Pengungkapan Ketentuan Lain-lain Definisi Dasar Pengaturan Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 143

Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian IV Akuntansi Kewajiban Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia IV-18 sebagai peristiwa setelah tanggal neraca yang mempengaruhi tanggal neraca subsequent event dan diakui sebagai koreksi saldo laba. Jika perubahan kualitas komitmen dan kontinjensi terjadi setelah tanggal neraca dan pemeriksaan lapangan oleh auditor eksternal telah selesai dilakukan, maka perubahan tersebut dianggap sebagai perubahan estimasi dan diakui sebagai koreksi dalam laporan labarugi tahun berjalan. Penyajian Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi disajikan pada neraca sebagai kewajiban.

5. Ilustrasi Jurnal

a. Pembentukan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Db. Beban estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Kr. Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi b. Koreksi kelebihan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 1 jika diketahui pada masa subsequent event : Db. Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Kr. Saldo laba 2 jika diketahui setelah masa subsequent event : Db. Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Kr. Pendapatan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi c. Koreksi kekurangan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 1 jika diketahui pada masa subsequent event : Db. Saldo laba Kr. Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 2 jika diketahui setelah masa subsequent event : Db. Beban estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Kr. Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi

6. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain: a. Ikhtisar perubahan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi dalam tahun bersangkutan: 1 saldo awal tahun 1 2 selisih kurs penjabaran untuk estimasi dalam mata uang asing 2 3 pembentukan estimasi selama tahun berjalan 3 4 pengurangan pembentukan estimasi selama tahun berjalan 4 5 koreksi karena pengalihan komitmen dan kontinjensi ke dalam neraca 5 6 saldo akhir tahun 1 + 2 + 3 - 4 - 5. Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian IV Akuntansi Kewajiban Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia IV-19 b. Kebijakan dan metode yang digunakan untuk menentukan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi.

7. Ketentuan Lain-lain

Komitmen dan kontinjensi dalam mata uang asing wajib dibentuk estimasi kerugian dalam mata uang asing yang sama.

I. PINJAMAN YANG DITERIMA

1. Definisi

Pinjaman yang diterima adalah dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan dalam akad.

2. Dasar Pengaturan

a. Pinjaman yang diterima adalah dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman. Pinjaman subordinasi dan simpanan masyarakat tidak termasuk dalam pengertian ini. PSAK 31: Akuntansi Perbankan, paragraf 11 b. Dalam hal bank bertindak sebagai penerima pinjaman qardh , kelebihan pelunasan kepada pemberi pinjaman qardh diakui sebagai beban. PSAK

59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 143

c. Selain pengungkapan dalam PSAK 1 revisi 1998, bank harus meng- ungkapkan perincian pinjaman yang diterima mengenai: 1 Jenis pinjaman yang diterima; 2 Jenis mata uang rupiah dan mata uang asing; 3 Perikatan yang menyertainya; dan 4 Nilai aktiva bank yang dijaminkan. PSAK 31: Akuntansi Perbankan, paragraf 130 3. Penjelasan a. Pinjaman yang diterima, antara lain: 1 Pinjaman dari Bank Indonesia hanya berupa Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek berdasarkan Prinsip Syariah FPJPS untuk mengatasi kesulitan likuiditas. 2 Pinjaman dari bank lain diantaranya adalah Pembiayaan Komersial Luar Negeri PKLN, dana Two Step FinancingLoan berdasarkan prinsip syariah dan fasilitas pendanaan jangka pendek lainnya. 3 Pinjaman qardh merupakan pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan. Namun demikian, peminjam dana diperkenankan untuk memberikan imbalan. 4 Jika simpanan bank pada bank syariah lain berupa giro bersaldo negatif maka saldo negatif tersebut diakui sebagai pinjaman qardh . b. Bank memberikan imbalan atas pinjaman yang diterima. Atas imbalan yang diberikan kepada pihak lain bukan bank, bank memungut pajak Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian IV Akuntansi Kewajiban Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia IV-20 penghasilan. Apabila pihak yang memberikan pinjaman adalah bank maka bank syariah tidak memungut pajak penghasilan. c. Atas pinjaman yang diterima, terdapat biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh bank antara lain biaya administrasi, biaya notaris dan lain-lain.

4. Perlakuan Akuntansi