Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian III Akuntansi Aktiva
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia III-40
4 Mitra pada transaksi musyarakah
, 5 Penyewa pada transaksi
ijarah , dan
6 Peminjam pada transaksi qardh
. d. Penghapusan hak tagih kredit hapus tagih adalah tindakan bank meng-
hapus semua kewajiban debitur yang tidak dapat diselesaikan.
2. Dasar Pengaturan
a. Penyisihan kerugian aktiva produktif dan piutang yang timbul dari transaksi aktiva produktif dibentuk sebesar estimasi kerugian aktiva
produktif dan piutang yang tidak dapat ditagih sesuai dengan denominasi mata uang aktiva produktif dan piutang yang diberikan. PSAK 59:
Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 130
b. Pendapatan aktiva produktif non-performing
diakui pada saat pendapatan
tersebut diterima. PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 132
c. Pada saat aktiva produktif diklasifikasikan sebagai
non-performing ,
pendapatan yang telah diakui tetapi belum diterima harus dibatalkan. PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 133
d. Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi dibentuk sebesar taksiran kerugiannya serta diakui sebagai beban dan kewajiban secara terpisah.
PSAK 31: Akuntansi Perbankan, paragraf 77
3. Penjelasan
a. Dalam kaitan dengan pembagian keuntungan profit distribution
, beban penyisihan kerugian aktiva produktif hanya boleh berasal dari bagian
keuntungan yang menjadi hak bank. b. Penyisihan kerugian aktiva produktif dilakukan bank syariah dengan
menggunakan dana yang diambil dari bagian keuntungan yang menjadi hak bank syariah dan tidak tidak diperkenankan sebagai pengurang
pendapatan dalam unsur perhitungan distribusi hasil usaha. Hal ini dimaksudkan agar tidak merugikan nasabah.
c. Penentuan kualitas aktiva produktif dan jumlah minimum penyisihan ke-
rugian aktiva produktif yang wajib dibentuk mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia yang berlaku tentang kualitas aktiva produktif bagi bank
syariah.
d. Dalam hal penghapusbukuan aktiva produktif merupakan tindak lanjut dari penyelesaian aktiva produktif dengan cara pengambilalihan agunan sesuai
syariah, maka jumlah yang dihapus buku adalah sebesar kewajiban nasabah dikurangi dengan nilai realisasi bersih dari agunan.
e. Pengambilalihan agunan sesuai syariah dapat dilakukan dengan cara: 1 jual beli antara bank dengan nasabah atau nasabah dengan pihak
ketiga, dan atau 2 pengambilalihan langsung oleh bank, dengan menaksir nilai wajar
agunan sesuai persetujuan nasabah sebagai pembayaran hutangnya. f.
Besarnya aktiva produktif yang dihapus buku dan atau dihapus tagih adalah seluruh sisa kewajiban nasabah yang dibebankan kepada pos
Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian III Akuntansi Aktiva
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia III-41
“penyisihan kerugian aktiva produktif” yaitu sebesar saldo kewajiban dalam neraca. Sedangkan saldo tagihan kontinjensi dilakukan jurnal balik.
g. Pelaksanaan penghapusbukuan aktiva produktif yang macet dapat dilakukan bersamaan dengan penghapusan hak tagih tergantung
keputusan RUPS.
4. Perlakuan Akuntansi