Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian IV Akuntansi Kewajiban
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia IV-18
sebagai peristiwa setelah tanggal neraca yang mempengaruhi tanggal neraca
subsequent event dan diakui sebagai koreksi saldo
laba. Jika perubahan kualitas komitmen dan kontinjensi terjadi setelah
tanggal neraca dan pemeriksaan lapangan oleh auditor eksternal telah selesai dilakukan, maka perubahan tersebut dianggap sebagai
perubahan estimasi dan diakui sebagai koreksi dalam laporan labarugi tahun berjalan.
Penyajian
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi disajikan pada neraca sebagai kewajiban.
5. Ilustrasi Jurnal
a. Pembentukan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Db. Beban estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
Kr. Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi b. Koreksi kelebihan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
1 jika diketahui pada masa subsequent event
: Db. Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
Kr. Saldo laba 2 jika diketahui setelah masa
subsequent event :
Db. Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Kr. Pendapatan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
c. Koreksi kekurangan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
1 jika diketahui pada masa subsequent event
: Db. Saldo laba
Kr. Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 2 jika diketahui setelah masa
subsequent event :
Db. Beban estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Kr. Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
6. Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain: a. Ikhtisar perubahan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi dalam
tahun bersangkutan: 1 saldo awal tahun 1
2 selisih kurs penjabaran untuk estimasi dalam mata uang asing
2 3 pembentukan estimasi selama tahun berjalan 3
4 pengurangan pembentukan estimasi selama tahun berjalan 4 5 koreksi karena pengalihan komitmen dan kontinjensi ke dalam
neraca 5 6 saldo akhir tahun 1 + 2 + 3 - 4 - 5.
Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian IV Akuntansi Kewajiban
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia IV-19
b. Kebijakan dan metode yang digunakan untuk menentukan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi.
7. Ketentuan Lain-lain
Komitmen dan kontinjensi dalam mata uang asing wajib dibentuk estimasi kerugian dalam mata uang asing yang sama.
I. PINJAMAN YANG DITERIMA
1. Definisi
Pinjaman yang diterima adalah dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai
dengan persyaratan dalam akad.
2. Dasar Pengaturan
a. Pinjaman yang diterima adalah dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai
dengan persyaratan perjanjian pinjaman. Pinjaman subordinasi dan simpanan masyarakat tidak termasuk dalam pengertian ini. PSAK 31:
Akuntansi Perbankan, paragraf 11
b. Dalam hal bank bertindak sebagai penerima pinjaman qardh
, kelebihan pelunasan kepada pemberi pinjaman
qardh diakui sebagai beban. PSAK
59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 143
c. Selain pengungkapan dalam PSAK 1 revisi 1998, bank harus meng-
ungkapkan perincian pinjaman yang diterima mengenai: 1 Jenis pinjaman yang diterima;
2 Jenis mata uang rupiah dan mata uang asing; 3 Perikatan yang menyertainya; dan
4 Nilai aktiva bank yang dijaminkan. PSAK 31: Akuntansi Perbankan,
paragraf 130 3.
Penjelasan
a. Pinjaman yang diterima, antara lain: 1 Pinjaman dari Bank Indonesia hanya berupa Fasilitas Pendanaan
Jangka Pendek berdasarkan Prinsip Syariah FPJPS untuk mengatasi kesulitan likuiditas.
2 Pinjaman dari bank lain diantaranya adalah Pembiayaan Komersial Luar Negeri PKLN, dana
Two Step FinancingLoan berdasarkan
prinsip syariah dan fasilitas pendanaan jangka pendek lainnya. 3 Pinjaman
qardh merupakan pinjaman yang tidak mempersyaratkan
adanya imbalan. Namun demikian, peminjam dana diperkenankan untuk memberikan imbalan.
4 Jika simpanan bank pada bank syariah lain berupa giro bersaldo negatif maka saldo negatif tersebut diakui sebagai pinjaman
qardh .
b. Bank memberikan imbalan atas pinjaman yang diterima. Atas imbalan yang diberikan kepada pihak lain bukan bank, bank memungut pajak
Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian IV Akuntansi Kewajiban
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia IV-20
penghasilan. Apabila pihak yang memberikan pinjaman adalah bank maka bank syariah tidak memungut pajak penghasilan.
c. Atas pinjaman yang diterima, terdapat biaya-biaya yang harus dikeluarkan
oleh bank antara lain biaya administrasi, biaya notaris dan lain-lain.
4. Perlakuan Akuntansi