Leadership and Organization Development Journal 18 1997. Robbins, Stephens. P. 2003. Organizational Behaviour 9
th
ed . San Diego State University
Prentice Hall International, Inc. Rubin, R.B., Perse, E.M., Barbato, C.A., 1988. Conceptualization and Measurement of
Interpersonal Communication Motives . Human Communication Research.
Tieger, Paul D. Barbara Barron-Tieger. 2001. Do What You are, thierd ed. Boston: Little Brown Company.
Weiten, W. et al.2009. Psychology Applied to Modern Life. Belmont: Wadsworths Cengage Learning. http:www.buzzle.comarticlesfour-types-of-communication.html.
79
BAB 3 MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Manusia dilahirkan dengan naluri untuk hidup bersama dengan individu lain. Sejak dilahirkan, manusia membutuhkan individu lain untuk dapat tumbuh dan berkembang. Dalam
pertumbuhan dan perkembangannya, manusia senantiasa berusaha melakukan penyesuaian diri dengan individu-individu lainnya sehingga terjadilah interaksi antarindividu dalam kelompok
kecil dan terus meluas dalam kelompok sosial yang lebih besar. Selanjutnya, seorang individu bersama dengan individu-individu lainnya berinteraksi membentuk masyarakat dan
mengembangkan kebudayaan di dalam masyarakat itu.
Masyarakat dan kebudayaan adalah dua konsep yang saling berhubungan. Di dalam masyarakatlah kebudayaan dihasilkan oleh manusia atau kelompok manusia, dan dari
kebudayaan yang dihasilkannya itulah suatu masyarakat dikenal dan dibedakan dengan masyarakat lainnya. Dalam berinteraksi dan berkelompok dengan individu lain di dalam
masyarakat, individu membentuk dan mengembangkan kebudayaan. Selanjutnya kebudayaan yang merupakan milik masyarakat ini memengaruhi aktivitas kehidupan individu-individu di
dalamnya. Demikianlah, individu, kelompok, masyarakat, dan kebudayaan saling terkait. Bab ini membahas konsep masyarakat, konsep kebudayaan, serta dinamika masyarakat dan kebudayaan.
1. Memahami Konsep Masyarakat