Perlakuan Akuntansi Jurnal MODAL DISETOR 1.

Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian VI Ekuitas Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia VI-4 b. Jika jumlah dana yang disetorkan oleh pemilik melebihi modal dasar yang tercantum dalam anggaran dasar maka kelebihan tersebut secara substansi akuntansi termasuk dalam modal disetor. c. Saham yang dikeluarkan dapat berupa saham utama preferen dan saham biasa. d. Penambahan modal disetor lazimnya dicatat berdasarkan: 1 Jumlah uang yang diterima; 2 Besarnya tagihan yang timbul atau hutang yang dikonversi menjadi modal; atau 3 Nilai wajar aktiva non-kas yang diterima. e. Pengurangan modal disetor lazimnya dicatat berdasarkan: 1 Jumlah uang yang dibayarkan; 2 Besarnya hutang yang timbul; atau 3 Nilai wajar aktiva non-kas yang diserahkan.

4. Perlakuan Akuntansi

Pengakuan dan Pengukuran a. Penambahan modal disetor dicatat berdasarkan: 1 Jumlah uang yang diterima. 2 Setoran saham dalam bentuk uang, sesuai transaksi nyata. Untuk jenis saham yang diatur dalam bentuk rupiah dalam akta pendirian, setoran saham tunai dalam bentuk mata uang asing dinilai dengan kurs yang berlaku pada tanggal setoran. 3 Besarnya tagihan yang timbul atau hutang yang dikonversi menjadi modal. 4 Setoran saham dalam dividen saham dilakukan dengan harga wajar saham, yaitu harga pasar tanggal transaksi untuk PT yang sahamnya terdaftar di bursa efek, atau nilai wajar yang disepakati RUPS untuk saham yang tidak ada harga pasarnya. 5 Nilai wajar aktiva non-kas yang diterima. 6 Setoran saham dalam bentuk barang, menggunakan nilai wajar aktiva non-kas yang diserahkan, yaitu nilai appraisal tanggal transaksi yang disetujui Dewan Komisaris untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek, atau nilai kesepakatan Dewan Komisaris dan penyetor bentuk barang. b. Pengurangan modal disetor dicatat berdasarkan: 1 Jumlah uang yang dibayarkan; 2 Besarnya hutang yang timbul; atau 3 Nilai wajar aktiva non-kas yang diserahkan. c. Pengeluaran saham dicatat sebesar nilai nominal yang bersangkutan. Bila jumlah yang diterima dari pengeluaran saham tersebut lebih besar dari pada nilai nominalnya selisih yang terjadi dibukukan pada akun Agio Saham. Penyajian Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian VI Ekuitas Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia VI-5 a. Penyajian modal dalam neraca harus dilakukan sesuai dengan ketentuan pada anggaran dasar perusahaan dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan hubungan keuangan yang ada. b. Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominal dan banyaknya saham untuk setiap jenis saham harus dinyatakan dalam neraca.

5. Jurnal

a. Pada saat penyetoran awal modal oleh pemilik secara tunai sebesar nilai nominal: Db. Kas Kr. Modal Disetor b. Pada saat penyetoran awal modal oleh pemilik secara tunai diatas nilai nominal: Db. Kas Kr. Modal Disetor Kr. Agio Saham c. Pada saat penyetoran awal modal oleh pemilik dibawah nilai nominal Db. Kas Db. Disagio saham Kr. Modal Disetor d. Penyetoran modal dalam bentuk barang Db. Aktiva yang diterima nilai wajar Kr. Modal Disetor

6. Pengungkapan